Problematik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti sebagai suatu hal yang masih menimbulkan masalah yang belum dapat dipecahkan. masalah inilah yang menjadi penghambat dalam pencapaian suatu tujuan yang telah direncanakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa hambatan adalah segala bentuk kondisi yang menjadi penghalang atau dapat menyebabkan tidak terlaksananya suatu kegiatan yang diinginkan.Secara bahasa, Problematik berasal dari kata problem yang dapat diartikan sebagai permasalahan atau masalah. lalu, menurut Rosihidin, masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan.
Dan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal.Berdasarkan pengertian di atas, Suprianto (2012) mengemukakan lima ciri-ciriproblematik secara umum: 1) Adanya kesulitan yang harus dipecahkan, 2) Merupakan rintangan atau tantangan yang harus diatasi, 3) Memenuhi unsur yang menggerakkan untuk membahasnya, 4) Bersifat penting dan realistis, 5) Berguna untuk dipecahkan.
Pengertian pembelajaran sastra
Pembelajaran secara singkat dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Trianto (2009: 17) mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan.
Dalam makna yang lebih kompleks, pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dan dari penjelasan ini, terlihat jelas bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi intens yang terarah menuju pada sebuah pencapaian yang sama dan telah ditetapkan sebelumnya Sastra Indonesia saat ini memiliki fungsi dan kedudukan menjadi tidak signifikan , hal itu adalah akibat munculnya berbagai persoalan dalam masyarakat. Dan seseungguhnya persoalan-persoalan itu, dimulai dari ruang kelas.
Alwasilah (dalam Damir, 2007) berpendapat bahwa tingkat pendidikan dan strategi pengajaran sastra masih belum optimal hal ini terbukti dengan adanya asumsi yang muncul di masyarakat bahwa pembelajaran sastra Indonesia selama ini membosankan karena pada saat proeses pembelajaran berlangsung siswa tidak terlatih membuat karya sastra dengan menggunakan nalar (logika) sehingga menurunkan motivasi belajar mereka.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sastra merupakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan sastra sebagai “alat” untuk pengajarannya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika dicontohkan pada pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, maka dapat disimpulkan bahwa sastra dapat dijadikan sebagai salah satu “alat” pembelajaran bahasa karena hakekatnya sastra merupakan karya seni yang dikemas dalam produk bahasa.Dalam melakukan pembelajaran, tentunya tidak akan berjalan mulus tanpa adanya hambatan pada proses pencapaian tujuanya, berikut adalah faktor- faktor yang penjadi penghambat tercapainya tujuan pembelajaran yang di ungkapkan oleh Bakri (2001:9) :
- Faktor yang Berkaitan dengan Guru. dalam proses pembelajaran, guru juga dituntut dalam pengelolaan kelas yang kondusif untuk menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi. Begitu pula guru seharusnya menggunakan metode mengajar yang bervariasi supaya siswa tidak bosan dan jenuh.
- Faktor yang Berkaitan dengan Siswa. Minat belajar turut menentukan prestasi belajar. Seorang yang berminat pada suatu mata pelajaran akan mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari dan menguasai materi pelajaran tersebut.
- Faktor yang Berkaitan dengan Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, misalnya kelengkapan laboratorium, buku perpustakaan serta gedung sekolah yang memadai.
- Faktor yang Berkaitan dengan Waktu. Waktu dapat menjadi faktor penghambat apabila guru tidak pandai mengelola waktu antara teori dan praktik sehingga keduanya berjalan sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Masalah- Masalah dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, problematika yang biasa muncul adalah Masalah Guru, dalam banyak tulisan sejumlah kritikus sastra terlanjur menjatuhkan vonis bersalah pada guru sastra atas rendahnya apresiasi siswa terhadap karya sastra. Dalam pandangan kritikus sastra, kian merananya pengajaran sastra di sekolah lebih banyak disebabkan oleh dua faktor yang bermuara pada guru. Pertama , guru sebagai sosok pengajar dianggap kurang memiliki kompetensi dan basis pengetahuan sastra yang mumpuni. Kedua, guru dinilai tidak kreatif dalam proses pembelajaran (pengajaran) sastra di sekolah sehingga cenderung membosankan.
Hal ini terjadi karena guru dinilai tidak memiliki strategi jitu. Banyak kritik yang ditunjuk. Masalah Siswa, masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami seorang murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaannya dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid yang terbelakang saja, tetapi juga dapat menimpa murid yang pandai atau cerdas.
Sumber : Juliati Damir, Problematika Pembelajran Sastra Indonesia, Kelas VIII SMP Negeri 4 Mallusetasi Kabupaten Barru, (Skripsi : Universitas Negeri Makassar). 2016