Rabu, Januari 22, 2025

Optimalisasi Pencegahan Kekerasan Albi di Pendidikan untuk Anak

Fairuz Hilali
Fairuz Hilali
Fairuz adalah mahasiswa aktif di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa, yang saat ini fokus pada pengembangan keterampilan di bidang komunikasi, media, dan public relations. Dengan semangat untuk belajar dan beradaptasi, saya terlibat dalam berbagai kegiatan kuliah dan magang yang memperdalam pengetahuan serta pengalaman saya di industri media, komunikasi, public relations. Saya percaya bahwa komunikasi yang efektif adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan mencapai tujuan bersama.
- Advertisement -

Kekerasan dalam konteks pendidikan adalah masalah serius yang berdampak pada perkembangan psikologis dan sosial anak-anak. Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian terhadap isu ini semakin meningkat, khususnya di Indonesia. Data menunjukkan bahwa insiden kekerasan di sekolah, baik yang bersifat fisik maupun non-fisik, terus mengalami peningkatan.

Kasus yang menimpa Albi Rufi Ozara, seorang siswa kelas 3 SD di Jayamukti, Kabupaten Subang, Jawa Barat, menyoroti pentingnya penanganan serius terhadap masalah perundungan di sekolah. Albi menjadi korban perundungan yang berujung pada kekerasan fisik yang menyebabkan ia meninggal dunia setelah 6 hari dirawat di ruang ICU RSUD Ciereng Subang. Kejadian ini bermula ketika korban dimintai uang oleh kakak kelasnya, dan setelah korban menolak untuk memberi, terjadilah kekerasan fisik yang menyebabkan luka berat pada tubuhnya.

Informasi yang diterima menyebutkan bahwa kejadian ini berlangsung selama korban bersekolah pada Selasa hingga Sabtu, dan kemudian korban mengeluh tidak bisa masuk sekolah pada Senin hingga Rabu. Pada hari Kamis, kondisi korban semakin memburuk dan akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kejadian ini menunjukkan adanya eskalasi kekerasan, mengingat sebelumnya korban pernah mengalami perundungan, namun kekerasan kali ini jauh lebih parah dan mengarah pada ancaman jiwa.

Pernyataan dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Subang mengonfirmasi bahwa korban sebelumnya sudah mengalami perundungan. Namun, kejadian kali ini disebut sebagai bentuk kekerasan yang jauh lebih serius oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kekerasan fisik yang dialami Albi menunjukkan betapa seriusnya dampak dari perundungan yang tidak segera ditangani dengan tepat.

Perundungan, terutama yang berakhir dengan kekerasan fisik, dapat menyebabkan dampak psikologis yang mendalam pada korban. Jika tidak ditangani dengan segera, perundungan ini bisa berkembang menjadi kekerasan yang lebih berat, bahkan mengancam keselamatan jiwa. Kasus ini menjadi pengingat pentingnya peran semua pihak dalam melindungi anak-anak dari kekerasan, baik di lingkungan sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Langkah preventif yang lebih tegas serta edukasi mengenai bahaya perundungan perlu terus dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Proses hukum yang jelas dan adil sangat diperlukan untuk memberikan keadilan bagi Albi dan sebagai bentuk pertanggungjawaban bagi pelaku perundungan. Selain itu, sekolah harus meningkatkan pengawasan serta menyediakan saluran yang aman bagi siswa untuk melaporkan perundungan. Membentuk sistem dukungan untuk korban perundungan juga sangat penting agar mereka merasa dilindungi dan mendapatkan bantuan yang layak.

Pentingnya Pencegahan Kekerasan di Sekolah

Kekerasan di sekolah dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti bullying, kekerasan fisik, dan pelecehan seksual. Berdasarkan informasi dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), terdapat lebih dari 15.120 kasus kekerasan terhadap anak pada tahun 2023, meningkat lebih dari 50% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan di tahun 2024 awal hingga bulan September terdapat 11.624 kasus terhadap anak. Jika kita membandingkan angka kekerasan yang terjadi di 2024 dengan 2023 mengalami penurunan sebesar 13%. Namun, dari jumlah 11.624 kasus kekerasan yang terjadi di 2024 terdapat 9.134 korban adalah laki-laki dan 3.752 korban adalah perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa institusi pendidikan harus aktif dalam mencegah dan menangani kekerasan.

