Saat kita berada di jalan banyak melihat spanduk bergambar foto orang. Tahun ini adalah tahun yang berbeda, orang-orang menyebut tahun ini adalah tahun politik. Pada tahun ini negara kita menyelenggarakan gelaran pesta demokrasi terbesar yaitu pemilihan calon presiden dan wakil presiden Indonesia.
Pada pesta demokrasi ini ada yang berbeda, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia bersamaan dengan pemilihan calon legislatif. Hal ini berbeda karena pada Pilpres dan Pileg sebelumnya memiliki jeda 3 bulan. Periode kampanye pada pemilihan kali ini digelar mulai 23 September hingga 13 April 2019. Massa pendukung kedua belah pihak saling mengunggulkan pasangan calon masing-masing.
Pendukung masing-masing calon ada yang mendukung dengan cara cerdas dan pendukung dari kedua pasangan calon ada juga dengan cara yang tidak baik yaitu saling mengejek dan lebih parahnya lagi hingga ada yang putus hubungan, entah itu pertemanan, percintaan hingga persaudaraan.
Kita tinggal menyikapi dengan baik akan menjadi pemilih yang seperti apa. Pilihan yang terbaik yaitu menjdi pemilih cerdas. Sebelum menjadi pemilih yang cerdas kita harus tahu keunggulan dan kekurangan dari masing-masing paslon.
Kita mulai dengan membahas paslon nomer 1 yaitu Ir. Joko Widodo dan K. H. Ma’ruf Amin. Pasangan calon ini memiliki keunikan yaitu latar belakang mereka. Latar belakang JOKOWI yaitu pengusaha dan Presiden Indonesia saat ini, sedangkan Ma’ruf Amin dari kalangan kyai dan pernah menjadi ketua umum MUI.
Faktor umur Ma’ruf Amin dapat menjadi kelemahan karena beliau sudah sangat berumur. Pria berkelahiran 11 Maret 1943 tahun ini beliau sudah berumur 76 tahun, tetapi hal tersebut dapat diambil sisi positifnya yaitu pengalaman beliau sehingga pada saat mengambil keputusan bisa bersifat bijaksana.
Hal tersebut dapat dipadukan denga sifat Jokowi yang jujur dan bekerja keras. Sifat jujur dan pekerja keras Jokowi sudah terbukti saat masa pemerintahannya. Pada saat pemerintahan Jokowi, pemberantasan korupsi sedang gencar-gencarnya contohnya yaitu OTT beberapa penjabat negara.
Kerja keras Jokowi terbukti dengan pembangunan infrastruktur di beberapa daerah seperti pembangunan tol trans jawa dan pembukaan daerah terpencil di Papua. Namun, dari banyak program kerja Jokowi yang sukses masih ada janji-janji yang belum terealisasi.
Berikutnya kita bahas paslon nomer 2 yaitu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Dimulai lagi dengan pembahasan latar belakang, Prabowo sebagai seorang putra ekonom lebih tertarik dengan dunia militer.
Di dunia militer karir Prabowo terbilang cermelang namun harus diberhentikan pada tahun 1998. Latar belakang tersebut mempengaruhi sifat Prabowo yaitu tegas. Setelah berhenti dari dunia militer, Prabowo beralih ke dunia bisnis lalu beliau ke dunia politik. Pasangan Prabowo yaitu Sandiaga Uno juga seorang pembisnis yang cerdas.
Menurut Forbes Sandiaga peringkat ke-37 orang terkaya di Indonesia. Setelah sukses di dunia bisnis Sandiaga merambah ke dunia politik. Pada tahun 2017 Sandiaga berhasil menjadi Wakil Gubernur Jakarta. Pasangan ini perpaduan antara ketegasan dan kecerdasan. Selain itu pasangan ini memiliki keunggulan dalam dunia bisnis. Masa lalu Prabowo menjadi kelemahan tersendiri pada calon ini. Isu HAM yang menyeret Prabowo saat bertugas sebagai militer sulit untuk dilupakan masyarakat.
Kedua calon tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, tergantung kita bagaimana cara menentukan pilihan. Jangan sampai pilpres ini memecah belah kita. Jokowi-Ma’ruf jika mereka nanti tidak menjadi presiden dan wakil presiden, beliau tetap menjalani harinya seperti biasa.
Sama halnya dengan pasangan Prabowo-Sandi jika mereka tidak jadi juga akan menjalani kehidupan seperti biasa. Sedangkan kita jika mendukung dengan cara tidak cerdas sampai merusak hubungan, hal ini akan sulit diperbaiki kedepannya. Mendukung dengan cara seperti apa itu adalah pilihan kita, tetapi mendukung dengan cerdas adalah pilihan terbaik. Belajar untuk menghargai pendapat orang lain. Menghargai pendapat orang lain bukan berarti selalu mengikuti pendapat tersebut.