Sabtu, April 27, 2024

Membasmi Plastik untuk Indonesia Lebih Baik

AthariqDias Muyasar
AthariqDias Muyasar
Undurgratuade Student of Departemen Physics, ITS Surabaya.

Indonesia adalah Negara dengan kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Indonesia memiliki 18.000 lebih pulau (sekitar 6000 tidak berpenghuni) yang menyebar sekitar khatulistiwa.

Daerah perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut, serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral. Daratannya pun tidak kalah, membentang luas berbagai jenis keindahan. Seperti gunung, bukit-bukit, perkebunan dan masih banyak lagi. Semua itu dimiliki oleh Negara kita tercinta.

Beragam macam budaya ada di Indonesia. Mulai dari budaya nasional, budaya lokal bahkan sampai budaya asing yang memang sudah lama ada di Indonesia. Jawa, batak, sunda, sumater, Kalimantan, papua dan masih banyak yang lainnya.

Berbagai macam flora dan fauna yang miliki Indonesia. Mulai dari hewan yang sangat kecil sampai hewan yang besar. Mulai dari tumbuhan yang berbahaya sampai tumbuhan yang sangat cantik jelita. Mulai dari hewan yang jumlahnya banyak sampai hewan yang hampir punah. Mulai dari tumbuhan yang bisa dimakan sampai tumbuhan yang dilarang untuk dimakan. Semua itu ada di Negara Indonesia.

Semua itu ada di Indonesia. Namun dizaman sekarang masih ada yang tidak ada menyadari akan hal itu. Masih ada rakyat Indonesia yang kepeduliannya masih di bawah rata-rata. Masih ada mereka yang hanya mau menikmati semua itu. Masih ada mereka yang hanya inginnya enak saja. Tidak peduli itu berimpact kepada orang lain atau tidak. Padahal itu semua adalah tanggung jawab kita sebagai rakyat Indonesia. Merawat, menjaga, menyayangi dan peduli dengan tanah air tercinta.

Belakangan ini, banyak sekali berita tentang sampah yang tersebar di Indonesia. Menurut berita yang ada, Indonesia menduduki peringkat ke-2 sebagai penyumbang sampah plastik di dunia. Prestasikah? Tentu bukan. Bangga? Sangat tidak. Sedih? SURE. Siapa sangka Indonesia dapat penghargaan tersebut? Saya sungguh kaget akan hal ini. Siapa yang salah? Tentu saja yang tinggal di Indonesia. Seharusnya merekalah yang bertanggung jawab akan hal itu.

Kerugian ini sangat berimpact kepada seluruh makhluk hidup terutama hewan. Sangat miris sekali ketika melihat paus besar mati karena memakan plastik yang berkeliaran di laut lepas. Ketika dibelah perutnya, isinya adalah plastik-plastik yang dimakan paus tersebut. Selain paus, adalagi burung laut.

Susah untuknya untuk membedakan mana santapan siangnya dengan plastik-plastik yang tersebar di pesisir pantai maupun dilaut. Sehingga apa yang dimakannya adalah plastik tersebut. Kemudian ada seekor kura-kura mungil yang hidup di dilaut, ‘rumah’ kura-kura tersebut berbentuk aneh karena tertahan oleh plastic yang membuat ‘rumah’ kura-kura tersebut berbentuk aneh.

Lalu ada lagi, penyu lucu selalu hidup tentram dilautan. Berenang kesana kemari dengan senang. Saat berenang dilaut, dilihatnya hijau-hijau ada dipermukaan. Ia kira itu adalah rumput laut. Ternyata? Itu adalah jarring-jaring plastic yang membuat penyu lucu itu masuk kejaring-jaring tersebut.

Kita pergi ke daratan. Kita bisa lihat banyak sekali sampah-sampah yang berserakan didaerah rerumputan. Segerombolan sapi sedang mencari santapan siangnya. Dan ternyata ketika sapi tersebut pergi ke lahan rerumputan, ternyata banyak sampah yang berkeliaran di rerumputan yang membuat rerumputan tersebut terhalangin oleh rongsokan sampah plastik. Sehingga sang sapi tersebut malah memakan sampah tersebut.

Begitu juga gajah yang hidup di hutan yang luas. Sama halnya dengan kasus tersebut. Dengan belalainya yang panjang, mereka malah memakan sampah plastik yang berserakan.