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa untuk belajar dan berkembang. Namun, kenyataannya banyak siswa yang mengalami trauma akibat tindakan kekerasan di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret diperlukan untuk mencegah terjadinya kekerasan.

Strategi Optimalisasi Pencegahan Kekerasan

Pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK)

- Advertisement -

TPPK dapat berfungsi sebagai garda terdepan dalam mencegah kekerasan di sekolah. Tim ini perlu dilengkapi dengan pelatihan yang memadai agar dapat mengenali potensi kekerasan sebelum berkembang menjadi masalah yang lebih besar. Selain itu, TPPK juga harus melakukan sosialisasi kepada siswa dan orang tua mengenai pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman.

Pelatihan untuk Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik perlu mendapatkan pelatihan tentang cara mengidentifikasi dan menangani kasus kekerasan. Dengan pemahaman yang baik mengenai isu ini, guru akan lebih siap untuk menangani situasi yang berpotensi menimbulkan kekerasan. Pelatihan juga harus mencakup pendekatan psikologis agar guru dapat memberikan dukungan emosional kepada siswa.

Kolaborasi dengan Berbagai Pemangku Kepentingan

Pencegahan kekerasan tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja; diperlukan kerja sama antara sekolah, orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Misalnya, Dinas Pendidikan dapat bekerja sama dengan aparat penegak hukum untuk memberikan edukasi mengenai hukum terkait kekerasan terhadap anak. Selain itu, melibatkan tokoh masyarakat dan agama dalam kampanye anti-kekerasan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat secara luas.

Kampanye Kesadaran Anti-Kekerasan

Sekolah perlu mengadakan kampanye kesadaran anti-kekerasan yang melibatkan seluruh warga sekolah. Kegiatan ini bisa dilakukan melalui seminar, workshop, atau kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan membangun karakter siswa serta menumbuhkan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan.

Implementasi Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mengintegrasikan nilai-nilai anti-kekerasan ke dalam pembelajaran sehari-hari. Melalui pendekatan ini, siswa diajarkan tentang pentingnya empati dan toleransi sejak dini.

Peranan Keluarga dalam Pencegahan Kekerasan

Keluarga memiliki peranan penting dalam pencegahan kekerasan di lingkungan pendidikan. Edukasi tentang perilaku baik dan cara mengatasi konflik sebaiknya dimulai dari rumah. Orang tua perlu dilibatkan dalam proses pendidikan anak agar mereka dapat mendukung upaya pencegahan kekerasan di sekolah.

Optimalisasi pencegahan kekerasan dalam dunia pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua pihak terkait. Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan menerapkan strategi yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi semua siswa. Upaya ini tidak hanya akan mengurangi angka kekerasan tetapi juga membantu membentuk generasi muda yang lebih baik di masa depan.

Sumber:

  1. BBPMP Jabar – Pendekatan terintegrasi pencegahan kekerasan di satuan pendidikan
  2. Dindikpora Banjarnegara – Optimalisasi fungsi ULD dan sosialisasi pencegahan kekerasan
  3. Kemenko PMK – Pencegahan dan penanganan kekerasan satuan pendidikan
  4. Kompasiana – Pentingnya optimalisasi tim pencegahan dan penanganan kekerasan di sekolah
  5. Rahayu, S. R., Sari, R., & Anwar, M. S. – Optimalisasi pencegahan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah SMP N 2 Tukak Sadai
  6. TVOne – Miris, perundungan sekolah memakan korban lagi [Video]
Fairuz Hilali
Fairuz Hilali
Fairuz adalah mahasiswa aktif di Universitas Sultan Ageng Tirtyasa, yang saat ini fokus pada pengembangan keterampilan di bidang komunikasi, media, dan public relations. Dengan semangat untuk belajar dan beradaptasi, saya terlibat dalam berbagai kegiatan kuliah dan magang yang memperdalam pengetahuan serta pengalaman saya di industri media, komunikasi, public relations. Saya percaya bahwa komunikasi yang efektif adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan mencapai tujuan bersama.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.