Kamis, April 25, 2024

Menjaga Kultur Digital Corona

Marjono
Marjono
Alumnus Pascasarjana Universitas Semarang (USM), 2006, Kasubbag Materi Naskah Pimpinan Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah, 2015-Sekarang, dan Penulis lepas

Peraturan pembatasan sosial (social distancing) dan phisik (physical distancing), menerbitkan realitas baru, yaitu jagat digital. Segala aspek kehidupan seperti politik, bisnis, dan pendidikan secara konvensional digelar secara face to face (tatap muka), kini semua itu harus berubah, bergeser menggunakan cara-cara dalam jaringan (daring). Akibatnya lalulintas dunia maya padat bahkan krodit pada titik tertentu.

Kita akan menjadi pecundang atas corona ketika kita hanya mbalelo dan kita menjadi pemenang dari pergumulan corona atas laku disiplin. Namun demikian, sesungguhnya masih ada pemenang yang layak disebut raja di tengah pandemi corona.

Raja baru itu bernama dunia digital. Digitalisasi menjadi kiblat dan tatanan baru, sekurangnya dianggap mampu memberi daya hidup bagi warga di tengah perebutan nasib dan masa depan melawan corona. Dimesi kehidupan pun bergeser.

Pada wilayah keagamaan, menjalankan ibadah di tengah pandemi dilakukan di rumah dan ceramah keagamaan oleh pemimpin ibadah dapat dieksekusi lewat live streaming. Model ini tetap menjaga substansi dan silaturahmi secara baik, meskipun nir tatap muka dengan Jemaah. Hal ini untuk mengindari kerumunan dan menegakkan social dan physical distancing.

Menyangkut aspek sosial, dibelantara wabah corona seperti sekarang ini cukup menyisakan kepedihan dan kenestapaan hidup. Untuk itu, kini tak sedikit bertumbuh gerakan gotong royong, dompet pilantropis, peduli corona atau pertunjukan amal melalui sosial media.

Kemudian, menjangkau aras politik, tentu sudah banyak agenda sidang-sidang DPR dilakukan secara virtual atau on line. Langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan virus corona baru atau covid-19.

Pada situasi lainnya, yakni pada dimensi pendidikan. Bangku sekolah dan kampus maupun ruang-ruang pendidikan dan pelatihan dalam situasi darurat corona seperti saat ini, sudah membudayakan model belajar atau kuliah on line. Sekolah tanpa sekat, ada juga model bimbingan belajar daring, seperti Ruang Guru dan aplikasi lainnya.

Sedangkan kala merambah pada dunia hukum. Untuk memutuskan perkara hukum, di tengah pandemi covid ini, Pengadilan melakukan siding gelar secara on line, seperti melalui teleconference. Prosesnya tetap berpegang pada hukum acara yang berlaku. Cara ini ditempuh untuk mencegah penyebaran virus corona.

Menyoal pemerintahan pun tak terhindar. Hampir setiap hari dilakukan koordinasi atau rapat antara pemerintah dan daerah maupun dengan insitusi lain via video conference. Upaya ini sekurangnya juga mengurangi kerumunan dan menekan ritus penularan corona.

Dari sisi dunia kerja. Agresi covid ini membuat para pekerja baik ASN maupun korporasi harus menyelesaikan pekerjaannya dari rumah (WFH). Sesi ini membuat fleksibel atas presensi, progress dan report kerja maupun rapat dana tau pertemuan formal juga informal bisa berlangsung secara seru secara on line. Bagi pemerintah atau korporasi mungkin bisa berhemat, sedang bagi pekerja mesti ada penyesuaian penambahan pos anggaran beli kuota internet atau pemasangan wifi baru.

Menengok arus transportasi. Corona telah membuat pergerakan transportasi menjadi terbatas. Kita tak bisa seenaknya wira-wiri dengan kendaraan pribadi maupun umum. Maka untuk memenuhi kebutuhan warga lebih memlilih cara aman dan cepat, seperti memanfanfaatkan jasa ojol untuk membeli barang atau mengirim makanan di rumah.

Membuka jejaring bisnis. Ketika dunia tanpa pandemic bisnis on line sudah membanjir, sekarang di reruntuhan wabah corona ini, praktik bisnis secara daring jauh lebih masif. Lewat bisnis on line ini semuanya lebih safety.

Pandemi ini. jual beli produk pertanian bisa dilakukan lewat daring. Di Jawa Tengah ada yang namanya aplikasi petani (berbagi informasi seputar pertanian), agro jowo (pemasaran hasil panen pertanian secara luas), regopantes (penjualan hasil pertanian langsung ke konsumen).

Wabah corona bisa disebut krisis kesehatan. Progres setiap hari menyangkut kasus, angka kesembuhan dan meninggal dunia dari corona. Maka untuk menekan angka-angka murung covid itu, penting ditempuh cara-cara mendapatkan layanan kesehatan secara daring atau Pak Jokowi menyebut rumah sakit tanpa dinding atau telemedicine. Berbagai konsultasi dan informasi kesehatan bisa diperoleh dengan mudah, murah dan cepat lewat on line.

Konstruksi Optimis

Diakui atau tidak diakui, pandemi corona sudah menghadirkan kultur baru di tengah masyarakat dalam menata kehidupannya. Pertama, sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Membangun dan mengedukasi warga menerapkan pola dan perilaku hidup sehat. Bekerja, beribadah dan bersekolah dari rumah. Jaga jarak, mengkonsumsi makanan bergisi, makan sayur dan buah, olah raga, dll. Tak mengucilkan, tak diskriminasi atau tak menolak pasien dana tau jenazah covid-19.

Kedua, menjadi bagian mendorong dan menggerakkan partisipasi masyarakat. Karena masifnya penggunaan aplikasi berbasis daring, akan lebih cepat dan simultan dalam membangun gotong royong maupun serkileran lewat on line. Misalnya konser amal peduli covid yang digelar Didi kempot almarhum baru-baru ini menjelang kahir hayatnya yang mampu meghimpun dana tak kurang Rp7 milyar.

Dan, terakhir adalah menjadi entry point maupun starting point dalam memberikan pelayanan publik yang lebih cepat, mudah dan murah sekaligus informatif.  Misalnya ada kasus baru warga terjangkit dana tau terdampak virus corona, maka melalui media daring jauh lebih cepat termonitor, terlayani secara cepat dan eksekusi penanganan lebih tepat, sehingga mampu memompa kepercayaan rakat kepada pemerintah.

Konstruksi optimis yang kita ekspektasikan adalah semakin menggemukkan senses of crisis. Maka kemudian, menjadi tugas bersama menjaga digitalisasi ini semakin produktif menghalau pandemi covid.

Marjono
Marjono
Alumnus Pascasarjana Universitas Semarang (USM), 2006, Kasubbag Materi Naskah Pimpinan Biro Umum Setda Provinsi Jawa Tengah, 2015-Sekarang, dan Penulis lepas
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.