Sabtu, Oktober 12, 2024

Siapa Diuntungkan dengan Skandal VA?

Raylis Sumitra
Raylis Sumitra
Presedium PENA 98 (Perhimpunan Nasional Aktivitis 98) Jawa Timur Mantan Jurnalis pengemar kopi

Ibarat hujan disiang bolong. Skandal prostitusi online yang melibatkan salah satu artis ber-inisial VA, meredahkan tensi isu Pemilihan Presiden yang semakin memanas. Lalu siapakah pihak yang diuntungkan dengan skandal prostitusi online ini?

Belum genap sepekan perjalan tahun 2019, publik langsung disajikan dengan tiga isu bombastis. Diantaranya, isu tentang selang transimisi dari Rumah Sakit RSCM, yang dilontarkan calon Presiden Prabowo.

Sandiaga Uno yang berstatmen, kalau dirinya membangun Tol Cipali tanpa hutang. Dan yang tidak kalah sensasionalnya, pernyataan  Andi Arief tentang 7 kontener kertas suara di Pelabuhan Tanjung Priok. Melalui twittanya, Andi Arif mengatakan, bahwa ada kabar penemuan 7 konteiner kertas suara yang sudah dicoblos untuk nomer urut 01. Dia meminta KPU segera mengecek kabar tersebut.

Kontan saja, twittan tersebut membanjiri ruang publik dunia maya.  Polemik didunia maya terhadap berita yang diketahui hoaks tersebut, menjadi trending topic media sosial. Ya, isu tersebut sangatlah sensitif. Bahkan, KPU merasa bahwa isu ini sebuah delegitimasi pelaksanaan pemilu. Ketua komisioner KPU Arif Budiman, mengatakan, hal tersebut harus menjadi perhatian khusus KPU. Karena akan memunculkan stigma negative masyarakat terhada proses demokrasi 2019 mendatang. Bahkan, Arif mengatakan, hal tersebut harus dilawan.

Ditengah polemik pro-kontra tentang twittan tersebut, yang belum klimaks. Publik tersentak dengan berita Polda Jawa Timur, membongkar prostitusi online disalah satu hotel di Surabaya. Dalam penangkapan tersebut,  mengamankan artis ber-inisial VA dan salah satu pembawa acara progam dewasa berinisal AV.  Selain itu, aparat kepolisian juga mengamankan salah dua orang yang diduga mucikari dan  satu penikmat  bisnis esek-esek berbasis online tersebut.

Yang membuat berita penangkapan tersebut menjadi sensasional. Dan langsung mengeser polemik berita 7 kontener kertas suara adalah pengakuan tarif prostitusi online tersebut.  Kepada petugas para tersangka, mengaku tarifnya sekali main 80 juta dan 25 juta. Sebuah angka yang wow, dalam urusan pemuasaan nafsu. 80 juta sebuah angka yang fantastis ditengah isu krisis kesulitan ekonomi saat ini.

Harga cinta satu malam sebesar 80 juta tersebut, memang bukan hal yang biasa. Sehingga mampu mengalahkan, polemik pemberitaan kertas suara.  Nama artis VA yang diketahui bernama Vanassa Angel, menjadi trending topic. Mengalahkan Andy Arif yang menyebarkan berita bohong lewat twittannya.

Lalu Siapa Yang Diuntungkan?

Kemudian, pertanyaannya siapa yang diuntungkan dengan kemunculan berita skandal VA ini?  Tentu saja, munculnya skandal VA tersebut, mempengaruhi perhatian publik kepada pelaksanaan pemilihan Presiden 2019. Pelaksanaan pemilu akan menentukan legitimasi pemerintahan kedepan.  Sehingga pemilu yang jujur dan adil mejadi harapan masyarakat  Indonesia.

Andi Arif yang merupakan biang dalam polemik kertas suara, ber-argumentasi bahwa twitannya hanya sebatas memberikan informasi saja. Agar KPU melakukan pengecekan lapangan tentang kabar kertas suara yang diperkirakan 7 juta tersebut.  Alhasil, dalam pemeriksaan lapangan yang dilakukan KPU, apa yang diutarakan Andi Arif ini tidak terbukti. Dalam peninjaun yang dilakukan KPU tidak ada ada kabar tersebut. KPU juga melakukan klarifikasi dengan pihak terkait tentang keberadaan kontener kertas suara yang informasinya dari Cina. Hasilya, tidak tidak terbukti.

Aparat kepolisian segera akan merespon beberapa laporan tuduhan penyerabaran berita bohong yang dilakukan Andi Arif.  Laporan beberapa pihak akan diteruskan aparat kepolisian, untuk membuktikan tindakan penyebaran berita bohong tersebut.

Sementara itu, proses hukum sedang berjalan untuk membuktikan twittan Andi Arief. Apakah memenuhi unsur penyebaran berita bohong atau tidak. Kubu Pasangan Capres – Cawapres  Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin, menilai bahwa apa yang dilakukan Andi Arif adalah bagian skenario menjatuhkan legitimasi pemerintahan Petahana. Menginggat upaya-upaya kebohongan sebelumnya yang dilakukan kubu Prabowo dan Sandi.   Seperti, Hoaks yang dilakukan Ratna Sarumpaet.

Bagi kubu Jokowi – Kiai Ma’ruf Amin, penyebaran berita bohong, fitnah, SARA adalah cara-cara kompetitornya.  Begitu juga apa yang dilakukan Andi Reza saat ini. Yaitu untuk menciptakan kegaduhan dimasyarakat. Sehingga jalur hukum harus ditegakkan. Andi Arif harus diproses secara hukum untuk mempertangung-jawabkan twittannya tersebut.

Apabila melihat hal tersebut, sudah tentu pihak yang diuntungkan dalam skandal VA adalah pihak Prabowo dan Sandi.  Daya sensasi prostitusi online dengan tarif waow tersebut. Telah mempengaruhi perhatian publik terhadap berita bohong kertas suara. Perhatian publik terbelokkan dengan skandal tersebut. Sehingga persepsi bahwa Prabowo-Sandi, mengunakan strategi menyebar berita bohong dalam kampanye. Tertolong dengan kasus VA ini.

Raylis Sumitra
Raylis Sumitra
Presedium PENA 98 (Perhimpunan Nasional Aktivitis 98) Jawa Timur Mantan Jurnalis pengemar kopi
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.