Sabtu, April 20, 2024

Pandemi, Ramalan Engels, dan Evolusi Kapitalisme

Indra Permana
Indra Permana
Menjadi idaman mertua saja tidak cukup.

Extreme problems require extreme measures. Dikarenakan belum ditemukannya obat untuk menghentikan penetrasi Pandemi Covid-19 hingga tulisan ini dibuat (23 April 2020), masyarakat dan pemerintah dunia mengambil langkah ekstrim dengan membatasi mobilitasnya sendiri agar persebaran virus corona tidak meluas.

Langkah ini mengakibatkan dampak yang luar biasa bagi masyarakat, terutama bagi perekonomian. Tingkat konsumsi masyarakat menurun sangat drastis dan memberikan hantaman telak kepada beberapa sektor ekonomi.

Pembatasan mobilitas manusia dalam beraktivitas turut mempengaruhi jalannya proses produksi barang dan jasa. Hal ini dikarenakan manusia adalah penggerak proses produksi tersebut. Mereka yang melakukan perencanaan strategis, pengoperasian mesin produksi, dan pendistribusian hasil produksi yang mana membutuhkan keleluasaan manusia dalam beraktivitas secara fisik.

Perubahan sosial yang diakibatkan pandemi ini dapat berhenti saat kejadian luar biasa ini berakhir atau bahkan bertahan untuk selamanya. Dengan melihat dampak yang telah diakibatkannya, saya melihat dua kemungkinan tatanan sosial yang akan muncul setelahnya.

Pandemi ini dapat menjadi agen untuk memenuhi ramalan Friedrich Engels bahwa dunia akan menghadapi krisis akibat keberlimpahan. Di sisi lain, pandemi ini dapat menjadi lubang jarum yang turut memilah segmen kapitalis mana yang akan tetap bertahan hidup setelah pandemi berakhir.

Jatuhnya Harga Minyak Dunia dan Pemenuhan Ramalan Engels

Perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia mengakibatkan harga dunia terus merosot, bahkan harga minyak di pasar futures yang akan dikirim bulan Mei telah menyentuh angka negatif per barelnya. Semakin merosotnya harga minyak diakibatkan kapasitas untuk menampung hasil produksi minyak hampir mendekati level maksimal.

Pecah kongsi antara Arab Saudi dan Rusia yang pada awalnya untuk menjatuhkan produsen minyak dari Amerika Serikat mengakibatkan dampak mematikan bagi industri tersebut. Pada akhirnya setiap pihak dalam perang ini harus berdarah.

Mereka tidak mempedulikan kondisi masyarakat sekarang yang sedang tidak memiliki alasan untuk membeli minyak dalam jumlah berlebih. Pangsa pasar Asia, terutama Cina, meredupkan permintaannya karena kebijakan pembatasan aktivitas penduduk untuk menghentikan persebaran virus.

Berlimpahnya hasil produksi minyak dan tingkat permintaan yang sangat sedikit menciptakan potensi krisis ekonomi akibat keberlimpahan hasil produksi. Friedrich Engels dalam bukunya yang berjudul Socialism: Utopian and Scientific menjadikan fenomena tidak terserapnya hasil produksi oleh konsumen sebagai titik kejatuhan kapitalisme.

Ambisi kaum kapitalis untuk menguasai pangsa pasar dengan hasil produksi yang berlimpah menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk mengidentifikasi tingkat permintaan aktual. Engels berpendapat bahwa pekerja, yang mana mereka juga adalah konsumen barang yang mereka hasilkan, yang dapat menentukan tingkat produksi yang benar – benar merepresentasikan tingkat permintaan masyarakat.

Dengan menjadikan pekerja sebagai perencana dan penggerak proses produksi, keseimbangan pemenuhan kebutuhan masyarakat akan tercapai. Mereka sebagai konsumen dan pencipta hasil produksi paling mengetahui tingkat kebutuhan masyarakat dan dari mereka pula ketidakseimbangan tingkat penawaran dan permintaan dapat diatasi.

