Jumat, April 19, 2024

Pengembangan Masyarakat Desa di Revolusi Industri 4.0

Hana Syarifah Firdaus
Hana Syarifah Firdaus
Seorang mahasiswa yang sedang menempuh studi S1 di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota

Konsep Revolusi Industri 4.0 dikenalkan oleh Prof. Klaus Schwab seorang ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”. Isi dari buku ini menjelaskan tentang revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental.

Revolusi industri 4.0 merupakan fase keempat dari perjalanan sejarah revolusi industri yang dimulai pada abad ke -18. Revolusi industri 1.0 diawali dengan penemuan mesin uap untuk mendukung mesin produksi, kereta api, dan kapal layar. Berbagai peralatan kerja yang semula bergantung pada tenaga manusia dan hewan kemudian digantikan dengan tenaga mesin uap.

Ditemukannya energi listrik dan konsep pembagian tenaga kerja untuk menghasilkan produksi dalam jumlah besar pada awal abad 19 telah menjadi saksi lahirnya revolusi industri 2.0. Pada fase ketiga, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada awal abad 20 yang telah melahirkan teknologi informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis.

Kini, revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan lahirnya teknologi digital yang berdampak masif terhadap hidup manusia di seluruh dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi internet telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan secara online.

Hal ini sangat berpengaruh pada penyimpanan sebuah data daerah. Seringkali didapat sebuah data di kantor kecamatan, kantor kelurahan, kantor kabupaten, kantor provinsi, hingga kantor pada tingkat nasional memiliki data yang tidak sesuai dengan keadaan eksisting yang ada.

Kalimat dari petugas tidak jauh dari kata, “datanya memang segini”, “belum di-update lagi”, “bukan dipegang oleh saya”, selalu menjadi alasan ketika menginginkan data-data yang sedang diperlukan. Dengan adanya revolusi industri 4.0, diharapkan pengelolaan suatu data daerah dapat lebih mudah dan efisien dibandingkan dengan menggunakan teknologi konvensional.

Pengelolaan data dengan kemudahan teknologi di revolusi industri 4.0 dapat dimanfaatkan oleh komunitas masyarakat di desa yang identik dengan daerah yang konservatif. Permasalahannya adalah komunitas masyarakat desa minim sekali yang mengerti perkembangan teknologi terbarukan. Hal ini dapat dikarenakan kondisi geografis yang jauh dari pusat kota sehingga masyarakat desa lebih sering menggunakan teknologi konvensional.

Pendekatan seorang perencana dalam mengenalkan revolusi industri 4.0 untuk pengembangan komunitas masyarakat desa yaitu dapat dilakukan dengan pendekatan profesional. Adapun penerapan model pengembangan masyarakat, dapat dilakukan dengan menerapkan model pengembangan masyarakat lokal yaitu setiap anggota bertanggung jawab mementukan tujuan dan strategis untuk mencapai tujuan.

Selain itu, diterapkan pula model pengembangan perencanaan sosial yaitu pekerja sosial sebagai perencana sosial yang memandang mereka masyarakat sebagai konsumen, para penerima pelayanan bukan pembuat kebijakan. Pendekatan ini bertujuan agar dapat mengenalkannya dengan mudah.

Oleh karena itu, perangkat desa perlu mengembangkan sumber daya manusia yang dikhususkan untuk mempelajari ilmu kemajuan teknologi seperti revolusi industri 4.0 agar dapat diterapkan di desa masing-masing. Terutama mengembangkan pada masyarakat yang sudah memasuki usia produktif (19-40 tahun) yang hidup di jaman milenial. Maka dari itu, perlu dilakukan pula penyuluhan dengan mengenalkan penggunaan platform di ponsel kepada masyarakat yang berusia produktif.

Dengan ini, masyarakat desa tidak perlu kesulitan untuk mengelola arsip-arsip desa karena dengan adanya kemudahan pada fase revolusi industri 4.0, akan lebih memudahkan komunitas masyarakat desa menjaga arsip-arsip desa. Masyarakat desa akan melalui proses merekap lebih singkat dengan teknologi konvensional.

Masyarakat desa hanya perlu sebuah tim yang mampu atau ahli dalam urusan Teknologi dan Informasi (TI) untuk dapat mengikuti perkembangannya secara serentak. Meskipun begitu, tidak semua sistem perlu dirubah hanya untuk mengikuti tren revolusi industri 4.0 karena pada umumnya apabila revolusi industri 4.0 diterapkan secara menyeluruh, maka tenaga-tenaga yang didapatkan dari sumber daya manusia itu sendiri akan digantikan oleh teknologi terbarukan.

Agar dapat meningkatkan kelompok keahlian dalam bidang TI, maka dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu komunitas baru yang khusus untuk mengelola dan mengolah TI. Maka dari itu, diperlu metode top down dari pemerintah setempat agar dapat memberikan tenaga pelatih TI dengan waktu yang singkat. Diharapkan nantinya dapat menyeimbangi perkembangan dengan masyarakat kota.

Manfaat dari pengembangan desa dengan mengikuti perkembangan revolusi ini adalah dapat mengembangkan potensi yang ada di desa dan dapat mempromosikan suatu kawasan tertentu. Selain itu, manfaat lainnya adalah dapat menekan biaya produksi lebih murah karena ada beberapa pekerjaan yang digantikan oleh teknologi sehingga mau tidak mau harus mengurangi jumlah pekerja.

Kelebihannya diterapkannya pengembangan ini diantaranya adalah dapat menggambarkan potensi di desa secara lebih rinci dan visual, tidak perlu pergi ke kantor pemerintahan untuk mengirimkan berkas-berkas penting, dan dapat lebih cepat dan efisien.

Namun, terdapat beberapa kelemahan dalam pengembangan revolusi industri 4.0 jika revolusi ini diterapkan pada komunitas masyarakat desa. Kelemahan dari revolusi industri 4.0 bagi komunitas masyarakat desa adalah tertutupnya ruang diskusi untuk mencari solusi dari  suatu permasalahan setempat dengan perangkat daerah apabila terlalu bergantung pada diskusi online daripada offline.

Kekurangannya di sisi ini adalah kesulitan untuk mengoreksi perkataan ataupun perbuatan secara langsung. Kelemahan lainnya adalah penggunaan listrik lebih banyak lagi, ini menjadi kelemahan apabila suatu desa tidak mendapatkan listrik sama sekali dan biaya listrik lebih besar dari sebelumnya. Terakhir adalah dengan metode ini tidak dapat dipungkiri bahwa akan ada oknum yang memanipulasi data dan mennyalahgunakannya demi kepentingan politik terutama bagi politik mempunyai sistem yang buruk.

Hana Syarifah Firdaus
Hana Syarifah Firdaus
Seorang mahasiswa yang sedang menempuh studi S1 di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.