Sabtu, April 20, 2024

Mengenal Diri Sendiri

Muzammil
Muzammil
Lahir dari pasangan Ayah terkuat, Ahmad Zaini dan Ibu (almarhumah) tercinta, Ning Sholihah. Tinggal di Gresik. Asal Lamongan. Aktif di Pelopor (Lembaga Pers Mahasiswa)

Makhluk bernama manusia, makhluk yang diciptakan paling akhir, menggantikan makhluk yang diciptakan lebih dulu. Definisi yang sering dilekatkan dan masih dipercaya ketepatannya pada manusia adalah hewan yang berpikir. Lantas, apa perbedaan manusia dengan hewan? Apakah karena sebangsa kita tidak punya perbedaan atau sejenis dengan hewan?

Sebelum mengenal agama, alangkah baiknya mengenal kemanusiaan kita. Pernyataan demikian bukan berarti kita meninggalkan agama dan cara beragama kita. Seyogianya, bersamaan dengan pelaksanaan ajaran agama (beragama) dan belajar tentang ajarannya, sisipkan waktu untuk mengenali sifat manusiawi manusia. Berkait dengan karakter, sifat dasar, pengetahuan.

Manusia sebangsa dengan binatang, sehingga manusia dan binatang memiliki kesamaan. Namun, pada saat yang bersamaan, manusia memiliki ciri khusus dan menjadi dasar utama dari manusia, membedakannya dari binatang. Ciri-ciri khusus inilah yang menentukan dan menggambarkan sifat-sifat manusiawi manusia. Selanjutnya ciri-ciri ini dikenal sebagai budaya manusia. Dasarnya berkaitan dengan dua hal: sikap dan kecenderungan.

Pada umumnya binatang memiliki kemampuan melihat, mengetahui dan mengenal dirinya sendiri dan dunia luar. Berbekal pengetahuan dan penglihatannya, binatang berusaha mewujudkan keinginannya. Sama halnya binatang, manusia juga memiliki kemampuan melihat, mengetahui dan mengenal dirinya sendiri dan dunia luar dirinya. Perbedaanya, manusia lebih mampu mengerti, lebih tahu dan lebih tinggi keinginannya.

Tiga kekhasan (lebih mampu mengerti, lebih tahu dan lebih tinggi keinginan) inilah yang menjadikan manusia lebih unggul dari makhluk hidup lainnya.

Pengetahuan dan Keinginan Binatang

Hanya melalui indera (alat untuk mencium, merasa, mendengar, meraba, melihat dan merasakan) binatang mampu mengetahui. Itulah sebabnya, pengetahuannya memiliki empat ciri khas; Pertama, pengetahuannya dangkal.

Tidak mampu menembus detail dari sesuatu atau being (ada) dan hubunganhubungan yang terjadi dalam sesuatu itu, seperti hukum kausalitas. Kedua, pengetahuannya regional. Binatang hanya mengetahui tentang sesuatu yang ada di depannya dan dunia sekelilingnya di mana binatang hidup.

Ketiga, pengetahuannya parsial dan khusus. Keempat, pengetahuannya berkenaan masa sekarang, tidak tentang masa lalu dan masa depan atau mendatang. Sebab itu, binatang tidak mengetahui sejarahnya sendiri dan sejarah dunia. Pengetahuan ini dimiliki manusia. Binatang tidak pernah memikirkan dan merencanakan masa depannya.

Sering manusia mengilustrasikan kepasrahan binatang tentang makan. Binatang hanya makan untuk hari ini dan berusaha mencari makan untuk hari ini. Ini disebabkan pengetahuan binatang tidak tentang hari esok. Adapun manusia memikirkan tentang hari esok dan masa lalunya.

Berdasarkan sifat pengetahuannya, binatang tidak sanggup keluar dari sisi lahiriahnya, lingkungan hidupnya, masa sekarang dan kekhususan atau parsialnya. Keempat bidang ini tidak pernah bisa ditembus oleh binatang. Kalaupun bisa, artinya secara kebetulan binatang bisa keluar dari salah satu bidang ini, kekuatan itu datang secara naluriah dan tidak sadar. Bukan karena keinginannya sendiri.

