Minggu, November 3, 2024

Serie A, AC Milan dan Corona

Moh Ali Sukron
Moh Ali Sukron
Penikmat Baca, Nulis, Ndesain dan Moto
- Advertisement -

Bagi anak yang lahir tahun 70’an sampai awal 90’an, berbicara sepak bola akan lebih banyak bicara soal Seria A. Serie A menjadi kompetesi paling ternama di seluruh dunia di tahun 80’an sampai akhir 90’an.

Kepopuleran Liga Italia jauh mengungguli kompetisi Premier League, La Liga maupun Bundesliga. Tak heran, Serie A menjadi magnet bagi pemain top-top dunia.

Sebut saja Dzmoir Boban, Juan Sebastian Veron, Hernan Crespo, Fabio Cannavaro, Paolo Maldini, Lilian Thuram, Marco Van Basten, Alessandro Del Piero, Zinedine Zidane, George Weah, Gabriel Batistuta, Roberto Bagio, Ronaldo de Lima dan masih deretan bintang lainnya yang belum disebutkan adalah bintang-bintang yang merumput di Liga Italia kala itu.

Ada beberapa faktor yang menjadi alasan kejayaan Serie A di massa itu. Pertama Silvio Berlusconi, Pemilik sebuah perusahaan media masa mengakusisi Ac Milan. Dengan Silvio Berlusconi mengakusisi AC Milan menandai era industri dalam sepakbola, yang itu berarti mengangkat merek Serie A secara umum.

Kedua, terpilihnya Italia menjadi tuan rumah Piala Dunia 1990. Dengan seluruh perhatian pecinta sepakbola ke Negeri Pizza tersebut, infrastruktur dan sarana prasarana seperti komplek latihan dan stadion dibangun dan direnovasi ulang.

Ketiga, mendominasinya klub-klub Liga Italia merajai Eropa. Setidaknya sepuluh kali tim Italia menjadi finalis Liga Champions dengan 5 musim diantaranya keluar sebagai juara. Di Liga Eropa lebih dahsyat lagi, kompetisi kasta kedua di benua Eropa. Tercatat Tim Italia sepuluh kali keluar sebagai finalis, 4 kali menciptakan all Italian final, dan 8 kali keluar sebagai juara.

Keempat, lahirnya individu-individu hebat. Francesco Totti, Roberto Bagio, Paolo Maldini, Alessandro Del Piero, Alessandro Nesta dan Fabio Cannavaro adalah deretan nama yang memiliki permainan mengagumkan.

Dari empat alasan diatas, yang menurut saya Liga Italia mencapai puncak keemasannya. Hingga akhirnya di tahun 2006 skandal Calciopoli terkuak, yang menjadi alasan runtuhnya kejayaan Liga Italia.

Disamping itu juga krisis ekonomi di tahun 2008 menjadikan klub-klub Liga Italia tak mampu membeli pemain-pemain top dunia. Sehingga berakibat Liga Italia tidak lagi menarik bagi penyiar televisi.

Nah, karena saya lahir di tahun 1990, Ac Milan menjadi klub faforit saya. Apa yang diucapkan Rui Costa benar adanya. Gelandang serang Ac Milan di tahun 2000-an menyampaikan, sekali Ac Milan mengalir dalam pembuluh darahmu, maka itu akan mengalir selamanya.

- Advertisement -

Saya mengenal dan mulai mengagumi Ac Milan dimulai tahun 1999, dimana sang predator gol, striker hebat dan cerdas merumput di Ac Milan, yakni Adriy Shevchenko. Hingga kini, tahun 2020. Ac Milan masih menjadi klub favorit saya.

Tahun 2020, Milaniti (penggemar Ac Milan) di Indonesia mencapai 5 juta fans. Seperti dilansir di Bola.com. Presiden Ac Milan, Paolo Scaroni menyampaikan kebanggannya, karena memiliki jutaan fans di Indonesia.

“Jika ingin memenangkan jutaan penggemar, yang harus anda lakukan adalah bermain di waktu yang kompatibel dengan zona waktu mereka.”ungkapnya pada media.

Ac Milan juga menjadi klub favorit para pemain bintang, sebut saja Carles Puyol, Edin Dzeko, Wesley Seneijder dan David Beckham. Bahkan orang-orang tersohor di dunia mengagumi Ac Milan, pembasket Kobe Bryant, petenis Novak Djokovic, pembalap Felipe Massa, Dovizioso, Iannone, vokalis Bon Jovi, Jon Bon Jovi dan lain sebagainya.

Sebagai Milanisti jarak jauh, yang menikmati permainan sepakbola dari balik layar kaca, hampir setiap pertandingan saya tonton. Kadang, nonton bareng dengan sesama Milanisti, ini menjadi kebahagiaan tersendiri karena dapat berkumpul bareng dengan para pecinta Ac Milan.

Hingga akhirnya, virus corona muncul di akhir tahun 2019 yang mengakibatkan aktifitas-aktifitas di dunia harus di tunda. Dampak yang dihasilkan dari pandemi ini bukan hanya kesehatan, tapi juga sosial ekeonomi hingga olahraga.

Sepakbola yang menjadi olahraga favorit di dunia, harus dihentikan. Dari liga-liga top Eropa hingga Liga Indonesia kompak untuk menghentikan kompetisinya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap seluruh elemen yang terkait dalam keberlangsungan sepakbola. Mencegah penyebaran virus yang lebih massif.

Namun, pada tanggal 21 Juni 2020, Liga Italia resmi bergulir kembali. Seperti dilansir di Instagram RCTISport, “ada yang balik, tapi bukan mantan.”

Siapa yang tak senang sepakbola berkompetisi lagi, melihat klub kesayangan tayang kembali di televisi. Corona memang membuat kita hidup dalam ketidakpastian. Kepastian akan hilangnya virus corona itu kapan.

Sepakbola memberikan rasa tawar yang menyehatkan. Sepakbola bisa menjadi terapi di tengah pandemi. Menurut mantan pemain Timnas Italia, Gianfranco Zola, kembalinya laga-laga di kompetisi top Eropa menjadi secercah harapan masyarakat dikala pandemic.

“Saya percaya jika sepakbola bisa bertindak sebagai terapi karena itu meningkatkan mood anda, bukan hanya sekadar simbol kelahiran kembali atau balik ke normalitas. Kita semua merindukan sepakbola, tetapi juga memiliki hal-hal lain untuk dipikirkan,” kata Zola kepada Corriere dello Sport.

Seperti yang disampaikan oleh Ibnu Sina, pakar kedokteran Islam “Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah langkah awal kesembuhan.”

Maka dari itu, sepakbola diyakini bisa menjadi obat di kala pandemi. Karena sepakbola menawarkan kebahagiaan, sepakbola memberikan hiburan, sepakbola menyajikan keindahan, sepakbola adalah seni.

Kembalinya kompetisi-kompetisi liga-liga top Eropa semoga menjadi pertanda baik akan hilangnya virus corona di dunia.

Moh Ali Sukron
Moh Ali Sukron
Penikmat Baca, Nulis, Ndesain dan Moto
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.