Meski sempat tertunda penyelenggaraannya terkait adanya pandemi Covid-19, pesta olahraga Olimpiade Tokyo 2020 akhirnya digelar di tahun 2021. Seperti sudah menjadi harga mati, tim Bulutangkis Indonesia kembali memasang target untuk meraih medali. Terakhir kali tim Bulutangkis Indonesia meraih medali yaitu pada saat Olimpiade Rio 2016, kala itu medali emas disumbangkan melalui sektor ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Lantas bagaimana peluang tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 kali ini?
Indonesia berhasil meloloskan 7 wakil di lima sektor yang dipertandingkan, ke 7 wakil tersebut adalah Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie (Tunggal Putra), Greogria Mariska Tunjung (Tunggal Putri), Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (Ganda Putra), Greysia Polii/Apriyani Rahayu (Ganda Putri), dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Ganda Campuran).
Undian penyisihan grup telah dilaksanakan pada hari Kamis, 8 Juli 2021 yang disiarkan secara live di youtube channel BWF. Hasil undian yang cukup menarik untuk melihat bagaimana peluang setiap atlet di babak penyisihan.
Tunggal Putra
Dimulai dari sektor tunggal putra, Kento Momota yang tergabung di grup A sebagai unggulan pertama masih difavoritkan untuk meraih medali emas di sektor tunggal putra. Sementara Jonatan Christie sebagai unggulan 7 menempati grup G bersama Aram Mahmoud (Belanda) dan Loh Kean Yew (Singapura). Jonatan harus waspada agar bisa menjaga asa untuk lolos, karena Loh Kean Yew berpotensi besar menghadang langkah Jonatan untuk melaju ke babak berikutnya.
Berbeda dengan Anthony Ginting yang sedikit mendapat angin segar, Ginting yang menjadi unggulan 5 menepati grup J bersama Krausz (Hungaria) dan Sirant (Rusia). Melihat komposisi grup J harusnya tidak sulit bagi Ginting untuk maju ke babak berikutnya.
Tunggal Putri
Mundurnya Carolina Marin karena cedera membuat Gregoria menempati unggulan 14 di grup M bersama Lianne (Belgia), Thuzar (Myanmar). Gregoria yang saat ini menempeti peringkat 23 dunia memiliki peluang besar lolos babak selanjutnya. Namun di babak selanjutnya berpotensi bertemu Ratchanok Intanon dari Thailand.
Ganda Putri
Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi satu-satunya wakil tunggal putri dari Indonesia. Sayangnya pasangan Indonesia ini tidak termasuk dalam 4 unggulan yang mengisi masing-masing grup. Polii/Rahayu tergabung dalam grup A bersama Fukushima/Hirota (Jepang), Birch/Smith (Inggris), dan Kuan/Yean (Malaysia). Langkah mereka terbilang berat untuk menjadi juara grup karena harus berhadapan dengan unggulan pertama dari Jepang yang juga Runner-up All England 2021.
Ganda Putra
Bagi pecinta Bulutangkis Indonesia tentu pasangan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon yang paling ditunggu penampilannya. Selain menjadi andalan Indonesia meraih medali, mereka juga salah satu pasangan yang diperhitungkan lawan-lawannya. Kevin/Gideon tergabung dalam grup A bersama Lee/Wang (Taipei), Ben/Sean (Inggris), dan (Rakireddy/Shetty). Bisa dibilang grup A adalah grup yang berat karena diisi pasangan yang sedang ada di top performanya, bahkaan Lee/Wang berhasil membawa pulang tiga medali juara dalam tiga pertandingan terakhir mereka. Hal itu juga yang harus diwaspadai Kevin/Gideon walaupun secara head to head pasangan peringkat 1 dunia ini unggul dari ketiga lawannya.
Ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berada di grup D bersama Chia/Soh (Malaysia), SolGyu/Seungjae (Kosel), Jason/Nyl (Kanada). Tentu medali emas menjadi target Hendra Setiawan bersama Ahsan, setelah sebelumnya berhasil menjadi juara di Olimpiade Beijing 2008 bersama Markis Kido. Namun grup yang dihuni Hendra/Ahsan bukanlah grup yang mudah, diisi pemain muda dan cepat seperti Chia/Soh dan SolGyu/Seungjae, Hendra/Ahsan dipaksa bekerja 2 kali lebih keras untuk bisa lolos. Tetapi pemain dengan segudang prestasi dan pengalaman seperti Hendra/Ahsan bukan tidak mungkin akan memberikan kejutan seperti yang dilakukannya sepanjang tahun 2019 dengan menjadi juara All England, Kejuaraan Dunia, dan BWF World Tour Final.
Ganda Campuran
Berbeda dengan Olimpiade Rio 2016 yang mengirimkan 2 wakilnya di sektor ganda campuran, kali ini Indonesia hanya menempatkan Praveen/Melati setelah Hafiz/Gloria tidak berhasil lolos kualifikasi. Praveen/Melati juga diharapkan mempertahankan medali emas yang sebelumnya diraih Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di Olimpiade Rio 2016. Namun performa mereka yang inkonsisten menjadi kekhawatiran tersendiri, bahkan mereka sering kalah oleh pemain non unggulan. Ditambah lagi mereka tergabung di grup C bersama Yuta/Arisa (Jepang) selaku pasangan tuan rumah yang berpotensi menghadang langkah mereka, Christiansen/Boje (Denmark) kuda hitam yang tidak bisa diremehkan, dan Simon/Gronya (Australia). Tentunya peluang lolos sangat terbuka jika Praveen/Melati bermain dalam performa terbaik mereka.
Olimpiade Tokyo 2020 digelar tanggal 23 Juli-8 Agustus 2021. Untuk cabang olahraga Bulutangkis mulai digelar 24 Juli-2 Agustus. Tentunya kita berharap wakil Bulutangkis Indonesia bisa memberikan yang terbaik dan mendapat hasil yang sesuai harapan.