Masyarakat Jakarta telah bersiap-siap menantikan Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru berbagai persiapan telah dilakukan mulai dengan menghiasi balai kota dengan papan bunga dan berbagai ucapan selamat.
Bumi Jakarta akan berkumandang menantikan pemimpin baru yang akan memimpin, mengelola, dan menata kota Jakarta Lima tahun ke depan. Harapan dibalut kerinduan masyarakat kota Jakarta membawa berkah kepada seluruh penghuni kota Jakarta.
Yang lama telah berlalu kini yang baru sudah datang. Kini saatnya masyarakat Jakarta menagih janji dan pernyataan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Gubernur dan Wakil Gubernur akan dilantik hari senin tanggal 1 6 Oktober 2017.
Dengan pemimpin baru, maka Jakarta diharapkan bisa berubah dan menjadi Kota teladan di Indonesia. Jakarta merupakan ibu kota Negara, di kota ini berjuta masyarakat tinggal dan bekerja berharap perubahan terjadi di kota ini.
Siapa lagi yang tidak mengenal kota Jakarta. Kota sejuta impian dan sejuta harapan,tentunya tidak mudah bagi pemimpin kota ini, untuk membenahi dan memperbaiki masalah yang ada di kota ini. Jakarta terkenal dengan kota paling macet di dunia, kota tersibuk, kota yang tingkat kemiskinannya tinggi dan kota yang selalu dilanda banjir dan masalah lainnya.
Memimpin Jakarta butuh kecerdasan dan kebijaksanaan dalam menatanya. Tentunya semua itu telah dipikirkan oleh pemimpin baru dengan janji-janji politik yang telah dinyatakan sebelum terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur.
Belum terlepas diingatan masyarakat janji yang telah dinyatakan oleh Gubernur dan wakil gebernur terpilih dengan membuat DP rumah 0%, tidak akan menggusur, membuka 200 ribu lapangan kerja baru serta mengaktifkan 44 pos pengembangan kewirausahaan warga. Dengan jargon maju kotanya, bahagia warganya, tentunya janji itu akan di penuhi.
Merunut sejarah pemilihan Gubernur dan wakil gubernur Jakarta yang di warnai masalah seperti masalah penodaan agama yang hampir merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Banyak terjadi hujat-menghujat diantara umat beragama, beberapa kali demontrasi besar-besaran dan penyebaran isu-isu kebencian.
Pemilihan Gubernur dan Wakil gubernur Jakarta menelan tenaga, pikiran, persatuan, dan kesatuan bangsa, kini berubah menjadi sukacita yang patut disyukuri.
Dengan perjalanan dan problematikan demokrasi Jakarta saat memilih pemimpinnya, kini saatnya untuk mengerjakan amanah yang telah diberikan masyarakat. Setiap pemimpin yang terpilih adalah pemimpin yang telah diamanahkan rakyat untuk mencapai harapan-harapan perubahan di kota Jakarta.
Masyarakat berharap adanya perubahan dan kemajuan sebagai kota teladan di Indoensia. Dari kedua pemimpin sebelumnya Jokowi dan Ahok telah membawa kota Jakarta sebagai kota yang bersih, ramah dan kota yang indah serta bebas dari korupsi. Membuat kota Jakarta menjadi kota yang layak huni dan peningkatan pembangunan manusia. Harapan besar kepada pemimpin baru juga demikian.
Masyarakat menantikan janji-janji yang telah dinyatakan dan jangan sesekali menghianati rakyat. Masyarakat butuh bukti bukan janji. Masyarakat sudah bosan dengan janji manis, rindu dengan bukti nyata.
Beberapa janji politik telah diberikan dan dinyatakan harapannya, janji itu di penuhi, kalau janji itu di penuhi maka masyarakat akan suka dan setia kepada pemimpinnya. Jikalau tidak di penuhi, maka akan timbul kekecewaan dan pemberontakan.
Kita yakin dengan pengalaman dan ilmu yang dimiliki Gubernur dan wakil gubernur yang terpilih bisa melakukannya. Gubernur dan wakil gubernur memiliki kapasitas dan kredibilitas dalam memimpin kota Jakarta. Masyarakat Jakarta ingin perubahan besar terjadi di Jakarta, dengan ekspektasi harapan yang besar kepada pemimpin baru sebagai kota “Oke Oce”.
Jangan sampai karena pihak-pihak yang berkepentingan dan para mafia demokrasi Pemimpin Jakarta lari dari amanah yang diberikan masyarakat. Jangan sampai kota Jakarta masuk ke lobang masalah yang sama.
Apa yang telah baik dilakukan oleh pemimpin sebelumnya ditingkatkan dan segala perencanaan yang akan dilakukan, biarlah itu semata-mata untuk kesejahteraan masyarakat.
Selamat kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, amanah rakyat lima tahun ke depan ada di pundakmu. Rakyat ingin Jakarta menjadi kota yang aman, bersih, dan menjadi kota yang ramah. Memimpin Kota Jakarta bukan sekedar janji manis berbalut kesalehan tetapi pembuktian janji menjadi yang utama. Bekerja dengan sungguh-sungguh dan menepati janji.
Pemimpin yang bijkasana adalah pemimpin yang mengerti apa yang dikerjakannya, berkarakter baik, memahami keluhan dan jeritan rakyatnya serta melayani seluruh rakyatnya. Pemimpin yang baik menjadi teladan dan tidak mencuri uang rakyat. Pemimpin Jakarta bukan sekedar mengenal konsep pembangunan tetapi realisasi dari konsep pembangunan Jakarta harus di realisasikan dengan benar dan tepat.
Jakarta telah lama merindukan pemimpin yang bisa mengatasi masalah Jakarta. Semoga pemimpin yang baru akan membuktikan janji dan konsep pembangunan Jakarta lima tahun ke depan.