Senin, Mei 6, 2024

Modernisasi Standar Kecantikan Menjadi Pemicu Insecurity

Virza Azzahra
Virza Azzahra
Menulis hanya hobi.

Di zaman serba maju atau kerap kali di sebut sebagai era modernisasi ada banyak hal yang berkembang, salah satunya standar kecantikan yang terkesan semakin menuntut.

Sebenarnya standar kecantikan ada beragam, setiap negara atau bahkan setiap daerah memiliki standarnya masing-masing terutama di negara indonesia yang memiliki banyak suku dan budaya. Contohnya Suku Dayak. Suku yang berada di pedalaman Indonesia ini memiliki standar kecantikan yang terbilang unik, yakni telinga panjang. Gadis muda akan di tindik lalu memakai anting yang diberi pemberat dari kuningan sampai lubang telinga memanjang kebawah.

Jadi apa masalahnya? Kenapa standar kecantikan yang katanya beragam menjadi pemicu insecurity?

Seiring berkembangnya zaman, standar kecantikan di sama ratakan, tidak peduli kita hidup di cuaca seperti apa dan budaya yang semacam apa. Bukan standar kecantikannya yang tiba-tiba berubah, tapi kita sendirilah yang tanpa sadar terpengaruh media periklanan yang menjadikan perempuan cantik definisi mereka menjadi tolak ukur standar kecantikan di masa kini.

Seperti yang kita tahu media periklanan brand kecantikan selalu menjadikan perempuan putih bak porselen, tinggi semampai, dan ramping ala model sebagai bentuk citra produk mereka. Selain itu tentu media lainnya ikut berperan dalam mempengaruhi persepsi kecantikan setiap individu. Seperti film, majalah, dan media sosial. Bukan hanya itu, seperti yang kita tahu bahwa remaja cenderung menjadikan Idol, Aktor, dan Publik figur lainnya untuk menjadi tolak ukur standar kecantikan mereka.

Jadi kenapa standar kecantikan tiba-tiba di pukul rata? Itu karena kita sendirilah yang menciptakan perspektif itu.

Menyamaratakan standar kecantikan membuat kita tanpa sadar saling menilai atau bahkan lebih buruknya saling menghina di balik kata “seharusnya kamu tuh begini biar cantik.”

Hey. Please deh, gak usah mengikuti zaman yang sudah mengeksploitasi hidup kita habis-habisan.

Cantik itu subjektif dan relatif, ya intinya cantik itu tergantung pandangan masing-masing. Setiap orang punya definisi cantiknya sendiri jadi sesama manusia yang penuh kekurangan kita tidak punya hak untuk menilai setiap cantik perempuan yang beragam. Karena pada akhirnya penilaian kita terhadap orang lain boleh jadi menjadi tekanan bagi mereka dan kita jadi ikut andil dalam membangkitkan perasaan insecure mereka.

Insecurity itu apa sih?

Insecurity atau insecure adalah perasaan cemas, ragu dan kurang percaya diri yang membuat seseorang merasa tidak aman. Sederhananya ya insecure itu perasaan minder yang belakangan ini seringkali menghampiri banyak orang. Terlebih dari standar-standar kehidupan yang semakin menuntut.

Perasaan insecure bukan hanya muncul karena penampilan fisik tapi ada banyak hal lainnya yang memicu perasaan rendah diri itu. Seperti standar kesuksesan atau bahkan standar kebahagiaan pun sepertinya ikut diperhitungkan di zaman modern ini.

Dan salah satu penyebab insecure lainnya ya standar kecantikan di era modern ini. Suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain bukan lagi hal baru, justru kita bisa menemukannya pada setiap individu termasuk saya sendiri. Bahkan beberapa orang harus selalu mendapatkan pujian sebagai bentuk pengakuan bahwa ia diterima dalam mayoritas manusia yang suka menilai.

Begitu berselancar di media sosial lalu melihat citra diri yang disuguhi oleh penggunannya dapat menimbulkan rasa iri, membuat beberapa orang tanpa sadar merasa lebih inferior dan akibatnya kembali terserang perasaan insecure.

Jadi kemanapun kita pergi perasaan insecure bisa menyerang dimanapun, kapanpun, dan karena apapun. Apalagi jika ditambah dengan tekanan dari keluarga, pasangan, teman dekat, dan sosial media membuat perasaan insecure seolah tidak bisa pergi dari kehidupan sehari-hari manusia.

Sebenarnya perasaan insecure sendiri bisa kita lihat sebagai hal positif, seperti menjadikan perasaan insecure sebagai bentuk sarana perkembangan diri. Namun jika perasaan insecure ini terjadi terus-menerus itu hanya akan membuat seseorang menjadi kehilangan kepercayaan dirinya dan berakhir tidak bisa mencintai diri sendiri, kemungkinan terburuknya menjadi malas bergaul dan tidak punya semangat untuk menjalani hidup.

Hidup segan, mati pun terlalu banyak dosa. Seperti saya.

Karena itu saya rasa setiap orang harus mulai belajar untuk menghargai penampilan orang lain. Berhenti menyamaratakan standar perempuan cantik yang di suguhi media masa, mereka mengomersialkan kecantikan dalam definisi mereka hanya untuk mendukung bisnisnya, bukan untuk membuat kita ikut menghakimi penampilan orang lain. Jadi mari kita buka mata lebar-lebar bahwa semua perempuan itu cantik dengan caranya masing-masing.

Jadi bagaimana kita mengatasi perasaan insecure di tengah era modernisasi yang kian menuntut ini?

Pertama cintai diri sendiri, ini bukan narsis karena mencintai diri sendiri itu bentuk dari kewarasan. Sebagai manusia kita juga butuh ruang, jadi berhenti membenci dan menyalahkan dirimu sendiri. Lalu buang jauh-jauh pemikiran negatif dan membangun rasa percaya diri, setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing jadi ayo mulai percaya terhadap dirimu sendiri. Percaya bahwa kamu juga perempuan keren tanpa harus mengikuti standar kecantikan di era modernisasi ini.

Virza Azzahra
Virza Azzahra
Menulis hanya hobi.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.