Kamis, Maret 28, 2024

Melirik Lebih dalam Terkait Kontroversi “BTS Meal”

Teddy Farhan
Teddy Farhan
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia

Baru-baru ini Indonesia digemparkan oleh salah satu menu makanan dari perusahaan makanan ternama yaitu McDonald’s. Dimana McDonald’s melakukan kolaborasi dengan boyband yang sangat populer dari Korea Selatan yaitu BTS, dan oleh karena itu McDonald’s meluncurkan menu makanan yang diberi nama BTS Meal.

Kehadiran menu makanan “BTS Meal” ini menjadi strategi perusahaan McDonald’s untuk menggaet para Army (sebutan untuk fans BTS) dalam menaikkan jumlah penjualan makanan McDonald’s yang sempat turun karena pandemi. Terhitung semenjak peluncuran iklan BTS Meal di tanggal 26 Mei 2021, menjadi ajang yang di nanti-nanti oleh para penggemar BTS khususnya di Indonesia.

Oleh karenanya, tepat disaat peluncuran perdana “BTS Meal di Indonesia pada tanggal 09 Juni 2021 kemarin, menjadi momen yang sangat prestisius bagi para Army untuk bisa membeli makanan idol mereka. Dimana dengan bisa membeli makanan itu, menjadi sebuah bentuk cinta mereka kepada idol mereka yaitu BTS. Oleh sebab itu, tak khayal disaat peluncuran di hari pertama “BTS Meal” menyebabkan sejumlah permasalahan.

Bisa kita lihat dengan antrian yang panjang hingga membentuk kerumunan menjadi permasalahan utama bagi beberapa wilayah di Indonesia. Dimana, dengan membentuk kerumunan yang diisi oleh banyak driver ojek online pada akhirnya menyebabkan dilema bagi para petinggi maupun masyarakat Indonesia.

Hal itu dipengaruhi karena lonjakan pertumbuhan Covid-19 di Indonesia terlihat masih sangat tinggi ditambah lagi dengan membentuk suatu kerumunan pada akhirnya ditakutkan akan menjadi klaster baru dalam pertumbuhan covid-19. Disisi lain, antusiasme para penggemar BTS yang terlalu panick buying dimana berbondong-bondong untuk bisa segera mencicipi varian BTS Meal, padahal jika diketahui lebih lanjut varian ini bisa dinikmati hingga bulan depan.

Dalam melirik kasus ini juga, banyak problematika yang hadir dimana tak hanya menyangkut driver ojek online namun juga karyawan yang bekerja di McDonald’s. Hal ini bisa dilihat dari beberapa unggahan yang hadir di platform Twitter maupun Instagram dimana memperlihatkan driver ojek online yang pingsan dalam menunggu antrean serta curahan hati beberapa karyawan McDonald’s yang harus menerima banyak ancaman serta makian dalam bekerja dimana hal ini menjadi suatu tekanan utamanya dalam urusan mental health.

Oleh karena itu perlunya pihak McDonald’s Indonesia sebelum peluncuran “BTS Meal” membuat regulasi di tengah pandemi seperti memberikan batasan dalam mengorder makanan sehingga tidak menciptakan kerumunan atau regulasi dalam jumlah orang yang masuk di tiap jamnya dan perlu juga untuk membagi jam kerja tiap karyawannya agar mereka terhindar dalam virus covid-19 karena secara tidak langsung mereka harus bertemu dengan orang yang berbeda di tiap jamnya. Sehingga dengan ini memungkinkan McDonald’s tidak harus tutup karena tuntutan tidak mematuhi peraturan terkait pandemi, dan juga berdampak pada mereka yang bekerja di dalam naungan McDonald’s.

Melihat merebaknya kasus McDonald’s dalam menu makanan terbarunya, bisa dianalisis dalam hal politik kesehatan. Melirik permasalahan dalam kasus ini pada akhirnya bisa menjadi National Health Burden atau beban kesehatan global. Dimana adanya “Nasionalitas” yang berpikir bahwa kasus seperti ini akan menjadi masalah material dimana jika manusia tidak sehat akan sulit melakukan sesuatu dan pada akhirnya nasionalnya akan terancam.

Adanya beban kesehatan global ini juga disebabkan oleh adanya perusahaan transnasional yang melakukan promosi-promosi agresif dan komprehensif dimana menyajikan iklan-iklan yang sangat menarik bahkan iklan bisa disajikan dalam waktu 24 jam.

Dengan hadirnya iklan tersebut bertujuan agar terciptanya permintaan konsumen bahkan pada akhirnya mengubah gaya hidup yang tradisional.Melirik juga bahwa hadirnya BTS Meal dikhawatirkan tidak hanya lonjakan covid-19  namun, juga terkait permasalahan lain seperti obesitas dan kesehatan lainnya. Dilansir dari SindoNews dimana Indonesia sendiri masuk ke dalam peringkat ke-4 sebagai penderita obesitas terbanyak di ASEAN.

Hal ini juga dibuktikan dimana terdapat lonjakan penderita obesitas dari tahun 2007 hingga 2018 menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu di tahun 2007 sebesar 10.5%, lalu 2013 sebesar 14,8% dan di tahun 2018 sebesar 21,8%. Ditambah lagi, bahwasannya Obesitas sendiri dikategorikan sebagai penyebab kematian nomor 5, karena dari obesitas muncul penyakit-penyakit baru seperti diabetes, kanker, kardiovaskular, hipertensi serta stroke.

Oleh karena itu, dengan hadirnya permasalahan akibat peluncuran “BTS Meal” memunculkan pertanyaan tersediri dimana apakah suatu lingkungan itu mempengaruhi kesehatan kita? dan siapakah yang seharusnya bertanggung jawab kepada kesehatan kita?Oleh sebab itu juga, perlunya McDonald’s Indonesia untuk membuat kebijakan terkait pemasaran dan periklanan.

Dimana hal ini bisa dilihat seperti kebijakan pemasaran dan periklanan yang ada di New Zealand. Dimana di McDonald’s di New Zealand membuat kebijakan terhadap pemasaran dan periklanan seperti berhenti mengiklankan “Happy Meals” selama pemrograman anak-anak pada tahun 2014. Dan pada tahun 2015 McDonald’s di Selandia Baru mengembangkan pendekatan industri pertama untuk memastikan anak-anak tidak melihat iklan McDonald’s melalui perangkat digital.

Dengan ini, bisa menjadi acuan McDonald’s Indonesia untuk ikut turut andil dalam mencegah obesitas, walaupun obesitas tak mengenal usia namun akan lebih baik obesitas dicegah sejak dini, karena di Indonesia sendiri anak-anak dengan mudah mengakses media baik itu di youtube dan media lainnya.

Terlebih lagi, anak-anak sekarang lebih aktif dalam menonton lewat youtube serta jika iklan tersebut menarik, akan menambah hasrat anak-anak untuk membeli makanan tersebut dan juga ketika diikuti oleh salah satu idola mereka seperti upaya kolaborasi McDonalds’s dengan BTS menjadi salah satu hal yang pada akhirnya menormalisasi makanan “junk food” ke dalam kehidupan sehari-hari.

Teddy Farhan
Teddy Farhan
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.