Baru-baru ini dunia pendidikan tinggi kita mendapatkan gabar gembira. Lima perguruan tinggi (PT) asal Indonesia menempati 10 universitas Islam terbaik dunia. Bahkan salah satunya berada di posisi puncak: Universitas Muhammadiyah Malang (1), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (4), Universitas Muhammadiyah Surakarta (8), UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (9), dan Universitas Islam Indonesia (10). Peringkat ini dirilis oleh UniRank di tahun 2021.
Masuknya sejumlah PT Indonesia sebagai universitas Islam terbaik dunia patut kita banggakan dan syukuri. Namun, kita harus tetap hati-hati saat mendapati frase “universitas terbaik dunia”. Bukan berarti ketika sebuah PT disematkan frase itu berarti jadi yang terbaik di semua hal. Jangan sampai salah kaprah.
Pertanyaan pertama yang harus kita lontarkan saat membaca daftar ranking kampus dunia, yang dimaksud universitas terbaik dalam pemeringkatan ini apa? Perlu kita ingat, setiap lembaga pemeringkatan kampus dunia seringkali menggunakan ukuran dan metode yang berbeda. Tidak terkecuali UniRank.
Berdasarkan informasi dalam laman resminya (www.4icu.org), pemeringkatan yang dilakukan UniRank bukan berbasiskan indikator akademik. Yang menjadi dasar penilaian utama UniRank ialah laman resmi PT dengan menggunakan “web metrics yang valid, tidak bias, dan mandiri yang didapat dari sumber web intelligence yang independen.” Ada lima web intelligence yang menjadi sumber data: Moz Domain Authority, Alexa Global Rank, SimilarWeb Global Rank, Majestic Reffering Domains, dan Majestic Trust Flow.
Bisa dibilang UniRank meranking kampus dengan mengukur popularitasnya secara daring. Jadi kelima kampus Indonesia yang masuk dalam 10 universitas Islam terbaik dunia berarti kampus Islam paling populer di jagat raya daring dibandingkan kampus lainnya di dunia. Hasil ini berdasarkan performa laman resmi yang dimiliki kampus tersebut.
Kritis Membaca dan Menggunakan Ranking
Bersikap kritis saat membaca atau menggunakan rangking kampus dunia menjadi sebuah keharusan. Menelan mentah-mentah label universitas terbaik dunia bisa sangat berbahaya. Bahkan bukan tidak mungkin hal ini bisa berujung pada opini publik yang sesat.
Masuknya sejumlah PT Indonesia dalam daftar universitas Islam terbaik dunia oleh UniRank telah menyedot banyak perhatian publik. Banyak media besar Indonesia yang memberitakannya. Sayangnya, sedikit sekali pemberitaan yang menjelaskan bagaimana UniRank melakukan pemeringkatan. Apalagi penulis menemukan ada pemberitaan yang justru salah menginformasikan indikator yang digunakan UniRank. Besar kemungkinan banyak publik yang ‘terkecoh’.
Publik yang salah memahami ranking universitas Islam terbaik dunia oleh UniRank akan berpikir kampus yang berada di daftar teratas merupakan kampus terbaik termasuk dalam hal akademiknya. Capaian ini bahkan terus diselebrasi dan dipromosikan. Harapannya, label universitas terbaik dunia dapat meningkatkan kepercayaan publik dan selanjutnya mengkatrol jumlah mahasiswa yang mendaftar ke PT tersebut.
Padahal sudah sangat jelas UniRank menyatakan bahwa pemeringkatan yang dilakukannya tidak sama sekali melihat kualitas akademik atau layanan pendidikan. Bahkan, UniRank sendiri tidak menyarankan menggunakan ranking yang diriliskan sebagai acuan utama calon mahasiswa dalam memilih PT. Tapi, mirisnya informasi ini absen di banyak pemberitaan.
Henk F Moed, peneliti di Sapienza University of Rome dan sebelumnya di Leiden University, menyatakan sah saja PT berpartisipasi dalam pemeringkatan berbasis popularitas. Pemeringkatan ini berguna untuk mengukur efektifitas pengelolaan dan penyampaian informasi kepada publik, misal melalui laman, yang dilakukan oleh PT. Dari hasil pemeringkatan, kampus akan mendapatkan masukan apa saja yang harus diperbaiki dan ditingkatkan. Untuk mengukur hal lainnya, misal akademik, kampus disarankan menggunakan pemeringkatan lainnya.
Moed pun mengingatkan jangan sekali-kali PT menjadikan ranking kampus dunia apa pun sebagai tujuan. Hal ini hanya akan banyak menghabiskan pikiran, tenaga, dan biaya yang seharusnya bisa digunakan untuk kepentingan lain yang lebih esensial, misal pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Yang tak kalah penting dari ranking kampus dunia adalah kebermanfaatan pendidikan dari PT yang didapati dan dirasakan oleh mahasiswa dan masyarakat.
Besar harapan PT dan pihak terkait lainnya di Indonesia bisa lebih bijak dalam menanggapi dan menggunakan ranking kampus dunia. PT harus mendalami betul hasil pemeringakatan yang didapatnya dan menjadikannya sebagai sarana perbaikan. Kemudian publik pun harus diberikan informasi yang transparan apa dan bagaiamana pemeringkatan itu dilakukan. Bukan cherry picking.