Jumat, April 26, 2024

Perjalanan Panjang NU Merawat Persatuan Umat

Rustam Magun Pikahulan
Rustam Magun Pikahulan
Dosen IAIN Parepare/Pengurus LPBHNU Parepare, Magister Ilmu hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Tepat tanggal 31 Januari 2020 Organisasi umat Islam terbesar di Indonesia berusia 94 Tahun, sejak didirikan tanggal 31 Januari 1926. Berdirinya Nahdlatul Ulama sebagai sebuah organisasi keumatan, bukan saja untuk mewadahi umat Islam yang ada di Indonesia melainkan untuk menjaga persatuan umat beragama di Indonesia.

Perjalanan panjang NU dalam menjaga keutuhan Bangsa berawal dari bentuk kepedulian dan kecerdasan dari para kiai penggagas berdinya NU yang prakarsai oleh Khadratus Syaikh KH.Hasyim Asyari yang mengumpulkan para kiai ternama dari Jawa Timur, Madura, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dan menggelar pertemuan di kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya.

Berdirinya NU sebagi organisasi kemasyarakatan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah, bergerak di bidang keagamaan dan kemasyarakatan serta dibentuk dengan tujuan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, baik dalam konteks komunikasi vertikal dengan Allah SWT maupun komunikasi horizontal dengan sesama manusia.

NU merupakan representasi dari para kiai dan santri telah berada di garis terdepan dalam melawan kolonialisme untuk keutuhan NKRI. Dalam hal konsep kenegaraan, NU menawarkan model negara-bangsa yang kemudian diambil sebagai konsep negara Indonesia, yakni sebuah negara yang dijiwai oleh semangat agama Islam.

Dalam menjaga keutuhan NKRI, NU memandang penting persatuan dan kesatuan sebagai kekuatan bangsa untuk menghindari perpecahan baik itu dari dalam maupun dari luar. Karena persatuan dan kesatuan umat hanya bisa tercipta dengan adanya sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia.Toleransi dalam NU yaitu bersikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah agama, masalah kemasyarakatan, dan kebudayaan.

Bagian yang terpenting dari sikap toleransi dalam pandangan NU adalah terciptanya kesepahaman antargolongan untuk saling memiliki semangat kebersamaan untuk menerima perbedaan di antara masyarakat yang plural atau majemuk. Dengan adanya toleransi, persatuan dan persaudaraan yang kuat akan tercipta antar sesama sebagai kunci utama kemajuan bangsa Indonesia. Sebaliknya tanpa toleransi bangsa Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang maju dan disegani oleh dunia Internasional.

Tantangan NU kedepan dalam mengawal keutuhan NKRI dan persatuan umat tentulah tidaklah mudah. Di usia NU yang ke 94 tahun bukanlah perjalanan yang singkat, melainkan perjalanan yang panjang. Sejak berdirinya sampai usia nya yang ke 94 tahun, NU selalu konsisten dalam menjaga persatuan dan kesatuan umat demi keutuhan NKRI. NU selalu berada pada garis terdepan dalam mengkampanyekan toleransi umat beragama.

Perjalanan panjang NU yang diawali dari kediaman K.H. Wahab Chasbullah di Surabaya  sampai era 4.0 sekarang ini. Nahdlatul Ulama tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, lewat tindakan, pikiran dan hati. NU telah menunjukan bahwa “Hubbul wathon minal Iman” lewat kata dan sikap, dengan mengedepankan toleransi dan keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rustam Magun Pikahulan
Rustam Magun Pikahulan
Dosen IAIN Parepare/Pengurus LPBHNU Parepare, Magister Ilmu hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.