Perang Rusia-Ukraina adalah konflik yang dimulai pada 24 Februari 2022, ketika pasukan Rusia masuk ke wilayah timur Ukraina. Ketegangan antara Rusia dan Ukraina berawal dari pemberian status kepada dua wilayah timur Ukraina, yaitu Donetsk dan Luhansk, yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia. Pemberian status tersebut menjadi alasan Rusia untuk mengerahkan pasukannya ke wilayah Ukraina.
Perang ini memiliki dampak yang sangat mengancam perekonomian global. Dunia masih belum pulih dari pandemi Covid-19, yang membawa pukulan pada perekonomian hampir seluruh negara di dunia.
Aktivitas ekonomi global masih belum pulih akibat munculnya varian baru dari Covid-19. Pembatasan mobilitas dan perjalanan global, produksi dan distribusi vaksin Covid-19 yang belum memberikan kesempatan yang setara untuk seluruh manusia, dan meningkatnya jumlah orang miskin membuat perekonomian global masih jauh dari pulih.
Sebagian negara, seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Australia, dan Uni Eropa, telah menerapkan sanksi terhadap Rusia sebagai tindakan balasan atas tindakan Rusia sebagai pelanggaran hukum internasional. Negara-negara tersebut juga menekan Rusia dengan menerapkan sanksi ekonomi, seperti penghentian kegiatan operasional dua institusi keuangan Rusia di AS, pertambahan aset dan larangan perjalanan bagi 35 anggota Duma Rusia, dan larangan penerbitan obligasi Rusia di Jepang.
Perang Rusia-Ukraina juga memiliki dampak terhadap hubungan internasional, termasuk hubungan antara Rusia dan Ukraina. Konflik ini menjadi medium baru dalam kontestasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, dengan kedua negara berusaha membentuk image dan persepsi publik dan negara di Eropa untuk mendukung kepentingan negara nya.
Globalisasi dalam hubungan internasional menjadi konteks yang dilihat sebagai pemicu adanya perubahan tersebut. Eurovision Song Contest sebagai sebuah global media event dilihat menjadi medium baru dalam kontestasi geopolitik antara Rusia dan Ukraina.
Kedua negara berusaha membentuk image dan persepsi publik dan negara di Eropa untuk mendukung kepentingan negara nya. Image theory dan soft power menjadi kerangka analisis yang digunakan.
Posisi Eropa dalam melihat relasi antara Rusia dan Ukraina juga dipandang sebagai berpengaruh bagi hubungan kedua negara. Terdapat struggle identity di Ukraina, dimana Ukraina masih terikat secara emosi dengan Rusia, namun secara praktik Ukraina ingin lebih dekat dengan Eropa.
Dinamika hubungan antara Rusia dan Ukraina akan berfokus pada konflik geopolitik yang dibagi atas dua isu utama yaitu hubungan Rusia dan Ukraina pasca Uni Soviet dan kepentingan geopolitik masing-masing negara.
Lalu apakah perang Rusia-Ukraina adalah era dari sebuah globalisasi?
Sulit untuk mengatakan dengan pasti apakah perang Rusia-Ukraina menandakan era deglobalisasi. Di satu sisi, perang ini memperlambat proses globalisasi dan meningkatkan proteksionisme. Di sisi lain, globalisasi adalah proses yang kompleks dan multidimensi, dan tidak ada satu peristiwa pun yang dapat menghentikannya sepenuhnya. dan pastinya Jawabannya tidak sesederhana itu.
Perang ini memang membawa dampak yang signifikan terhadap globalisasi, seperti:
- Perlambatan ekonomi global: Perang menyebabkan disrupsi perdagangan dan investasi, yang memperlambat pertumbuhan ekonomi global.
- Meningkatnya proteksionisme: Negara-negara mulai menerapkan kebijakan proteksionis untuk melindungi industri dan pasar domestik mereka.
- Fragmentasi geopolitik: Dunia terbagi menjadi beberapa blok regional dengan aturan dan norma perdagangan yang berbeda.
Namun, perlu diingat bahwa globalisasi adalah proses yang kompleks dan multidimensi, dan tidak ada satu peristiwa pun yang dapat menghentikannya sepenuhnya. Berikut beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:
- Teknologi: Kemajuan teknologi, seperti internet dan teknologi informasi, terus mendorong globalisasi.
- Interdependensi ekonomi: Negara-negara di dunia semakin terhubung secara ekonomi, dan sulit untuk sepenuhnya memisahkan diri dari ekonomi global.
- Nilai-nilai global: Nilai-nilai seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan berekspresi terus menyebar ke seluruh dunia, dan nilai-nilai ini mendukung globalisasi.
Menurut penulis, perang Rusia-Ukraina bukan menandakan era deglobalisasi, melainkan era transformasi globalisasi. Globalisasi tidak akan berhenti, tetapi akan berubah bentuk dan karakternya.
Berikut beberapa kemungkinan skenario masa depan globalisasi:
- Globalisasi yang terfragmentasi: Dunia terbagi menjadi beberapa blok regional dengan aturan dan norma perdagangan yang berbeda.
- Globalisasi yang berkelanjutan: Globalisasi terus berlanjut, tetapi dengan fokus yang lebih besar pada ketahanan dan keamanan.
- Globalisasi yang lebih adil dan berkelanjutan: Globalisasi diubah dan diperkuat untuk fokus pada kerjasama internasional, solidaritas, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Skenario mana yang akan terjadi masih belum jelas, dan akan tergantung pada berbagai faktor, seperti hasil perang, perkembangan teknologi, dan kerjasama internasional.
Peran dari sebuah masyarakat:
Masyarakat semua memiliki peran dalam membentuk masa depan globalisasi. dan dapat mendorong kerjasama internasional, solidaritas, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia untuk membangun globalisasi yang lebih adil dan berkelanjutan.
Dari artikel inilah, semoga dapat mempromosikan perdamaian, kerjasama, dan saling pengertian antar bangsa. tentu percaya bahwa dengan bekerja sama, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik untuk dunia.
Dengan demikian, Perang Rusia-Ukraina adalah sebuah konflik yang tidak hanya berdampak pada kedua negara tersebut, tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi global di era globalisasi. Dalam situasi ketegangan geopolitik yang semakin kompleks, sangatlah penting bagi komunitas internasional untuk bersatu dalam menyelesaikan konflik ini dan mendorong perdamaian demi masa depan yang lebih berkelanjutan.