Rabu, November 20, 2024

Pesantren di Era Digitalisasi, Tantangan dan Peluang

Muh Barid Nizarudin Wajdi
Muh Barid Nizarudin Wajdi
Nama: Muh Barid Nizarudin Wajdi Tanggal Lahir: 08 Februari 1984 Tempat Lahir: Nganjuk, Jawa Timur Indonesia Pekerjaan: Penulis Muh Barid Nizarudin adalah seorang penulis yang lahir di Nganjuk Jawa TImur pada tanggal 08 Februari 1984. Ia Mulai aktif menulis artikel sejak tahun 2016.Melalui karya-karyanya dan kegiatannya penulis berharap mampu memberikan memberikan kontribusi dalam pengembangan literasi Indonesia.
- Advertisement -

Perkembangan pesantren di zaman digital memberikan tantangan dan peluang yang besar. Di satu sisi, teknologi digital bisa membantu pesantren untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Namun, di sisi lain, menurut Kholifah (2022) penggunaan teknologi digital juga bisa mengancam keberlangsungan pesantren yang lebih tradisional.

Tantangan utama yang dihadapi oleh pesantren di era digital adalah adaptasi dengan teknologi yang terus berkembang. Pesantren harus mengikuti perkembangan teknologi dan mampu memanfaatkannya untuk kepentingan pendidikan dan dakwah (Rizaldi et al., 2022). Hal ini memerlukan perubahan mindset dari para pengelola dan pengajar pesantren, serta investasi dalam infrastruktur dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang teknologi.

Beberapa tantangan yang dihadapi pesantren dalam mengembangkan diri di era digital adalah kurangnya ketersediaan infrastruktur teknologi, kurangnya pelatihan bagi guru dan tenaga pendidik dalam menggunakan teknologi, dan kurangnya pemahaman tentang pentingnya literasi digital.

Selain itu, pesantren juga menghadapi tantangan dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan daya tariknya terhadap masyarakat yang semakin cenderung menggunakan teknologi (Hasmiza & Muhtarom, 2022).

Tetapi, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar bagi pengembangan pesantren di era digital. Salah satu peluang tersebut adalah kemampuan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas melalui media sosial dan platform digital lainnya. Pesantren bisa memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi dengan para alumni, masyarakat sekitar, bahkan untuk menarik siswa baru dari luar daerah.

Teknologi digital dapat membantu pesantren dalam manajemen data siswa, administrasi, dan keuangan. Dengan penerapan sistem informasi manajemen, pesantren dapat memaksimalkan proses administrasi dan meningkatkan efisiensi pengelolaan (Baharun et al., 2021).

Era digital juga menawarkan kesempatan bagi pesantren untuk mengembangkan program pendidikan yang lebih inovatif dan berbasis teknologi. Pesantren dapat menggabungkan pembelajaran dengan teknologi seperti video pembelajaran, pembelajaran online, dan sistem manajemen pembelajaran berbasis cloud.

Secara umum, pengembangan pesantren di era digital memerlukan adaptasi dan inovasi. Dengan memanfaatkan teknologi secara cerdas dan berinovasi dalam program pendidikan, pesantren dapat memperluas akses pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan yang disediakan (Sakti, 2020). Beberapa contoh yang dapat dilakukan untuk mengembangkan model pembelajaran berbasis teknologi, mengembangkan literasi digital bagi pesantren dan masyarakat sekitar, serta memperluas jangkauan pesantren melalui media sosial adalah sebagai berikut:

  • Mengembangkan platform pembelajaran online yang dapat diakses oleh siswa pesantren dari mana saja dan kapan saja. Platform ini harus menyediakan materi-materi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum pesantren serta dilengkapi dengan fitur interaktif yang dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
  • Melakukan pelatihan literasi digital bagi guru dan siswa pesantren. Pelatihan ini dapat meliputi cara menggunakan perangkat dan aplikasi teknologi, pengelolaan data digital, serta pemanfaatan media sosial dalam pengembangan pesantren.
  • Memanfaatkan media sosial untuk memperluas jangkauan pesantren. Pesantren dapat membuat akun media sosial resmi dan mempublikasikan kegiatan pesantren secara rutin, termasuk informasi tentang program studi, fasilitas, dan prestasi siswa.
  • Melakukan kolaborasi antara pesantren dengan lembaga-lembaga teknologi dan pelatihan, seperti perusahaan teknologi dan perguruan tinggi. Hal ini dapat meningkatkan akses pesantren terhadap teknologi dan sumber daya pendukung lainnya serta memperkuat jaringan pesantren dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital.

Referensi

Baharun, H., Tohet, M., Juhji, J., Wibowo, A., & Zainab, S. (2021). MODERNISASI PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN: Studi Tentang Pemanfaatan Sistem Aplikasi Pedatren Dalam Meningkatkan Mutu Layanan Pondok Pesantren. Al-Tarbawi Al-Haditsah: Jurnal Pendidikan Islam, 6(1), 1–22.

- Advertisement -

Hasmiza, H., & Muhtarom, A. (2022). Kiai dan Pengembangan Kurikulum Pesantren di Era Digitalisasi. Arfannur, 3(3), 137–150.

Kholifah, A. (2022). Strategi Pendidikan Pesantren Menjawab Tantangan Sosial di Era Digital. Jurnal Basicedu, 6(3), 4967–4978.

Rizaldi, N. I. N., Putri, A. S., Fajriansyah, M. A., & Luthfiah, Z. (2022). Adopsi Teknologi pada Pesantren Menuju Generasi Rabbani. IQ (Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 5(01), 125–138.

Sakti, M. N. S. F. (2020). Santriducation 4.0. Elex Media Komputindo.

Muh Barid Nizarudin Wajdi
Muh Barid Nizarudin Wajdi
Nama: Muh Barid Nizarudin Wajdi Tanggal Lahir: 08 Februari 1984 Tempat Lahir: Nganjuk, Jawa Timur Indonesia Pekerjaan: Penulis Muh Barid Nizarudin adalah seorang penulis yang lahir di Nganjuk Jawa TImur pada tanggal 08 Februari 1984. Ia Mulai aktif menulis artikel sejak tahun 2016.Melalui karya-karyanya dan kegiatannya penulis berharap mampu memberikan memberikan kontribusi dalam pengembangan literasi Indonesia.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.