Kamis, April 25, 2024

Revolusi Industri 4.0 dan Arah Baru Pergerakan Mahasiswa

Egip Satria Eka Putra
Egip Satria Eka Putra
Mahasiswa S2 Ilmu Hukum Universitas Andalas Redaktur Seruan.id

Saat ini dunia memasuki era baru yang disebut dengan era revolusi industri 4.0. Istilah industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke empat. European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali.

Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun 1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk kegiatan produksi secara masal.

Penggunaan teknologi komputer untuk otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri. Gagasan inilah yang diprediksi akan menjadi revolusi industri yang ke empat, yakninya revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 sebenarnya juga sudah mulai berjalan di Indonesia. Terbukti dengan hadirnya beberapa startup baru seperti Traveloka, Go-Jek, Grab dan lain-lain yang telah memudahkan masyarakat, karena bisa memesan transportasi ataupun berbelanja hanya dalam satu genggaman smartphone.

Arah Baru Pergerakan Mahasiswa

Barangkali kita semua sepakat bahwa gerakan mahasiswa hari ini masih terlalu identik dengan aksi turun ke jalan, dan dianggap masih terjebak dengan romantisme era 1998 sehingga dianggap kurang terasa dampak nyatanya di masyarakat. Sekalipun ada mengenai gerakan kreatif di sosial media, hal itu dirasa masih kurang dirasa kehadirannya, terlalu monoton, kurang kreatif dalam pengemasan aksi digital, dan juga dianggap sebagai “pemanis” belaka.

Revolusi industri generasi keempat merupakan tantangan besar untuk mahasiswa saat ini. Tantangan besar ini bisa menjadi potensi besar untuk membangun gerakan mahasiswa. Akan tetapi, juga dapat menjadi ancaman untuk gerakan mahasiswa. Itu semua tergantung bagaimana kita melihat, mengolah dan menghadapinya.

Apabila mahasiswa zaman ini gagal beradaptasi dan membangun strategi, maka revolusi industri generasi keempat ini dapat menjadi suatu ancaman yang nyata dan membuat gerakan mahasiswa hari ini ditinggalkan karena dianggap tidak relevan.

Seperti yang penulis uraikan diatas bahwa pergerakan mahasiswa saat ini masih monoton mengandalkan aksi turun kejalan/demonstrasi. Sedangkan zaman semakin hari semakin berubah dan terus maju. Lantas timbul pertanyaan, apakah gerakan mahasiswa saat ini masih relevan dan mampu beradaptasi menghadapi revolusi industri generasi keempat?

Dan bagaimanakah seharusnya mahasiswa mengemas pergerakannnya sehingga bisa bertahan dan mampu menghadapi fenomena revolusi industri 4.0? Maka melalui tulisan ini penulis akan mencoba menjawab terhadap kedua pertanyaan diatas.

Terkait pertanyaan pertama, menurut hemat penulis bahwa pergerakan mahasiswa saat ini berupa aksi-aksi heroik turun kejalan/demonstrasi masih relevan untuk diterapkan pada zaman sekarang dan harus kita tingkatkan. Dengan aksi demonstrasi memberikan jalan bagi kita untuk menggiring opini ditengah-tengah masyarakat dan sekaligus memberikan sosialisasi dan pencerdasan politik dan hukum kepada masyarakat luas.

Aksi turun kejalan tidak bisa kita remehkan dan dikesampingkan begitu saja. Karena melalui aksi turun kejalan memberikan isyarat kepada penguasa yang zalim bahwa kebenaran itu masih ada dan kebenaran itu harus ditegakan. Karena mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat. Maka dari itu, mahasiswa bertugas untuk membela kepentingan masyarakat terhadap kesewenangan yang dilakukan oleh penguasa.

Mahasiswa berperan sebagai penyambung lidah masyarakat. Sebab jika bukan mahasiswa yang menjadi tempat penyalur aspirasi masyarakat lalu siapa lagi? Maka dari itu, aksi-aksi turun kejalan dari mahasiswa mesti harus terus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Tentunya aksi yang bermartabat dan sesuai dengan aturan perundang-undangan.

