Bong Joon-ho lagi-lagi melahirkan sebuah masterpiece melalui karya terbarunya yaitu Parasite. Film ini berhasil memukau pencinta film tragikomedi dengan drama-drama yang sulit ditebak dan membuka tabir kenyataan sosial yang memilukan. Selain itu, karya Bong ini juga berhasil menyabet penghargaan Palme d’Or di Festival Film Cannes, Prancis dan beberapa penghargaan lainnya.
Dalam karya terbarunya, Bong Joon-ho menampilkan kesenjangan sosial-ekonomi yang sangat khas di negara dunia ketiga: benua Asia, Afrika dan Amerika Latin. Keluarga miskin Kim Ki-taek dan Keluarga kaya Tuan Park dikisahkan dalam sebuah panggung yang sangat kontras dalam dua kelas sosial-ekonomi yang kontradiktif.
Bong Joon-Ho menampilkan sebuah satire yang gelap dalam sebuah kenyataan dan mimpi yang sekaligus harus dirasakan oleh keluarga miskin Kim Ki-taek. Drama keluarga ini dimulai dengan adegan humor yang tegas lagi muram ketika keluarga miskin ini harus susah payah menumpang WiFi dari sudut toilet rumah semi-basementnya.
Belum lagi, kebiasaan keluarga ini menonton pemuda yang mabuk dan kencing sembarangan dari balik jendela rumahnya yang sempit.
Keluarga yang menjadi tokoh utama ini hidup dalam lingkungan kelas pekerja dan melarat: Kim Ki-taek sebagai mantan supir yang menganggur, Choong Sook sebagai istri yang membantu suaminya melipat kardus pizza dan kedua anaknya Ki-woo dan Ki-jeong yang juga menganggur.
Ketika Kim-woo menerima tawaran dari temannya untuk menjadi guru les seorang siswi SMA dari keluarga kaya. Ia melihat sebuah kesempatan untuk memperbaiki strata sosial keluarganya. Ia kemudian melakukan penipuan struktural untuk merebut properti keluarga kaya Tuan Park yang menjadi majikannya.
Keluarga yang kaya raya dengan rumah mewah dan rerumputan hijau ini terdiri dari Tuan Park, Nyonya Park, Da-hye — anak perempuan yang menjadi murid Ki-woo — dan anak laki-lakinya, Da-song. Keluarga ini diperdaya oleh kelicikan Ki-woo dan keluarga melalui penipuan tersistematis.
Dalam waktu sekejap, keluarga Kim Ki-taek berhasil menjadi parasit — Ki-woo berhasil menjadi guru les Da-hye, Ki-jong menjadi guru seni Da-song, Ki-taek menjadi supir baru Tuan Park dan Choong Sook menjadi pembantu rumah tangga baru — keluarga Tuan Park.
Hidup dalam bayang kemiskinan ini lah yang kemudian membentuk kesadaran komunal keluarga Kim Ki-taek untuk mengorganisir perebutan properti Tuan Park. Proses perebutan properti tesebut dilakukan secara radikal dengan penipuan hingga pembunuhan.
Tragedi ini menjelaskan kepada kita bahwa sulitnya sebuah keluarga miskin kota untuk memperbaiki kelas sosial-ekonomi mereka sehingga harus melakukan cara-cara radikal tersebut.
Satu aspek yang dieksekusi dengan sempurna dalam drama tragikomedi ini adalah keberhasilan Bong Joon-ho memperlihatkan sebuah pemandangan benturan kelas sosial. Misalnya, pemandangan rumah elite Tuan Park dengan kawasan kumuh tempat tinggal keluarga Kim Ki-taek.
Selain itu, penonton juga akan sulit mengasumsikan tokoh antagonis dalam film ini. Sebab, Bong Joon-ho menciptakan sebuah drama baru dalam keluarga Kim Ki-taek dan Tuan Park yang akan menghantarkan penonton ke sebuah klimaks yang berdarah-darah.
Drama baru inilah yang lagi-lagi menjadi satire gelap yang coba ditampilkan Joon-ho tentang kenyataan di masyarakat yang saling sikut dan menindas dalam menaiki tangga kelas-kelas sosial.
Terlepas dari pertanyaan siapa dan apa yang menjadi parasite dalam film ini dan apakah orang menjadi kaya karena ia baik atau sebaliknya. Menonton Parasite dapat mereflesikan fenomena dalamnya jurang kesenjangan sosial-ekonomi yang ada di sekitar dan dapat meningkatkan solidaritas kita dalam melawan pemiskinan struktural.
