Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Letak indonesia yang berada di daerah tropis menyebabkan Indonesia memiliki curah hujan yang tinggi. Kondisi curah hujan tinggi dan penyinaran matahari yang cukup membuat keuntungan tersediri bagi Indonesia yaitu penghasil rempah – rempah yang melimpah. Berbeda dengan negara Eropa yang subtorpis sehingga menyebabakan negara Eropa rela datang ke Indonesia untuk mencari rempah – rempah. Manfaat rempah – rempah selain dijadikan sebagai bumbu – bumbu masakan tetapi juga sebagai pengobatan tradisional yang dikenal dengan sebutan “Jamu”.
Hari Kebangkitan Jamu Indonesia diresmikan Presiden Indonesia Bapak Susilo Bambang Yudoyono yaitu pada tanggal 27 Mei 2008, di Istana Merdeka sekaligus meresmikan jamu sebagai brand Indonesia. Jamu seakan mewarnai dalam kebijakan pemerintah yaitu bentuk Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Pada pasal 48 ayat 1 disebutkan bahwa dari 17 upaya kesehatan tercantum upaya pelayanan kesehatan tradisional yaitu pengobatan dan perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Sejarah Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang diturunkan secara turun – temurun oleh nenek moyang yang digunakan untuk kesehatan. Jamu sudah dikenal sejak dulu yang menjadi bagian dari warisan budaya. Penggunaan ramuan jamu sudah dimulai sejak zaman Mesoneolitikum. Penggunaan ramuan jamu juga tercatat dalam prasasti sejak abad 5 M.
Salah satunya, Usada Bali tahun 991 – 1016 menjelaskan uraian tentang penggunaan jamu yang ditulis bahasa Jawa Kuno, Sansekerta dan basa Bali di daun Lontar. Istilah djmaoe dimulai sejak abad 15 – 16 M yang tersurat dalam primbon di Kartasuro. Uraian jamu secara lengkap terdapat di serat centini yang ditulis oleh Kanjeng Gusti Adipati Anom Mangkunegoro III tahun 1810-1823. Pada tahun 1850 R. Atmasupana II menulis sekitar 1734 ramuan jamu. Djamoe merupakan singkatan dari djampi yang bermakna sebagai doa atau obat dan oesodo (husada) yang bermakna kesehatan.
Moordiati, ahli Sejarah Kesehatan yang juga merupakan dosen di jurusan Ilmu Sejarah Universitas Airlangga ini memperesentasikan tentang “Jamoe dalam Histonografi Indonesia”. Menurut penjelasannya, jamu sudah dikenal sejak masa kerajaan. Hal tersebut dapat dilihat dari kitab kuno seperti Kakawin Gathotkacasraya, Bhomakawya, Bharattayudha, Sumanasantaka, Lubhdaka, dan Abhimanyuwiwaha, mengenal Jamu atau Jamoe, dengan istilah Jampyan yang berarti obat, pengobatan atau penawar.
Beliau juga mengatakan bahwa meracik dan minum jamu secara implisit sudah digambarkan di dalam relief berbagai candi seperti relief Karmawipangga dalam candi Borobudur (825 M), Prambanan (850M), Penataran (1200), Sukuh (1437), candi Tegalwangi. Dalam prasasti yang ada di dalam Madhawapura (Majapahit Abad XII M).Tidak secara spesifik menyebut jamu, namun lebih kepada peracik jamu, yang dikenal dengan sebutan ACARAKI.
Khasiat Jamu dalam Masa Pandemi
Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak wabah virus corona Covid 19. Musim pandemi yang mebuat peranan jamu menjadi penting untuk menjaga stamina tubuh dari wabah virus corona Covid 19. Banyak orang yang memburu empon – empon sebagai bahan jamu dari mulai temulawak (curcuma zanthorrhiza), jahe merah (zingeber officinale), hingga kunyit (curucuma longa). Empon – empon tersebut diburu untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Fenomena mengkonsumsi jamu ini bisa disikapi dan dimaknai dalam berbagai sudut pandang (prespektif), apalagi ketika fenomena ini menjadi lebih sangat “viral’ semenjak adanya pageblug wabah penyakit covid 19, jamu seolah naik kelas beralih fungsi menjadi obat yang akhirnya dipercaya ampuh dan “cespelng” bisa “menangkal”, bahkan ada sebagian yang menganggap bisa menyembuhkannya. Tak heran jika kemudian hal ini berimbas pada kelangkaan maupun harga rempah – rempah jamu yang kian naik selama masa “pageblug” wabah covid ini.
Salah satu pengobatan tradisional yang sedang trend saat ini adalah ramuan tanaman ramuan tradisional yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Penggunaan ramuan tradisonal tidak hanya untuk menyembuhkan suatu penyakit, tetapi juga untuk menjaga dan memulihkan kesehatan.
Selain itu, Tanaman Obat Keluarga yang disingkat sebagai TOGA ini terdiri dari berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan baik di halaman, pekarangan rumah dan ladang. Jenis tanaman yang dilestarikan sebagai TOGA adalah tanaman yang tidak perlu membutuhkan perawatan khusus, tidak mudah diserang hama, bibitnya mudah didapat, mudah tumbuh dan tidak termasuk jenis tanaman terlarang.
Selain itu, manfaat lain dari menanam tanaman obat adalah sebagai sarana untuk memperbaiki gizi masyarakat, karena menanam banyak tanaman obat sebagai penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain. Kedua, sebagai sarana untuk pelestarian alam, apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pelestarian kembali, maka sumber bahan obat itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
Ketiga, yaitu sebagai sarana penyebaran penghijauan untuk daerah yang mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain. Keempat yaitu sebagai sarana untuk pemertaan pendapatan, sebagai sumber penghasilan bagi keluarga dan sebagai kesan keindahan.
Sumber :
Andriati dan , Wahyudi, RM.Teguh. 2016. Tingkat Penerimaan Penggunaan Jamu Sebagai Aternatif Penggunaan Obat Modern pada Masyarakat Ekonomi Rendah-Menengah dan Atas. Ilmu Farmasi Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Universitas Airlangga.
Purwaningsih,Ernie H. 2013. Jamu,Obat Tradisional Asli Indonesia Pasang Surut Pemanfaatannya di Indonesia. Departemen Farmasi. Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia.
Gunarto,Anton. 2007. Menata Tanaman Obat Keluarga (Toga) di Pekarangan Rumah. Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi. Badan Pengkajian Penerapan Teknologi.
Tim Daya Sehat Sejahtera. 2019. 7 Manfaat Jamu bagi Kesehatan Tubuh. di https://www.daya.id/kesehatan/tips-info/makan-sehat/7-manfaat-sehat-jamu-bagi-kesehatan-tubuh (diakses pada tanggal 30 September 2020, Pukul 16.26)
Kurnia, IGA Maya. 2015. Budidaya Tanaman Obat Keluarga (TOGA). di https://distan.bulelengkab.go.id/artikel/budidaya-toga-tanaman-obat-keluarga-77 (diakses pada tanggal 3 Oktober 2020, Pukul 20.53)