Senin, Oktober 14, 2024

Pemuda dan Industri Keuangan Syariah

Gusti Dirga Alfakhri Putra
Gusti Dirga Alfakhri Putra
Penulis merupakan mahasiswa pascasarjana di salah satu kampus negeri di Sumatera Barat

Indonesia adalah sebuah negara makmur yang berada di kawasan Asia Tenggara. Posisinya sangat strategis, berada di tengah-tengah dua samudra dan diantara dua benua. Selain itu, Indonesia menjadi pintu masuk antara perdagangan dunia wilayah barat dengan wilayah timur, tepatnya kawasan Selat Melaka yang menjadi kawasan perdagangan laut paling sibuk di dunia. Tidak kurang dari 200 kapal melintasi kawasan ini setiap harinya. Seharusnya dari hal ini, Indonesia dapat meraih keuntungan karena posisinya yang strategis ini.

Selain itu, Indonesia juga dianugrahkan kekayaan alam yang melimpah ruah. Berbagai hasil pertambangan yang ada menambah devisa yang sangat besar. Contohnya adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT. Pertamina Persero.

PT. Pertamina (Persero) membukukan laba bersih konsolidasian sebesar 1,05 miliar dollar AS atau setara Rp 15,3 triliun (rerata kurs pada tahun 2020 Rp 14.572) sepanjang tahun 2020.Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2019 mencapai Rp 4.067,8 triliun.

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.818,9 triliun. Dalam laporan BPS, Selasa 5 November 2019, Ekonomi Indonesia triwulan III-2019 terhadap triwulan III-2018 tumbuh 5,02%. Namun ada hal yang menarik. Meskipun PDB Indonesia naik, namun para pengamat ekonomi melihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan melambat, yakni berada pada posisi antara 4,9-5,1 persen. Hal ini terutama diakibatkan oleh efek perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang fokus dalam pemerataan perekonomian. Dalam beberapa periode pemerintah sebelumnya, ketimpangan di Indonesia cukup tinggi dan yang paling terlihat adalah ketimpangan pembangunan antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau lainnya.

Berbagai fasilitas dan infrastruktur tersedia secara lengkap di Pulau Jawa, namun di pulau-pulau lainnya, justru ada daerah yang tidak mendapatkan sarana dan prasarana yang memadai dari pemerintah. Dan sebenarnya pemasukan devisa terbesar di Indonesia berasal dari luar pulau Jawa. Kita sebut saja tambang minyak terbesar yang berada di daerah Riau dan Kalimantan, tambang Timah di Bangka, dan sebagaimana kita tahu bahwa Papua juga menyimpan cadangan emas terbesar yang justru dinikmati oleh negara asing.

Baru kemudian dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, ketimpangan tersebut mulai diatasi. Pembangunan jalan tol di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, serta pembangunan jalan Trans Papua adalah wujud komitmen pemerintah dalam mengatasi ketimpangan.

Kemudian kebijakan BBM Satu Harga se-Indonesia juga telah diberlakukan sejak lama dalam mencapai perekonomian yang setara. Lalu, dimanakah letak peran pemuda dalam membangun perekonomian di negara ini ?Banyak sektor strategis yang sebenarnya dapat diisi oleh pemuda Indonesia.

Kita ambil satu contoh, Industri Keuangan Syariah. Industri Keuangan Syariah secara umum mencakup berbagai aspek keuangan di suatu negara namun landasannya berbasis syariah. Contohnya adalah Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, Investasi Syariah, Koperasi Syariah, dan berbagai sektor keuangan syariah lainnya.

Menurut data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar keuangan syariah baru mencapai 8,69 persen dari total pasar keuangan nasional. Dari total penduduk Indonesia, yang paham literasi keuangan konvensional mencapai 29,1 persen sedangkan syariah hanya 8,1 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun mayoritas penduduk negara Indonesia adalah muslim, namun mereka masih asing dengan literasi Keuangan Syariah.

Melihat dari kenyataan tersebut, hal ini merupakan potensi yang seharusnya dapat dimaksimalkan oleh para pemuda Indonesia. Pemuda harus menjalin kerjasama dengan pemerintah dalam hal pengembangan literasi Keuangan Syariah di Indonesia. Pemuda dapat menjadi promotor dalam menstimulus masyarakat agar beralih dari menggunakan produk konvensional ke produk syariah.

Fakta yang menyebutkan bahwa pada saat terjadi krisis moneter tahun 1997, sektor keuangan syariah justru tidak terkena dampak sedikitpun dan masih bertahan sampai saat ini. Hal ini seharusnya dapat menjadi penguat alasan untuk masyarakat agar beralih menggunakan produk syariah.Pemuda sebagai penggerak dapat menciptakan berbagai inovasi dalam mengembangan Keuangan Syariah di Indonesia.

Dalam pengembangan Saham Syariah contohnya, para pemuda dapat berkontribusi dengan membeli saham-saham syariah sekaligus mengajak masyarakat untuk berinvestasi pada saham syariah. Semakin banyak masyarakat yang berinvestasi pada saham syariah, secara tidak langsung akan meningkatkan literasi masyarakat tentang produk-produk dari Keuangan Syariah di Indonesia.

Selain Saham Syariah, hal lain yang juga bisa dikembangkan dan dianggap merupakan penggerak dalam Industri Keuangan Syariah adalah Perbankan Syariah. Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang menggunakan prinsipprinsip syariah, yakni bebas dari praktik ribawi, tidak ada unsur dzalim, maisir atau judi dan spekulatif.

Bank Syariah pertama kali berdiri di Indonesia pada tahun 1991, namun sampai saat ini market share perbankan syariah masih stagnan, yaitu masih berada di posisi 6,0 persen dan angka ini masih terlalu jauh dari market share perbankan konvensional. Selain karena teknologi yang digunakan masih kalah jauh dari perbankan konvensional, kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah masih rendah sehingga masih perlu bantuan dalam menyebarluaskan pemahaman masyarakat terhadap perbankan syariah ini.

Pemuda dapat memulai untuk mengembangkan perbankan syariah dengan cara menjadi nasabah di bank syariah. Dengan menjadi nasabah di bank syariah, secara langsung akan menghidupkan bank syariah tersebut dan meningkatkan kepercayaan diri bank syariah untuk terus bersaing dengan bank-bank konvensional.

Selain itu, di berbagai perguruan tinggi di Indonesia mulai banyak yang membuka jurusan Ekonomi dan Keuangan Syariah, baik dari tingkat Strata 1 sampai Strata 3. Hal ini merupakan gambaran bahwa pemerintah sedang berfokus membangun bidan Ekonomi dan Keuangan Syariah dalam bidang pendidikan.

Ribuan mahasiswa jurusan tersebut telah lulus dan saat ini banyak yang berprofesi sebagai dosen, akademisi, praktisi, pengusaha, dan sebagainya dengan membawa nilai-nilai syariah yang telah dipelajarinya. Pemuda yang cerdas tentu diharapkan mampu mengembangkan ilmunya dalam pembangunan Indonesia, khususnya di sektor Industri Keuangan Syariah saat ini.

Gusti Dirga Alfakhri Putra
Gusti Dirga Alfakhri Putra
Penulis merupakan mahasiswa pascasarjana di salah satu kampus negeri di Sumatera Barat
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.