Seleksi Alam dan Evolusi Kapitalisme

Pembatasan aktivitas manusia untuk menghentikan persebaran virus covid-19 membuahkan satu ujian bagi kapitalis. Ujian ini adalah ujian untuk melihat kecakapan mereka untuk beradaptasi terhadap perubahan aktivitas manusia yang membatasi pergerakannya sendiri.

Raghuram G. Rajan (Mantan Ekonom IMF 2003 – 2007) mengemukakan bahwa industri yang mampu berjalan tanpa aktivitas fisik manusia akan menjadi industri yang paling pertama bangkit setelah pandemi ini. Beberapa contoh industri tersebut adalah Industri Pendidikan, Media dan Industri Kreatif lainnya.

Pemilik modal pada industri – industri ini akan menjadi lebih kuat. Biaya produksi yang semakin berkurang diikuti dengan kebutuhan terhadap hasil produksinya yang tidak akan berkurang karena dapat diserap oleh konsumen dari rumah.

Di lain sisi, industri yang sangat bergantung pada aktivitas fisik akan semakin menderita akibat kegiatan produksi yang terbatas. Pekerja di industri ini diharuskan untuk membatasi kegiatan fisik di rumah yang mana artinya mereka tidak dapat hadir ke lokasi kerja untuk melanjutkan proses produksi. Contoh dari industri ini adalah manufaktur dan jasa transportasi umum.

Kapitalis di industri tertentu akan jatuh sedangkan kapitalis di industri lainnya akan semakin melesat dan membesar. Pandemi tidak akan benar – benar menghancurkan kapitalisme, tapi akan membantunya untuk berevolusi ke wujud yang lebih sesuai dengan kondisi sosial aktual sehingga keberlanjutan eksistensinya tetap terjaga.

Ramalan Engels dan Kapitalisme Pasca Pandemi

Kondisi yang telah diramalkan Engels satu abad yang lalu sangat kecil kemungkinannya untuk terwujud. Kapitalis di industri perminyakan kerap kali memiliki keeratan dengan penguasa suatu negara. Mereka memiliki dukungan penguasa untuk melakukan represi terhadap perlawanan rakyat yang menghalangi mereka untuk memenuhi ambisi bisnisnya.

Cara mewujudkan industri perminyakan agar sepenuhnya berada di bawah kendali pekerja adalah dengan menempatkan kelompok atau tokoh yang membawa kepentingan pekerja di pucuk pemerintahan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Friedrich Engels di dalam buku Socialism: Utopian and Scientific.

Proses perubahan ini akan berlangsung sangat lama dan saya hanya dapat berpendapat bahwa ramalan Engels hanya sebatas terjadinya kondisi krisis akibat keberlimpahan. Tidak terserapnya hasil produksi oleh pasar akan mengakibatkan pemilik modal kesulitan untuk membayar pekerjanya.

Alhasil, akan terjadi gelombang besar pemecatan pekerja di industri perminyakan. Pekerja yang juga konsumen hasil produksi industri ini akan semakin mengurangi permintaan minyak (dengan berhenti menggunakan transportasi) karena tidak lagi memiliki penghasilan.

Arus pemasukan yang berkurang di industri perminyakan juga akan mengakibatkan perusahaan di industri ini mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban kepada investor dan perbankan. Pemenuhan kewajiban yang macet berpotensi menciptakan krisis finansial mengingat besarnya aliran kredit yang mengalir ke industri perminyakan.

Kemurungan di industri perminyakan tidak terjadi di industri lainnya yang melejit, seperti Media komunikasi, Edukasi dan Hiburan. Diamnya masyarakat di rumah akan mendorong mereka untuk terus mengkonsumsi hasil produksi kapitalis di industri tersebut. Sebagai contoh adalah melejitnya harga saham Netflix.

Pada saat pandemi ini, ide dari Friedrich Engels hanya meramalkan kehancuran kapitalis di satu sektor sementara kapitalis di sektor lainnya sedang melesat. Dengan kata lain, ramalan Engels akan terjadi berkali – kali di masa datang jika kejadian alam luar biasa lainnya terjadi berkali – kali di kemudian hari. Saat ini, kelihatannya kapitalisme masih akan terus beradaptasi dengan zaman.

Indra Permana
Indra Permana
Menjadi idaman mertua saja tidak cukup.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.