Sabtu, September 13, 2025

Mengapa Ranah Afektif Penting dalam Pendidikan

Muh Arief Muhsin
Muh Arief Muhsin
Muh Arief Muhsin adalah seorang dosen dan peneliti di bidang linguistik, bahasa, pendidikan, serta IT dan pembelajaran bahasa
- Advertisement -

Dalam dunia pendidikan, ada tiga ranah yang selalu menjadi tolak ukur keberhasilan hasil proses pembelajaran; yang pertama adalah ranah kognitif yang berkaitan dengan kemampuan berpikir dan pemahaman, ranah afektif bekaitan dengan sikap dan nilai, serta ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan fisik dan motorik.

Ketiga ranah tersebut menjadi sistem penilaian yang dikembangkan oleh guru untuk mengukur tingkat kecerdasan dan keterampilan siswa dengan berbagai indikator penilaian ilmiah yang menadi rujukan.

Namun, terkadang ranah afektif ini tidak terlalu dikembangkan karena guru hanya fokus pada pengetahuan dan keterampilan siswa, sehingga penilaian dan pembentukan sikap terabaikan.

Pengembangan sikap biasanya dititik beratkan pada pelajaran agama yang notabene hanya 2 jam pelajaran dalam sepekan sehingga hasilnya tidak optimal dalam kehidupan nyata. Padahal pendidikan nilai ini bekerja dalam jati diri manusia untuk membentuk kepribadian yang beranggung jawab dan berkomitmen tetap lurus dalam mengembang amanah yang diberikan.

Kita bercermin pada persoolan  tindakan “korupsi”, yang ternyata dilakukan oleh orang-orang pintar karena sebagian besar pelakunya adalah sarjana. Penyebabnya tentu saja terabaikannya pendidikan nilai yang dapat menjadi kontrol terhadap diri pribadi.

Persoalan lain yang kadang muncul sebagai bahan pembanding adalah tingkat pelayanan sosial yang kurang memperhatikan sisi kemanusaiaan. Pelayanan terhadap rakyat kecil pada instani pemerintag tertentu yang kadang dipersulit dengan perinsip-prinsi yang tidak logis hanya kerena mereka dianggap tidak penting, hal tersebut tentu saja mencederai nilai-nilai etik pendidikan yang seharunya melekat bagi mereka yang telah melalui pendidikan formal.

Penanganan kasus kejahatan misalnya oleh kepolisian yang terkadang oknum kepolisian lebih keras daripada kejahatan yang telah diperbuat oleh tersangka, terkadang oknum tertentu melakukan kekerasan yang diluar hati nurani yang bertentangan dengan norma kemanusiaan.

Manusia adalah mahluk sosial yang perlu terus saling mengingatkan dengan memperkuat pendidikan nilai. Pembentukan karakter kepribdian kita dipengaruhi oleh nilai-nilai agama yang luhur sehingga akan menjadi benteng bagi setiap pribadi untuk tidak melakukan kejahatan yang dapat merugikan orang banyak.

Ranah afektif sebagi sumber nilai dan karakter luhur harus terus dikembangkan untuk menjadi literasi pribadi yang bertanggung jawab, amanah, dan fatonah. Mari kita menjadi pribadi yang berintegritas dan memberikan manfaat kepada sesama demi kemanusian dan kemajuan bangsa Indonesia.

Muh Arief Muhsin
Muh Arief Muhsin
Muh Arief Muhsin adalah seorang dosen dan peneliti di bidang linguistik, bahasa, pendidikan, serta IT dan pembelajaran bahasa
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.