Jumat, Oktober 4, 2024

Nadia Murad, Sosok yang Tidak Diam atas Kekerasan Seksual

Ruth Stephanie
Ruth Stephanie
Content writer. For me, "Educating the mind without educating the heart is no education at all."

I want to be the last girl in the world with a story like mine.” – Nadia Murad Basee Taha

Beranjak usia dua puluh tahun, pada umumnya tidak sedikit perempuan yang sudah memiliki rencana untuk karir, pendidikan, bahkan hingga pasangan hidup. Atau tak sedikit pula yang merencanakan untuk traveling ke berbagai negara bersama teman atau seorang diri. Hal-hal tersebut tidak berlaku untuk seorang gadis asal Irak.

Nadia Murad Basee Taha, gadis Yazidi asal Sinjar, Irak, ini harus menelan pil yang sangat pahit dalam proses kehidupannya sebagai manusia. Di usianya yang baru beranjak dua puluh tahun lalu itu ia dijadikan sebagai sabaya atau budak seks oleh kelompok ekstrimis bersenjata ISIS.

Nadia Murad tinggal di sebuah desa di pegunungan Sinjar, wilayah utara Irak, yang memang dekat dengan perbatasan Suriah. Sebagian wilayah negaranya hingga desanya pun disapu bersih oleh kelompok ekstrimis tersebut. Selain membakar tempat tinggalnya, ISIS juga membunuh para pria, menjadikan anak-anak tentara, dan tak tanggung-tanggung para gadis dijadikan budak seks termasuk dirinya. Peristiwa yang memilukan tersebut terjadi pada medio 2014 lalu. Kehidupan Nadia seakan hancur saat itu juga.

Di tempat penyekapan, di Mosul, memang Nadia tidak sendiri, ia juga bersama beberapa perempuan yang akan diperjual belikan sebagai budak nafsu birahi para kelompok ekstrimis tersebut.

Seperti yang dikutip oleh The Guardian, pasar budak dibuka pada malam hari. Nadia dan sesamanya dapat mendengar keributan di lantai bawah tempat para militan mendaftar dan berorganisasi, dan ketika pria pertama memasuki ruangan, semua gadis mulai berteriak. Hal tersebut layaknya seperti adegan ledakan.

Nadia mengerang seolah-olah terluka, menggeliat dan muntah di lantai, tetapi tidak ada yang menghentikan para militan tersebut. Mereka mondar-mandir di sekeliling ruangan, menatap, sementara para gadis berteriak dan memohon.

Mereka tertarik pada gadis yang paling cantik terlebih dahulu, bertanya, “Berapa usiamu?” Dan memeriksa rambut dan mulut para gadis. “Mereka adalah perawan, kan?” Mereka bertanya kepada seorang penjaga, yang mengangguk dan berkata, “Tentu saja!” Seperti pemilik toko yang bangga dengan produknya. Para militan tersebut dapat menyentuh di mana saja yang mereka inginkan, menggerakkan tangan mereka di atas payudara dan kaki Nadia dan sesamanya. Gadis itu juga menambahkan, seolah-olah kami adalah binatang diperlakukan oleh mereka.

Selama kurang lebih tiga bulan, Nadia menjadi tawanan ISIS, dijadikan budak seks. Hingga mendapatkan penyiksaan, pemukulan, dan perkosaan. Bahkan, Nadia pernah diperkosa beramai-ramai, dan ia menambahkan bahwa memperkosa perempuan hasil rampasan perang adalah suatu perjuangan bagi para kelompok ekstrimis tersebut.

Keluarganya yang dibunuh, tempat tinggalnya yang telah tersisa menjadi puing-puing, dirinya yang layaknya seonggok daging saja yang siap ‘dimakan’ atau dikubur. Maka, apa lagi yang tersisa dari diri Nadia saat itu?

Keberanian untuk berbicara

Seperti yang dilansir dari laman BBC, peluang lolos Nadia dari para milisi ISIS ia dapatkan saat ia akan dijual lagi di pasar budak. Saat para milisi tersebut meminta Nadia untuk membersihkan diri, dengan sisa keberanian yang dimilikinya, Nadia meninggalkan ‘rumahnya’ dan mengetuk pintu salah satu tetangga. Pintu yang ia ketuk adalah pintu keluarga Muslim yang sama sekali tak ada kaitan dengan ISIS.

Keluarga Muslim inilah yang menjadi penyelamat Nadia, orang-orang pertama yang mengetahui penderitaan yang dialami seorang Nadia Murad. Tak tanggung-tanggung, keluarga Muslim ini bahkan memberikan abaya hitam serta kartu identitas baru untuk Nadia. Keluarga ini juga mengantar Nadia ke perbatasan, meninggalkan Mosul dan memasuki wilayah Kurdi.

Pada November 2014, Nadia berhasil lolos dari sekapan kelompok ekstrimis ISIS. Perlu diketahui bahwa pada bulan Februari 2015 lalu, Nadia memberikan kesaksian pertamanya kepada wartawan surat kabar harian Belgia La Libre Belgique saat ia tinggal di kamp Rwanda, tinggal di sebuah container yang lebih baik dibandingkan ‘rumahnya’ di Mosul. Pada 2015 juga, ia adalah satu dari 1.000 wanita dan anak-anak yang mendapat manfaat dari program pengungsi Pemerintah Baden-Württemberg dari Jerman, yang menjadi rumah baru baginya.

Kini, Nadia Murad, yang telah berumur dua puluh lima tahun itu, aktif dalam mengkampanyekan untuk dihentikannya perdagangan manusia dan menyerukan dunia agar mengambil langkah-langkah tegas dengan tujuan tak lagi ada pihak-pihak yang menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang. Hingga tahun 2016 lalu, Nadia Murad juga mendapatkan penghargaan hak asasi manusia Vaclav Havel dari Dewan Eropa. Puncaknya, pada awal Oktober 2018 ini, Nadia Murad (bersama Denis Mukwege) adalah Peraih Nobel Perdamaian 2018.

Benar, Nadia Murad adalah korban pemerkosaan yang dilakukan oleh kelompok ekstrimis ISIS. Ia juga adalah seorang penyintas dan imigran. Peristiwa yang dialaminya tentu sama sekali tak diinginkannya. Tetapi karena peristiwa yang dialaminya itu, Nadia memberikan pesan untuk para korban pelecehan hingga kekerasan seksual untuk tidak diam dalam menanggapinya. Berani untuk berbicara, bangkit, dan melawan kembali.

In speaking out about my own experiences, I hope that the other survivors of human trafficking will be able to find the strength and the dignity that is always inside us,” ucap Nadia Murad.

Tidak bisa hanya diam dalam menyikapi kekerasan seksual. Jika ada yang bertanya, apa lagi yang tersisa dari para korban pelecehan dan kekerasan seksual? Ada. Keberanian. Keberanian yang paling berani yang sebenarnya ada di dalam diri masing-masing sebagai manusia.

Nadia Murad, terima kasih untuk suaramu.

Ruth Stephanie
Ruth Stephanie
Content writer. For me, "Educating the mind without educating the heart is no education at all."
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.