Membuat arah baru pergerakan adalah pilihan yang harus dilakukan mahasiswa agar tidak tersingkir dari perkembangan zaman. Malahan dengan adanya revolusi industri 4.0 ini sebenarnya memberikan begitu kemudahan bagi mahasiswa dalam menentukan arah baru pergerakan mahasiswa. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi ini nantiya membuat pergerkan mahasiswa lebih tertata, lebih menarik dan kreatif.

Hal-hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk mengemas pergerakannya agar lebih menarik adalah dengan mengemas pergerakan tersebut dengan berbasis teknologi. Ada beberapa aspek yang bisa diinovasikan oleh mahasiswa dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi yang berlangsung saat ini. Pertama, dalam aspek perencanaan mahasiswa akan lebih mudah mendapatkan informasi-informasi atau berita-berita terbaru terhadap perkembangan situasi bangsa terkini.

Era kemajuan teknologi dan informasi tersebut sangat memberi kemudahan bagi siapa pun termasuk mahasiswa dalam mendapatkan dan mengakses segala bentuk informasi. Maka dengan kemudahan memperoleh informasi tersebut memungkinkan mahasiswa untuk memperisapkan aksi-aksi dengan lebih terencana dan lebih tertata rapi. Dengan kemudahan akses informasi tersebut itu pula mahasiswa dapat menyaring segala informasi yang ada agar tidak terjebak kedalam informasi yang palsu/hoax.

Kedua, era revolusi industri 4.0 ini memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam menyusun strategi penyebarluasan isu-isu sentral kepada masyarakat. Dengan kemajuan teknologi dan informasi membuat mahasiswa lebih mudah bergerak dan lebih cepat dalam mempropogandakan isu-isu ataupun permasalahan-permasalahan rakyat yang ingin disuarakan kepada pemerintah. Sehingga dengan begitu isu-isu yang ingin diangkatkan atau ingin disuarakan kepada pemerintah dapat lebih mudah disampaikan kepada masyarakat luas.

Kemudahan dalam menggalang massa untuk terjun aksi adalah keuntungan ketiga bagi pergerakan mahasiswa. Di era yang berbasis kemajuan teknologi dan informasi berbasis internet ini membuat lebih mudah dalam menggalang massa. Hal itu dapat dilakukan dengan mempropogandakannya melalui media social yang ada seperti: Facebook. Twitter, Instagram, WhatsApp, dan lain-lain.

Maka dalam melakukan aksi tidak perlu susah-susah dan menghabiskan banyak tenaga. Cukup dengan memberikan broadcast atau pesan seruan ajakan aksi ke semua akun media social. Selain itu juga cangkupannya bisa jauh lebih luas. Maka, dalam menggalang massa aksi akan lebih mudah diperoleh. Selain itu juga hasil yang dicita-citakan dalam aksi tersebut akan lebih mudah dicapai jika peserta aksinya banyak.

Melalui ketiga poin diatas, gerakan mahasiswa akan lebih mampu untuk memberikan peran dan kontribusi nyata untuk masyarakat sesuai dengan kebutuhan zamannya. Akan tetapi, itu semua tidak akan pernah terwujud apabila hal yang paling fundamental dari gerakan mahasiswa tidak dibenahi, yakni masalah eksklusivisme dan gerakan mahasiswa yang tidak solid dan mudah dipecah belah.

Oleh sebab itu, dengan bersatu maka kita dapat memanfaatkan semua peluang tersebut sehingga gerakan mahasiswa masih relevan sesuai dengan perkembangan zaman dan dapat memberikan manfaat yang nyata untuk masyarakat.

Egip Satria Eka Putra
Egip Satria Eka Putra
Mahasiswa S2 Ilmu Hukum Universitas Andalas Redaktur Seruan.id
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.