Seperti yang kita ketahui, hewan tidak seperti manusia yang diciptakan memiliki akal sehat. Mereka tidak tau apakah itu plastik yang ia makan atau makanannya. Sehingga ia spontan memasukan sampah plastik tersebut kedalam mulutnya. Dan itu sangat berbahaya bagi kehidupan mereka.

Dan tentunya masalah itu seharusnya bisa kita tangani. Karena faktanya adalah kita yang membuatnya, kita yang menciptakannya. Kemudian seolah-olah kita sangat bergantung kepadanya dan sekarang kita tenggelam didalamnya.

Contohnya adalah ketika kita belanja disuper market. Jujur sayapun kadang jika memang tidak membawa tote bag saat belanja, mau dengan apa lagi membawa barang belanjaannya? Itu semua sudah menjadi ketergantungan kita dengan plastik. Kemudian packaging dari suatu barang yang dijual di super market atau pun yang dijual di warung-warung didekat rumah itu pasti kebanyakan menggunakan plastik. Lalu ketika kita jajan di pedagang kaki lima, pastinya apa yang kita beli itu dibungkus menggunakan plastik.

Kemudian bagaimana caranya untuk membasmi plastik? Caranya ya memang kita harus bisa menghilangkan ketergantungan terhadap plastik. Sangat sulit. Namun kita coba sedikit demi sedikit mulai dari hal yang sangat kecil.

Misalkan mengurangi penggunaan sedotan plastic yang kemudian kita ganti dengan sedotan stainless steel yang setelah digunakan bisa dicuci kemudian bisa digunakan kembali. Kemudian ketika kita belanja, selalu bawa totebag untuk membawa belanjaan yang kita beli.

Itu merupakan upaya agar kita bisa mengurangi kantong plastik.  Kemudian selalu membawa tumblr atau tempat minum yang reusable atau bisa digunakan terus menerus. itu bisa mengurangi sampah dari botol plastik. Kemudian selalu membawa tempat makan ketika membeli makanan di warung atau pedagang kaki lima. Itu bisa mengurangi sampah plastik yang digunakan untuk membungkus makanannya.

Kemudian jika memang sebelumnya kita masih menyimpan sampah plastik, langkah apa yang bisa kita lakukan? Kita bisa memanfaatkan sampah plastic itu untuk bisa digunakan lagi. Contohnya adalah botol plastik. Kita masih bisa menggunakan botol plastik bekas untuk hal-hal yang bermanfaat, misalkan botol plastik tersebut kita gunakan untuk pengganti pot untuk menanam tanaman hias.

Selain itu, botol plastik juga bisa digunakan sebagai perekat untuk kursi atau meja kayu, caranya dengan menempelkan ujung kayu satu sama lain kemudian di tempelkan botol plastik lalu dipanaskan botol plastik menggunakan hairdryer dan seterusnya.

Kemudian jika sudah melakukan itu semua, bagaimana jika regulasi di lingkungan sekitar masih tidak mendukung dalam membasmi plastik? Tentunya peran pemerintah dalam membuat regulasi upaya mengurangi penggunaan plastik sangat dibutuhkan. Banyak sekali tempat-tempat yang memang masih menggunakan regulasi yang mungkin masih regulasi yang lama.

Maka dari itu peran pemerintah untuk membuat regulasi yang baru dalam mengupayakan pembasmian plastik sangat berpengaruh. Sekarang pun sudah ada beberapa wilayah yang sudah membuat regulasi untuk membasmi plastik. Yaitu bali dan kota bogor. Pada awal tahun 2019, kedua wilayah tersebut sudah sepakat agar masyarakat disana agar tidak menggunakan plastik ketika berbelanja dan sebagainya.

Dengan demikian, Indonesia bisa mencoret penghargaan buruk yang sudah didapat sebelumnya. Saya percaya ini bisa terealisasikan jika semua elemen brrkontribusi dalam upaya pembasmian sampah plastik di Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.

“Kita yang membuat, kita bergantung kepadanya, sekarang kita tenggelam di dalamnya, dan kita akan mengatasi masalahnya.”

AthariqDias Muyasar
AthariqDias Muyasar
Undurgratuade Student of Departemen Physics, ITS Surabaya.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.