Rabu, Februari 19, 2025

Pendidikan Inklusif Bukan Sekadar Wacana

Vina Erni Pratiwi
Vina Erni Pratiwi
pembelajar yang fokus pada sistem pembelajaran STEAM dan inklusi
- Advertisement -

Pendidikan inklusif merupakan hak dasar bagi setiap orang, tanpa memandang asal-usul, kondisi fisik, jenis kelamin dan status sosial. Namun, konsep pendidikan inklusif di Indonesia masih sering dipandang sebelah mata, hanya sekedar wacana tanpa implementasi nyata.

Masih banyak siswa di Indonesia yang termasuk dalam kelompok rentan, terutama dalam kategori GEDSI (Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial). Hal ini terus menjadi tantangan dalam mengakses pendidikan yang layak dan setara. Meskipun berbagai kebijakan telah diimplementasikan untuk mendorong pendidikan inklusif, masih terdapat sejumlah tantangan yang harus segera diselesaikan. setiap tantangan yang ada harus sejalan dengan langkah nyata untuk menyelesaikan tantangan-tantangan tersebut, seperti:

1. Kurangnya fasilitas atau infrastruktur pendukung yang dapat diakses dibanyak sekolah masih menjadi hambatan yang harus segera diselesaikan, seperti jalur  kursi roda, alat bantu dengar, dan materi pembelajaran untuk siswa berkebutuhan khusus. Dengan adanya tantangan ini maka perlu adanya pengadaan dan bahkan pembaharuan fasilitias atau infrastruktur pendukung disekolah.

2. Jumlah guru yang memiliki kapabilitas masih sangat terbatas. Tidak semua guru memiliki keterampilan dan pemahaman tentang metode pengajaran inklusif. Tanpa adanya pelatihan yang tepat, sulit untuk memberikan pendidikan yang efektif kepada siswa berkebutuhan khusus. Dengan adanya tantangan ini maka perlu adanya pelatihan yang memiliki output yang jelas, tersistem dan juga termonitoring.

3. Munculnya stigma sosial dan kurangnya kesadaran siswa dari kelompok rentan menjadikan mereka terus mengalami diskriminasi di  sekolah dan di masyarakat. Minimnya pemahaman tentang pendidikan inklusif, menjadikan mereka sulit diterima di sekolah umum. Dengan adanya tantangan ini maka perlu adanya edukasi dan implementasi pendidikan karakter yang selalu digaungkan dan digunakan di lingkungan sekolah dan masyarakat.

4. Minimnya anggaran dan ketidakefektifan kebijakan. Pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran untuk pendidikan inklusif serta memastikan kebijakan yang dibuat dapat diimplementasikan secara efektif di tingkat sekolah. Langkah nyata yang dapat diambil adalah dengan kolaborasi dengan berbagai pihak. Pemerintah, organisasi sosial, dunia usaha, dan akademisi perlu bekerja sama untuk menciptakan kebijakan dan program yang mendukung pendidikan inklusif secara nyata.

Pendidikan inklusif bukan hanya tentang menerima semua anak dengan berbagai macam latar belakang di sekolah, tetapi juga memastikan bahwa mereka mendapatkan kesempatan belajar yang sama dengan lingkungan yang mendukung.

Jika tidak ada langkah nyata yang dilakukan, pendidikan inklusif akan terus menjadi wacana tanpa dampak yang nyata bagi kelompok yang membutuhkannya. Oleh karena itu, komitmen dari semua pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Vina Erni Pratiwi
Vina Erni Pratiwi
pembelajar yang fokus pada sistem pembelajaran STEAM dan inklusi
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.