Minggu, April 28, 2024

Penampilan“Habis Tak Sudah” Karya Danarto

Meilisna Maulina
Meilisna Maulina
Mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pekan Kebudayaan Nasional atau yang lebih dikenal dengan PKN merupakan rangkaian acara  yang rutin diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap dua tahun sekali sejak tahun 2019.

Penyelenggaraan PKN merupakan salah satu implementasi  strategi pemajuan kebudayaan yang  disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia. pada tahun 2018 yang bertujuan untuk melaksanakan dan memberikan ruang  apresiasi, ekspresi dan kreasi seni  budaya yang beragam serta pemajuan kreativitas. komunikasi budaya  inklusif di seluruh Indonesia. Pada tahun 2023 ini, PKN mengangkat tema “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” dengan tujuan memberikan makna dan arti penting pada setiap kegiatan seni dan budaya yang berakar pada nilai budaya dan kearifan lokal.

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 dibagi ke 40 titik wilayah di seluruh Jakarta, salah satunya ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diselenggarakan oleh prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang mengangkat salah satu sastrawan Indonesia yaitu; Danarto untuk dijadikan tema pada PKN tahun ini. Danarto adalah seorang penulis dan sastrawan Indonesia. Karyanya yang terkenal antara lain cerita pendek Godlob. Kumpulan cerpennya yang lain, Adam Ma’rifat, meraih Anugerah Sastra Dewan Kesenian Jakarta 1982 dan Anugerah Buku Utama 1982. Pada tahun 2009.

Danarto adalah seorang penulis dan pelukis terkemuka Indonesia. Danarto lahir pada tanggal 27 Juni 1941 di Sragen, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Jakio Hardjodinomo, seorang mandor di pabrik gula. Ibunya adalah Siti Aminah, seorang penjual batik di pasar. Pada tahun 1969 hingga 1974, ia bekerja sebagai seniman poster di Pusat Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Pada tahun 1973 menjadi guru di Akademi Seni Rupa LPKJ (sekarang IKJ) di Jakarta. Dari 1979 hingga 1985, dia bekerja untuk majalah Zaman. Pada tahun 1959 hingga 1964, ia  menjadi anggota Sanggar Bambu Yogyakarta, sebuah perkumpulan pelukis yang biasa menyelenggarakan wisata seni lukis, teater,  musik, dan tari.

Pada tahun 1970, ia bergabung dengan Misi Seni Indonesia dan menghadiri pameran tahun 1970 di Osaka, Jepang. Pada tahun 1971, dia membantu mengatur festival Fantastique di Paris.  Ia juga terlibat dalam kegiatan sastra di luar negeri. Pada tahun 1983, ia mengikuti Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda.

Cerpennya banyak dimuat di majalah Horison, seperti “Nostalgia”, “Adam Makrifat” dan “Namun Mereka Tidak Bisa Menangkap Malaikat”. cerpennya yang berjudul “Rintrik” memenangkan hadiah  Horison pada tahun 1968. Pada tahun 1974, kumpulan cerpennya disusun menjadi satu buku  berjudul Godlob yang diterbitkan oleh Dirah’s Fairy Tale Troupe. Karyanya bersama penulis lain yaitu Idrus, A.A. Navis, Umar Kayam, Sitor Situmorang dan Noegroho Soetanto dimuat dalam  antologi cerpen karya Herry Aveling berjudul From Surabaya to Armageddon (1975).

Karya Danarto juga pernah dimuat di majalah Kulttuuri dan Westerlu (majalah terbitan Australia). Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, Inggris, Belanda dan Perancis. Cerpen Harry Aveling yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris  diberi judul From Surabaya to Armageddon (1976)

Terdapat taman baca danarto yang berada di ruang tamu PKN lobi timur FITK UIN Jakarta, yang di dalamnya terdapat biografi tentang Danarto, arsip-arsip tentang Danarto, buku, cerpen, essay, hingga diskusi sastra.

