Rabu, November 20, 2024

Menghargai Perokok Pasif

FayaLusaka
FayaLusaka
Mahasiswi Ilmu Komunikasi salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Perempuan ini menyukai kegiatan travelling.
- Advertisement -

Merokok tentu saja menjadi hak yang dimiliki oleh setiap orang. Akan tetapi seringkali dengan merasa bahwa memiliki hak tersebut, maka orang lupa akan sikap menghargai orang lain. Sikap menghargai orang lain yang dimaksud disini yaitu, menghargai perokok pasif.

Manusia di dunia ini memang beragam. Salah satu contohnya yaitu ada orang yang memilih untuk merokok, dan ada pula yang bahkan terkena asapnya saja tidak mampu. Bukan karena apa-apa, orang yang tidak mampu terkena asap rokok ini terkadang memiliki permasalahan dengan pernafasannya.

Adanya perbedaan pilihan orang untuk merokok atau tidak tersebut mengakibat beberapa tempat umum menyediakan fasilitas penunjang untuk keduanya. Rumah makan, kafe, atau bahkan warung internet atau yang biasa disebut warnet menyediakan smoking area dan no smoking. Dengan adanya kedua tempat tersebut membuat antara perokok aktif maupun pasif dapat beraktivitas dengan leluasa.

Meskipun sudah tersedianya smoking area dibeberapa fasilitas dibeberapa tempat, akan tetapi masih saja ada yang tidak menyediakan fasilitas tersebut. seperti jalan raya, tempat ini tidak mungkin adanya fasilitas smoking area.

Seharusnya dengan tidak adanya tempat tersebut, maka para perokok seharusnya dapat menahan diri untuk tidak merokok selama dalam perjalanan. Akan tetapi faktanya, banyak para pengendara kendaraan bermotor dengan seenaknya menyetir sambil menyalutkan kebiasaannya tersebut. Hal ini justru sangat membahayakan bagi pengguna jalan lainnya maupun si perokok itu sendiri.

Hal yang membahayakan diantaranya yaitu dapat terganggunya pengguna jalan lain yang tidak merokok akibat dari asap rokok orang lain. Selain itu hal ini juga dapat menganggu keselamatan si perokok sendiri karena mengemudi sambil merokok dapat menganggu konsentrasinya sehingga dapat menimbulkan kecelakaan.

Permasalahan merokok di jalan raya ini seringkali menjadi bahan pembicaraan masyarakat umum. Di media sosial seperti twitter dan instafram seringkali memunculkan keluhan-keluhan pengguna jalan yang terkena asap atau abu rokok dari si perokok di jalan raya.

Gerakan tidak merokok disemabarang tempat untuk menghargai orang yang tidak merokok harus digiatkan dari hal-hal kecil. Hari tanpa tembakau sedunia yang akan jatuh pada tanggal 31 mei 2019 nanti dapat menjadi awal untuk memulai. Dengan tidak merokok seharian penuh pada tanggal itu, masyarakat yang tidak merokok dapat merasa nyaman dan dihargai untuk mengirup oksigen yang bersih tanpa asap rokok.

Adanya hari tanpa tembakau sedunia yang dicetuskan oleh WHO ini dikarenakan tingginya penggunaan tembakau membunuh stidaknya 10 juta orang di dunia setiap tahun, sementara penggunaan tembakau di dunia mencapai 1,3 miliar. Semestinya kita mampu mengendalikan sekitar 100 juta kematian dini dengan mengurangi penggunaan tembakau.

Dengan adanya hari tanpa tembakau tersebut diharapkan kedepannya para perokok dapat lebih mengargai orang yang tidak merokok. Tidak hanya untuk mengurangi intensitas perokok, tanggal 29 Mei nanti juga diharapkan dapat mengurangi segala bentuk konsumsi tembakau. Sehingga kedepannya jumlah perokok baik di Indonesia maupun dunia dapat berkurang dari tahun ke tahun.

FayaLusaka
FayaLusaka
Mahasiswi Ilmu Komunikasi salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Perempuan ini menyukai kegiatan travelling.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.