Penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan tidak selalu berjalan dengan lancar, karena kemajuan teknologi tidak selalu diikuti dengan kualitas sumber daya manusia.
Pada saat WHO menyampaikan pengumuman dan menyatakan bahwa Covid-19 sebagai wabah pandemi global di seluruh dunia, lalu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengajak semua pihak di dunia pendidikan untuk bergerak menghadapi virus tersebut.
Mendikbud Nadiem Makarim menghimbau Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, Pimpinan Perguruan Tinggi, Kepala Sekolah di seluruh Indonesia untuk melakukan langkah-langkah mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan instansi pendidikan.
Ada 2 surat edaran yang telah dikeluarkan Kemendikbud terkait virus corona; (1) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud dan (2) Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan. Lalu karena perkembangan wabah virus Covid-19 yang semakin menyebar, maka Mendikbud Nadiem Makarim mengeluarkan surat edaran tentang pembelajaran daring di satuan pendidikan dan bekerja di rumah bagi pegawai sebagai upaya pencegahan penyebaran virus covid-19.
Di dunia pendidikan, google memberikan layanan google for education. Banyak layanan google yang dapat kita gunakan sebagai media dalam kegiatan pendidikan di dunia. Diantaranya adalah Google-Form, dan masih banyak lagi aplikasi dalam bidang pendidikan. Google-Form ialah salah satu aplikasi google bebas bayar yang fungsinya untuk membuat formulir pengumpulan informasi maupun kuis secara online dan juga sebagai media pembelajaran bagi guru dan siswa.
Aplikasi Google-Forms dipilih untuk media pembelajaran dan digunakan dalam pembelajaran karena guru pasti pernah mengikuti workshop pemanfaatan media Google-Forms dalam pembelajaran.
Penggunaan Google-Form tersebut lebih banyak digunakan oleh guru dibandingkan aplikasi yang lainnya, karena dengan alasan kemudahan dalam proses pembuatan dan penggunaannya itu sendiri. Sehingga jika ada kendala teknis penggunaan bisa bertanya pada guru yang lain yang lebih menguasai penggunaan Google-Form tersebut.
Walaupun banyak kelebihan, Google-Form memiliki kelemahan yaitu terkadang Google-Form error sehingga tidak dapat diakses. Kendala kuota dan sinyal juga kerap membuat penggunaan Google-Form menjadi tidak optimal.
Hasil observasi menggunakan angket menunjukkan bahwa 96,7% pelajar dan guru sudah mengetahui terkait penggunaan Google Form, lalu 73,3 sudah aktif menggunakan Google-Form dalam aktivitas pembelajaran dan 63,3% Google-form ini sudah digunakan dengan baik.
Sedangkan untuk kelebihan 3,1% dan kekurangannya berada pada persentase 6,7 % dengan alasan terdapat gangguan sinyal dan kuota lebih tinggi. Selain itu, hasil angket menunjukkan bahwa 3,1%, sampai dengan 6,7% responden tidak mengalami hambatan dalam menggunakan Google-Form. Namun 13,3% lebih banyak mengalami hambatan dengan alasan kuota dan gangguan sinyal di daerah terpencil dan tidak semua anak mempunyai gawai.
Kesimpulannya yaitu Google-Form merupakan media yang bisa dijadikan salah satu inovasi pembelajaran karena dapat membantu guru dan siswa dalam pembelajaran. Khususnya dalam pengerjaan tugas, ulangan dan penilaian. Namun pada kenyataan di lapangan, penggunaan google form kurang cocok diterapkan di sekolah yang letak geografisnya terpencil atau pedesaan, karena kendala handphone, kuota dan sinyal.
Oleh karena itu dalam penggunaan Google-Form perlu diperhatikan pemerataannya.