Pada konsep taman baca Danarto ini terdapat gerobak yang isinya buku-buku karya Danarto,”Kami menyebutnya ini panjangan taman bacaan Danarto, jadi kemarin kami mengonsep nya menjadi gerobak karena kebutuhan teman-teman PBSI, juga kebutuhan kami sendiri dan kebutuhan perpustakaan daerah Sragen. Nah, teman-teman PBSI UIN Jakarta selain bukunya berada di ruang perpustakaan jurusan PBSI teman-teman PBSI juga sering bikin acara yang di luar, jadi kemungkinan ya sudah memang butuh sesuatu yang bisa mobile jadi kalau kemana-mana bikin acara di tempat lain tinggal dorong aja” (Terang Mba Ratna team Danarto dkk).

Banyak sekali mahasiswa-mahasiswa yang berantusias pada kegiatan ini, Mereka berbondong-bondong untuk ikut serta dan memeriahkan acara PKN. Rangkaian acara yang setiap harinya selalu menarik perhatian, salah satunya adalah mendatangi sastrawan dan budayawan Indonesia.

Sehingga, banyak mahasiswa PBSI maupun di luar PBSI yang ingin menampilkan kebudayan-kebudayaan yang ada di Indonesia lewat berbagai macam cara, seperti membaca puisi, tarian tradisional, monolog, serta penampilan teater. Meskipun Danarto menjadi salah satu sastrawan Indonesia yang dijadikan konsep ruang tamu PKN UIN Jakarta, orang-orang yang ikut serta tampil dalam acara ini tidak berfokus pada karya-karya Danarto saja. Mereka juga membawakan karya-karya sastrawan Indonesia lainnya, seperti karya-karyanya Putu Wijaya, Kuntowijoyo, dan Jamal D. Rahman.

Pada Rabu 25 Oktober 2023, ada penampilan Teatrikalisasi Puisi “Habis Tak Sudah” karya Danarto yang dibawakan oleh Sakustik (Sastra Akustik) yaitu salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Program Studi  Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Teatrikalisasi puisi ini merupakan sandiwara teatrikal yang diangkat dari sebuah karya sastra puisi. Puisi-puisi yang biasanya hanya dibacakan, dilatih dalam puisi teater dan kemudian dipentaskan di atas panggung. Karena materi dasarnya adalah puisi, maka sandiwara puisi ini di atas panggung lebih mengutamakan estetika puisi. Gaya akting aktor biasanya bersifat teatrikal. Setting dan pemblokiran panggung dimaksudkan untuk mempertegas makna puisi yang dimaksud.

Penampilan teatrikalisasi puisi ini sangat menarik perhatian para penonton. Sebab, puisi Habis Tak Sudah karya Danarto merupakan puisi yang di dalamnya hanya bertuliskan Allah sebanyak 1015 halaman, dari halaman pertama sampai halaman terakhir dalam puisi ini hanya bertuliskan Allah yang berbentuk segiempat seperti belah ketupat. Karya ini merupakan ide Danarto yang bisa kita lihat betapa kuat sikap religiusitas yang ada pada diri Danarto.

“Kami merepresentasikan puisi ini menjadi teater adalah dengan cara mencari keberadaan Allah, dalam kehidupan sehari-hari. Kita mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari ketika misalnya, kita sedang menulis kita berkata Allah dan sedang melakukan apapun dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu ingat Allah”. (Terang Siti Saroh salah satu anggota Sakustik yang ikut serta dalam penampilan teatrikalisasi).

Danarto dikenal sebagai sastrawan yang berkonsep mistis. Namun dalam tesisnya, ilmu kebatinan justru menjadi tujuan utama pencarian Tuhan. Ia menggunakan karya kreatifnya sebagai sarana imajinatif untuk berhubungan dengan Tuhan (Sang Pencipta). Kehadiran cerpen dan puisi Danarto dalam keadaan tidak sadar, atau barangkali ia menggunakan kesadarannya, namun seolah-olah benar-benar bisa berdialog dengan Tuhan.

Artinya dia mungkin berpikir secara sadar, namun sebenarnya tampak tidak sadar. Dalam hal ini Danarto sebagai pribadi mengembalikan segala sesuatunya kepada dirinya, juga untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa. Namun Yang Maha Kuasa ini sebenarnya hanya sekedar lambang, karena sebenarnya lebih banyak mengandung makna. Inilah konsep mistis Danarto yang sebenarnya sangat religius juga.

Meilisna Maulina
Meilisna Maulina
Mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.