Seperti pengetahuannya, keinginan dan hasrat binatang juga terbatas ruang lingkupnya. Pertama, keinginanya hanya bersifat material, makan, minum, kawin, bersarang, tidur dan bermain. Tidak pernah lebih dari itu.

Binatang tidak memiliki kebutuhan dan keinginan berkait dengan spiritual, nilai moral, keindahan dan lain sejenisnya. Kedua, keinginannya bersifat pribadi dan individualistis, atau paling banter berkaitan dengan keluarga, pasangan dan anaknya sendiri. Ketiga, keinginanya bersifat hari ini atau berkitan masa sekarang.

Ia hanya akan mencari makan untuk dihabiskan hari ini, tidak untuk masa depan. Keempat, keinginannya bersifat regional, wilayah di mana binatang hidup. Tidak memiliki kemampuan mengimajinasikan atau melihat dunia luar yang lebih indah dari dunia di mana ia hidup, sehingga menarik perhatiannya untuk pindah. Keinginan tersebut hanya dimiliki manusia.

Pengetahuan Dan Keinginan Manusia

Dari sudut pandang pengetahuan dan keinginannya, manusia sangat unggul dari makhluk hidup lainnya. Dari sudut pandang pengetahuannya, manusia mampu mengetahui sejarah kehidupannya, bahkan sejarah sebelum lahir dan juga sejarah masa depannya plus sejarah setelah kehidupan di dunia berakhir, sejarah akhirat.

Berdasarkan kelebihan pengetahuan ini, manusia mampu mengetahui sejarah dunia, bintang gemintang, planet bumi dan lainnya, gunung, sungai, tumbuhan dan organisme lainnya.

Pengetahuannya berangkat dari sisi eksternal sesuatu (being) menuju sisi internal, hukum kausalitas sesuatu dan hukum yang mengatur sesuatu tersebut. Pengetahuannya melintasi batas ruang dan waktu. Manusia juga mencari hukum alam semesta dan kebenaran umum yang berlaku di dunia.

Dari sudut pandang ambisi dan aspirasinya, kedudukan manusia sangat luar biasa. Manusia sangat idealistis, tinggi citacita dan pemikirannya. Sasaran yang ingin dituju bersifat non material dan tidak mendatangkan keuntungan material. Sasaran demikian menjadi sasaran seluruh ras manusia. tidak terbatas pada waktu tertentu dan tidak terbatas pada wilayah tertentu. Tidak pula sebatas individual dan keluarganya saja.

Begitu idealistisnya manusia, sampaisampai lebih menomorsatukan akidah dan ideologinya, menomorduakan nilai selainnya. Manusia menganggap melayani orang lain lebih penting ketimbang mewujudkan kesejahteraan dirinya sendiri.

Manusia mau berbagi suka untung orang lain. Bahkan manusia berani mengorbankan nyawanya sekalipun untuk membela akidah dan ideologi sucinya. Inilah roh sejati budaya manusia. Lahir dari keinginan dan perasaan yang tinggi dan luhur serta suci.

Meski demikian, evolusi manusia dibekali seperangkat software berupa akal untuk meyerap pengetahuan. Pengetahuan yang sistematis, terdiri dari gugusangugusan pengetahuan yang selanjutnya dinamakan ilmu, merupakan bekal manusia menuju sifat dasar dan karakter sebenarnya manusia, sifat manusiawi manusia.

Penting untuk mengerahkan sluruh kemampuan yang dimiliki, kemampuan yng sudah tertanam sejak masa penciptaan tersebut (akal) untuk mengumpulkan pengetahuna guna menuju kesejatian kemanusiannya. Pada akhirnya ia berada pada posisi yang tinggi dari makhluk selainnya.

Muzammil
Muzammil
Lahir dari pasangan Ayah terkuat, Ahmad Zaini dan Ibu (almarhumah) tercinta, Ning Sholihah. Tinggal di Gresik. Asal Lamongan. Aktif di Pelopor (Lembaga Pers Mahasiswa)
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.