Di era otonomi daerah, pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pemerintahan desa. Namun, Desa Kertayasa di Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, berhasil membuktikan bahwa dengan strategi yang tepat dan kepemimpinan yang inovatif, target pemungutan PBB bukan sekadar angan-angan. Prestasi gemilang diraih desa ini dengan menyabet juara pertama tingkat Kecamatan Kramat dari tahun 2022 – 2024 dan juara ketiga tingkat Kabupaten Tegal dalam pencapaian target PBB tahun 2024.
Kepemimpinan Visioner sebagai Fondasi
Purwoko Hendro Winarno, Kepala Desa Kertayasa, memimpin dengan visi yang jelas tentang pengelolaan pajak desa. “Kami memahami bahwa PBB bukan sekadar instrumen fiskal, tetapi merupakan cerminan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,” ujarnya saat menerima piagam penghargaan di kantor Kabupaten Tegal.
Di bawah kepemimpinannya, Desa Kertayasa mengembangkan sistem pengelolaan PBB yang terintegrasi, melibatkan seluruh elemen masyarakat, dari tingkat RT hingga desa. “Kesuksesan ini adalah hasil kerja keras kolektif. Kami membangun sistem yang transparan dan akuntabel, sehingga masyarakat bisa melihat langsung manfaat dari pajak yang mereka bayarkan,” tambahnya.
Kunci Keberhasilan
“Kunci keberhasilan kami adalah pendekatan personal kepada warga,” ungkap Purwoko Hendro Winarno, Kepala Desa Kertayasa, saat menerima piagam penghargaan. Ia menekankan bahwa kesuksesan ini merupakan hasil kerja keras seluruh perangkat desa dan dukungan masyarakat.
Inovasi dalam Pengelolaan Keuangan
Eva Maria, yang menjabat sebagai Kaur Keuangan Desa Kertayasa, menjadi motor penggerak dalam implementasi sistem pengelolaan PBB yang inovatif. Sebagai koordinator pemungut pajak (kopak), ia menerapkan sejumlah terobosan yang signifikan:
- Digitalisasi Data dan Administrasi
- Pembaruan database wajib pajak secara berkala
- Sistem pencatatan digital yang terintegrasi
- Pembuatan peta potensi PBB berbasis geografis
2. Program Jemput Bola Terstruktur
- Jadwal kunjungan rutin ke setiap RT/RW
- Layanan pembayaran mobile di hari libur
- Pendampingan khusus bagi wajib pajak lanjut usia
3. Edukasi dan Sosialisasi Berkelanjutan
- Pertemuan rutin tingkat RT/RW
- Workshop pengelolaan keuangan keluarga
- Sosialisasi pemanfaatan dana PBB untuk pembangunan desa
4. Sistem Insentif dan Apresiasi
- Penghargaan untuk RT/RW dengan pencapaian terbaik
- Program reward untuk pembayaran tepat waktu
- Pengakuan publik bagi wajib pajak teladan
Eva Maria, Kaur Keuangan Desa Kertayasa, menjadi salah satu tokoh kunci di balik prestasi ini. Sebagai koordinator pemungut pajak (kopak), ia menerapkan strategi inovatif yang membuahkan hasil maksimal. “Kami tidak sekadar memungut pajak, tapi juga mengedukasi warga tentang pentingnya PBB bagi pembangunan desa,” jelasnya.
- Beberapa strategi yang diterapkan Desa Kertayasa meliputi:
- Pendataan yang akurat dan terbarui
- Sosialisasi rutin ke setiap RT/RW
- Sistem jemput bola untuk memudahkan pembayaran
- Pemberian reward bagi RT/RW dengan pencapaian terbaik
- Transparansi penggunaan dana PBB untuk pembangunan desa
Prestasi Desa Kertayasa membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan kerja sama yang solid antara perangkat desa dan masyarakat, target pemungutan PBB bukan sekadar mimpi. Model pengelolaan PBB Desa Kertayasa bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia.
Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa pengelolaan pajak di tingkat desa dapat berjalan efektif ketika dilandasi transparansi dan kepercayaan masyarakat. Desa Kertayasa telah membuktikan bahwa pembayaran PBB bukan sekadar kewajiban, tapi juga bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
