Minggu, Desember 15, 2024

Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Siswa

Ilmy Yasmin Huwaida
Ilmy Yasmin Huwaida
Mahasiswi program studi Manajemen Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
- Advertisement -

Setiap individu dalam suatu masyarakat mempunyai kepribadian berbeda-beda yang dibawa dan dibentuk sejak lahir. Kepribadian seseorang dibentuk oleh lingkungan keluarga dan masyarakat dimana ia tinggal. Karakter yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik, dan karakter yang buruk akan menghasilkan perilaku yang buruk.

Pendidikan karakter adalah pembentukan watak, perangai, budi pekerti, dan individualitas seseorang dengan cara menanamkan nilai-nilai luhur serta menjamin nilai-nilai tersebut mengakar kuat dan menyatu dalam pikiran, perkataan, dan tindakan sebagai pengembangan karakter. Dilakukan tidak hanya dengan mengubah cara berpikir dan cara pandang seseorang, tetapi juga dengan menjadikan kebajikan-kebajikan tersebut sebagai suatu kebiasaan, mengamalkannya secara terus-menerus dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Karakter juga sering disamakan dengan akhlak. Berikut adalah definisi karakter menurut beberapa ahli:

  1. Menurut Hibur Tanis karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain (Tanis, 2013).
  2. Menurut Thomas Lickona karakter merupakan sifat alami seseorang dalam menanggapi sutuasi secara bermoral. Sifat alami tersebut tercermin dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, adil, menghormati orang lain, disiplin, dan karakter mulia lainnya (Lickona,1992).

Pendidikan karakter merupakan pembelajaran yang menanamkan nilai-nilai karakter pada seluruh warga sekolah. Peran guru dalam pendidikan karakter siswa sangat penting disini. Menjadi seorang guru tidaklah mudah. Seorang guru tidak hanya harus mampu menyampaikan ilmu  kepada siswanya, tetapi juga harus memiliki tiga dimensi: kognitif, psikomotorik, dan emosional.

Selain itu, guru juga perlu memiliki karakter yang baik karena dapat menjadi teladan bagi siswanya. Sebagai pendidik, guru dapat mendukung dan memotivasi siswa untuk terus belajar sehingga kepribadiannya dapat terbentuk dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Guru dapat berperilaku sopan terhadap rekan-rekannya di sekolah. Dengan cara ini, guru menjadi teladan yang baik bagi siswanya.

Dalam proses pembelajaran, guru mengembangkan keterampilan belajar siswa, yang merupakan tujuan utama pendidik, sehingga membantu siswa mencapai hasil yang diharapkan. Guru mempunyai kedudukan yang sangat berpengaruh dalam proses pendidikan. Tanpa pendidik maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan.

Agar pengembangan karakter dapat berhasil sesuai dengan yang diinginkan, maka harus didukung juga dengan pendidikan moral, nilai, agama, dan kewarganegaraan. Tidak hanya itu, pendidikan karakter pada lembaga pendidikan selain dilakukan dengan menerapkan institutional values atau living values, seperti kejujuran, keadilan, kemandirian, kerja keras, melayani, memberi dan inovasi juga harus didukung oleh penerapan seluruh lokus pendidikan, yakni menjadikan sekolah sebagai wahana aktualisasi nilai, setiap perjumpaan adalah momen pendidikan nilai, manajemen kelas yang berbasis nilai, penegakan disiplin sekolah, pendampingan perwalian, pendidikan agama bagi pembentuk karakter, pendidikan jasmani dan estetika, pengembangan kurikulum secara integral, dan pendidikan melalui pengalaman.

Berikut ini merupakan peran penting yang dapat dilakukan oleh guru dalam membentuk karakter siswa:

1. Memberi contoh yang baik pada siswa

Guru memiliki peran utama sebagai model perilaku bagi siswa. Dengan memberikan contoh yang baik dalam setiap tindakan, perkataan, dan sikap, guru secara tidak langsung mengajarkan nilai-nilai posistif seperti kejujuran, kedisiplinan, dan rasa tanggung jawab.

