Jumat, Oktober 11, 2024

Serangan Siber Israel di Pusat Pengembangan Nuklir Iran

Muhamad Munir
Muhamad Munir
Pengembara Timur Tengah

Pada 12 April 2021, Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran/Atomic Energy Organization of Iran (AEOI), Behrouz Kamalvandi, mengkonfirmasi terjadi ledakan di bagian fasilitas pengayaan nuklir di Natanz, namun tidak menyebabkan polusi nuklir dan korban jiwa. Konfirmasi tersebut dinyatakan setelah stasiun televisi pemerintah Iran melaporkan situs nuklir Iran Natanz mengalami masalah pada hari Minggu yang melibatkan jaringan distribusi listriknya.

Insiden terjadi hanya beberapa jam setelah menggunakan sentrifugal baru yang canggih untuk lebih cepat memperkaya uranium. Sementara itu, seorang anggota parlemen juru bicara komite energi parlemen Iran, Malek Shariati Niasar, menulis menyatakan insiden ini sangat mencurigakan serta terdapat upaya sabotase dan infiltrasi.

Hal senada juga telah disampaikan oleh Kepala AEOI, Ali Akbar Salehi bahwa tindakan terhadap pusat pengayaan nuklir Natanz menunjukkan kekalahan para penentang kemajuan industri dan politik negara dalam mencegah perkembangan signifikan industri nuklir, serta mengaitkan insiden tersebut dengan kesepakatan nuklir, dengan mengatakan hal itu dilakukan oleh mereka yang menentang negosiasi nuklir untuk mencabut sanksi AS. Oleh karena itu, perlunya konfrontasi oleh badan-badan internasional dan (Badan Energi Atom Internasional) melawan terorisme nuklir ini.

Di sisi lain, sejumlah media Israel, termasuk Times of Israel dan Jerusalem Post, merilis laporan bahwa fasilitas nuklir Iran di Natanz mengalami kerusakan parah dan meluas sebagai akibat dari serangan siber. Media tersebut juga menyampaikan bahwa dinas intelijen Iran, Mossad sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan siber, serta diyakini bukan kecelakaan. Meskipun belum ada bukti dan Pejabat Israel sejauh ini belum memberikan komentar publik tentang insiden tersebut.

Pada awalnya pemerintah Iran hanya menyampaikan kecelakan failitas nuklir Natanz mengalami ledakan misterius di pusat aliran listrik. Namun setelah penyelidikan berlangsung terdapat indikasi serangan maya/siber yang merusak system kelistrikan dipusat aliran listrik kinfigurasi canggih sehingga kemudian berkembang menjadi serangan siber teroris dan upaya sabotase yang dikomformasi oleh sejumlah pejabat Iran. Hal ini merupakan insiden terbaru yang terjadi di salah satu situs nuklir paling aman di Teheran di tengah fokus negosiasi kesepakatan nuklir dengan kekuatan dunia.

Prediksi serangan siber dengan indikasi bahwa sebelumnya fasilitas sentrifugal nuklir Natanz juga telah menjadi sasaran virus komputer Stuxnet. Virus komputer Stuxnet, ditemukan pada tahun 2010 dan secara luas diyakini sebagai ciptaan bersama AS-Israel.

Akhir-akhir ini, Iran terus menuding Israel yang merupakan musuh bebuyutan Iran sebagai dalang dari sejumlah serangan terkait program nuklir Iran baik secara fisik seperti pembunuhan sejumlah ilmuwan nukllir Iran, termasuk Mohsen Fakhrizadeh. Hal ini juga diperkuat dengan sejumlah pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa program nuklir Iran ancaman utama Israel. Oleh karena itu, melawan Iran dan proksi-proksinya merupakan tugas utama pemerintahan Israel.

Serangan siber ini juga diprediksi sebagai bentuk ketidaksenangan Israel atas kemajuan negosiasi Rencana Aksi Komprehensif Bersama/Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang juga didukung oleh Presiden Baru Amerika Serikat Joe Biden, sehingga kekuatan dunia yang terdiri dari Iran, China, Rusia, Jerman, Prancis, dan Inggris sedang melakukan pertemuan Wina ibukota Austria. Pertemuan tersebut dalam rangka menindaklanjuti hasil pertemuan sebelumnya secara virtual minggu lalu terkait upaya memulihkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia.

Direktur Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, juga hadir di Wina, serta secara terpisah melakukan pertemuan dengan perwakilan Iran. Efektivitas hasil pertemuan mulai menampakan hasilnya, di mana Korea Selatan telah sepakat untuk mencairkan uang milik Iran sebesar US$ 7 miliar yang sebelumnya dibekukan atas dasar sanksi Amerika Serikat, serta Perdana Menteri Korea Selatan, Chung Sye-kyun, saat ini sedang melakukan kunjungan resmi ke Tehran, Iran

Fasilitas sentrifugal nuklir Natanz menjadi titik hotspot kekhawatiran Barat tentang program nuklir Iran sejak 2002, ketika foto-foto satelit menunjukkan Iran membangun fasilitas sentrifugal bawah tanahnya di lokasi itu, sekitar 200 kilometer (125 mil) selatan ibu kota, Teheran.

Selain itu, Badan Energi Atom Internasional juga mengkonfirmasi bahwa Iran terus mempercepat program nuklirnya dalam beberapa pekan terakhir dengan memperkaya uranium dan memasang sentrifugal baru di proyek bawah tanah Natanz yang langsung ditanggapi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan menggelar pertemuan dihadiri para pejabat keamanan dan militer senior Israel, termasuk Menteri Pertahanan Benny Gantz, Panglima Militer Aviv Kochavi dan para pejabat Kementerian Pertahanan dan Keuangan.

Ketegangan antara Iran dan Israel akan semakin meningkat yang tidak menutup kemungkinan terjadinya konfontasi terbuka yang saat ini tengah mulai saling serang terhadap kapal komersial baik oleh Iran maupun Israel di perairan Teluk.

Selain itu, Peningkatan kualitas dan kuantitas uranium Iran akan meresahkan sejumlah negara, terutama sekutu AS-Israel, karena Iran dianggap ancaman utama mereka di kawasan. Pemerintah Iran tetap dalam pendiriannya untuk melanjutkan program nuklirnya tanpa mematuhi kesepakatan JCPOA, terkecuali negara kekutan dunia berhasil menekan AS untuk mencabut semua sanksinya.

Muhamad Munir
Muhamad Munir
Pengembara Timur Tengah
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.