Pembahasan konsep adaptasi yang sering mengacu pada lingkungan dan juga manusia terlihat jelas bahwa dalam hal ini terjadi suatu penyesuaian dari manusia terhadap lingkungannya.
Perkembangan dalam penyesuaian ini menyebabkan terjadinya keadaan sosial tradisi adat yang seharusnya dilestarikan mulai tergerus oleh perkembangan zaman dan perubahan lingkungan yang berubah secara ekstrem dikarenakan modernisasi. Hal ini terjadi melalui perantara generasi muda yang sudah tidak peduli akan tradisinya dan lingkungan yang berubah sesuai dengan perkembangan zaman di era modernisasi ini. Dikarenakan hal ini pula generasi muda yang sudah meninggalkan tradisi adat dan berfokus pada modernitas di istilahkan dengan sebutan “Generasi zaman now.”
Perubahan yang terjadi terhadap tradisi adat karena modernitas merunut pada pembagian tahapan adaptasi yang disebutkan Roy Ellen yang membagi tahapan adaptasi dalam 4 tipe.
Antara lain adalah (1) tahapan phylogenetic yang bekerja melalui adaptasi genetik individu lewat seleksi alam, (2) modifikasi fisik dari phenotype/ciri-ciri fisik, (3) proses belajar, dan (4) modifikasi kultural.
Modifikasi budaya bagi Ellen menjadi supreme atau yang teratas bagi homo sapiens, adaptasi budaya dan transmisi informasi dikatakannya sebagai pemberi karakter spesifik yang dominan.
Manusia dilahirkan dengan kapasitas untuk belajar seperangkat sosial dan kaidah-kaidah budaya yang tidak terbatas. Sehingga kemudian fokus perhatian adaptasi menurut Rot Ellen seharusnya dipusatkan pada proses belajar, dan modifikasi budayanya.
Terlihat jelas bahwa perubahan terhadap tradisi adat yang disebabkan oleh modernitas masuk kedalam tahapan ketiga dan keempat. Faktor yang menyebabkan tergerusnya tradisi adat pada masyarakat pedesaan terjadi sesuai dengan perkembangan dari masyarakat barbarism ke civilitation yang dikarenakan adanya tekanan dari perkembangan teknologi di era modern ini.
Sehubungan dengan adanya perubahan yang terjadi terhadap tradisi adat masyarakat pedesaan ini, Konsep adaptasi telah berulang kali ditekankan oleh Julian Steward bahwa seiring dengan kemajuan teknologi maka peranan “penentu” yang dimainkan oleh faktor lingkungan menyurut. Karena sebagian sangat penting dari lingkungan itu adalah produk budaya, maka upaya untuk menjelaskan budaya sehubungan dengan lingkungan menjadi bersifat tauto-biologis.
Leslie White mengetengahkan bahwa efektivitas adaptasi suatu budaya dapat diukur dengan efisiensi termodinamiknya. Artinya, ukuran banyaknya energi yang dihimpun dan “dipekerjakan” perkapita pertahun. Antropolog-antropolog lainnya mendefinisikan daya adaptasi sehubungan dengan tingkat kerumitan struktur.
Masyarakat yang tertekan dengan adanya modernitas lambat laun beradaptasi ataupun mengikuti perkembangan yang mau tidak mau dampak modernitas itu terjadi pada mereka.
Runtutan dengan adanya tahapan terjadinya adaptasi ini tidak terlepas dari sifat manusia yang selalu ingin mengetahui hal baru dan tidak merasa puas. Dalam hal ini juga telah diperjelas dengan adanya sifat manusia yang selalu melakukan hal yang diistilahkan dengan trial and error, trial and error pada manusia ini menjadikan suatu pola masyarakat akan berubah-ubah sesuai dengan penemuan teknologi.
Tradisi adat yang sekarang masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat hanya bisa dilihat di daerah pedalaman yang belum terjamah oleh modernitas, contohnya masyarakat adat Ammatoa di Sulawesi selatan dan masyarakat Badui Dalam di Jawa Barat.
Melalui perkembangan ini, mereka menutup diri agar tidak terjamah oleh teknologi yang terus berkembang dan menyebabkan rusaknya lingkungan yang seharusnya dilestarikan. Hal itu merupakan langkah preventif yang dilakukan oleh masyarakat mereka agar tidak menimbulkan sebuah dampak negatif dari kedatangan teknologi yang merupakan produksi dari modernitas.
Istilah adaptasi yang digunakan sebagai label deskriptif yang menyatakan suatu proses yang telah terjadi dari waktu ke waktu seperti ini semakin banyak terjadi di beberapa tempat yang ada di Indonesia terutama pada masyarakat pedesaan yang memang saat ini tertekan karena adanya faktor perubahan dari pengadaptasian modernitas.