- Advertisement -

2. Menjadi teladan bagi siswa

Selain memberikan contoh dalam perilaku sehari-hari, guru juga harus menjadi teladan dalam sikap mental dan etika. Keteladanan ini mencakup cara guru menghadapi tantangan, mengelola emosi, serta berinteraksi dengan orang lain, yang akan sangat mempengaruhi perkembangan karakter siswa.

3. Membacakan cerita-cerita teladan yang berkarakter pada siswa

Cerita-cerita yang mengandung nilai-nilai moral dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam membangun karakter siswa. Guru dapat memilih cerita teladan yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan pelajaran tentang keberanian, kejujuran, kerja keras, dan sikap positif lainnya.

4. Pembiasaan yang baik pada siswa

Pembiasaan merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk membentuk karakter. Guru dapat membantu siswa membiasakan diri untuk berperilaku baik melalui rutinitas yang positif, seperti mengerjakan tugas dengan disiplin, menjaga kebersihan, atau saling menghargai teman, sehingga karakter tersebut menjadi bagian dari kepribadian mereka.

5. Bekerja sama dengan orang tua dalam membangun karakter siswa

Kolaborasi antara guru dan orang tua sangat penting dalam proses pembentukan karakter siswa. Melalui komunikasi yang baik antara sekolah dan rumah, guru dapat saling bertukar informasi dengan orang tua untuk memastikan bahwa nilai-nilai yang diajarkan di sekolah juga diterapkan di rumah, menciptakan konsistensi dalam pengasuhan dan pembentukan karakter siswa.

Dengan menjalankan peran-peran tersebut secara konsisten, guru dapat membantu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam karakter dan moral.

Tetapi dalam membentuk karakter siswa di sekolah tidaklah mudah, seorang guru pasti menghadapi berbagai macam tantangan dan hambatan, tidak selalu berjalan dengan baik. Berikut merupakan berbagai tantangan dan hambatan, beberapa di antaranya yaitu:

1. Pengaruh teknologi dan media sosial

Siswa, terutama yang lebih muda, banyak terpapar oleh pengaruh teknologi dan media sosial yang sering kali tidak mendukung nilai-nilai positif. Konten yang tidak mendidik atau perilaku negatif di dunia maya dapat memengaruhi karakter siswa.

2. Keterbatasan waktu dan sumber daya

Guru sering kali dibebani dengan kurikulum yang padat dan keterbatasan waktu untuk fokus pada pendidikan karakter secara mendalam. Selain itu, keterbatasan dalam pelatihan dan sumber daya juga menjadi hambatan.

3. Kurangnya peran serta orang tua

Pembentukan karakter tidak hanya menjadi tugas guru, tetapi juga orang tua. Ketika orang tua kurang berperan aktif atau tidak mendukung pembentukan karakter di rumah, usaha guru dalam membentuk karakter siswa menjadi lebih sulit.

4. Perbedaan latar belakang siswa

Setiap siswa dating dengan latar belakang yang berbeda-beda baik dari segi budaya, sosial, maupun ekonomi. Perbedaan ini dapat memengaruhi cara mereka memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai karakter, sehingga guru perlu lebih sensitif dalam menanganinya.

Untuk mengatasi tantangan ini, dibutuhkan kerja sama antara guru, orang tua, dan masyarakat serta pendekatan yang lebih holistik dalam mendidik siswa. Secara keseluruhan, pendidikan karakter sangat penting untuk mempersiapkan siswa tidak hanya menjadi individu yang cerdas, tetapi juga menjadi pribadi yang berintegritas, peduli, dan mampu berkontribusi secara positif kepada masyarakat.

Ilmy Yasmin Huwaida
Ilmy Yasmin Huwaida
Mahasiswi program studi Manajemen Pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.