Menurut data Badan Pusat Statistika (2020), Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup tinggi yaitu sekitar 270 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduknya sebesar 1,25% per tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut yang dapat memicu lahirnya masalah-masalah baru dalam negara ini, seperti halnya munculnya wilayah kumuh dan banyaknya pengangguran.
Hal tersebut dapat mengimplikasikan bahwa kehidupan masyarakat belum sepenuhnya sejahtera dan belum sepenuhnya mendapatkan pendidikan yang layak dan setara sesuai dengan program bangsa Indonesia yakni wajib belajar 12 tahun. Wajib belajar 12 tahun merupakan salah satu program bangsa Indonesia dalam mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia.
Masyarakat dengan pendidikan yang masih rendah, seperti halnya hanya menempuh pendidikan sekolah dasar atau bahkan tidak bersekolah akan menjadikan mereka lebih kesulitan dalam memperoleh pekerjaan serta menjadikan hidupnya kurang sejahtera. Akibatnya, masyarakat yang memiliki pendidikan yang rendah akan cenderung sulit mendapatkan pendapatan yang tinggi, dengan makna dimana suatu pekerjaan yang layak tidak dapat diraih dengan mudah dan begitu saja. Apabila kondisi yang demikian masih terus terjadi dan dibiarkan begitu saja oleh pemerintah, maka akan terjadi penurunan perekonomian Indonesia pada beberapa waktu ke depan.
Kemiskinan adalah masalah ekonomi yang paling mendesak bagi negara untuk segera ditangani (Septiadi et al., 2020). Kemiskinan ini mempunyai dampak pada penurunan kualitas hidup, menghambat terciptanya sumber daya manusia unggul, menciptakan bebas sosial ekonomi masyarakat, meningkatkan terjadinya kriminalitas, serta menurunkan ketertiban umum dalam suatu negara maupun lingkungannya.
Menurut data Badan Pusat Statistika (2019), pada tahun 2018 jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 9, 82%. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi berakhir pada kondisi kemiskinan serta berdampak buruk pada perekonomian di Indonesia. Angka jumlah kemiskinan di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal itu dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor pendidikan dan etos kerja masyarakat di Indonesia yang masih rendah.
Rendahnya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia yang mampu menampung masyarakat Indonesia untuk bekerja juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Dimana dengan lapangan pekerjaan yang sedikit akan menyebabkan beberapa masyarakat yang sudah usia bekerja tidak mendapatkan lapangan pekerjaan yang disebabkan karena tidak seimbangnya lapangan pekerjaan dengan jumlah para pencari pekerjaan.
Pada kenyataannya, pemerintah telah memiliki solusi dari permasalahan-permasalahan tersebut yakni berada di tangan generasi milenial Indonesia. Generasi milenial merupakan generasi yang lahir pada era setelah tahun 1980-an (Peramesti et al., 2018). Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat yang tidak mendapatkan pekerjaan yakni berwirausaha, akan tetapi tidak semua masyarakat mau dan memiliki modal yang cukup untuk berwirausaha. Namun, disisi lain program wirausaha tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat Indonesia, khususnya bagi generasi muda agar menjadi lebih produktif dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang ada serta dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri.
Mahasiswa sebagai generasi milenial memegang peranan besar dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju serta lebih baik lagi dalam meningkatkan laju pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Mahasiswa sebagai generasi milenial dapat melakukan aksi nyata dalam memajukan perekonomian bangsa seperti halnya dengan mengikuti kegiatan program kewirausahaan.
Kegiatan kewirausahaan yang diikuti dapat berupa organisasi maupun kegiatan perlombaan baik di universitas sampai dengan tingkat nasional hingga memperoleh dana dari pemerintah guna menjalankan kegiatan ide wirausaha kreatif yang telah di rancangnya. Dengan demikian, sebagai mahasiswa sudah mampu membuka peluang usaha dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lainnya sehingga mampu mengurangi angka pengangguran yang ada sehingga dapat mengurangi jumlah angka kemiskinan di Indonesia.
Pada kegiatan berorganisasi tersebut tidak hanya untuk mencapai suatu target keberhasilan yang tinggi, tetapi dengan mengikuti organisasi kewirausahaan tersebut akan memberikan bekal bagi para generasi milenial untuk membuka lapangan pekerjaan dalam segala bidang dengan berwirausaha.
Dengan mendapatkan bekal dari kegiatan dalam berorganisasi dan komunitas tersebut dapat digunakan sebagai bekal mahasiswa untuk menjalankan bisnis ketika setelah menyelesaikan kuliah maupun ketika masih berkuliah. Keterampilan dan jiwa berwirausaha yang telah dipupuk sejak dini dan mampu mengubah pola pikir generasi milenial yang semula berpikiran sebagai seorang pencari pekerjaan berubah menjadi seorang pencipta lapangan pekerjaan.
Dengan terciptanya pola pemikiran demikian akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru yang nantinya akan mengurangi jumlah pengangguran yang ada sehingga angka kemiskinan menurun. Dengan demikian, generasi milenial memegang peran penting serta berkontribusi besar terhadap proses perekonomian negara menjadi lebih baik.
Bersama dengan pemerintah menjalankan programnya, generasi milenial diharapkan dapat menjadi seorang wirausaha yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan mengubah pola pikir dari seorang pencari pekerjaan menjadi seorang pemilik perusahaan. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia dengan menekan angka pengangguran dengan menciptakan suatu lapangan pekerjaan yang baru di masa yang akan datang. Apabila angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia semakin menurun, kemungkinan laju pertumbuhan perekonomian bangsa Indonesia akan semakin meningkat.
