Sabtu, Mei 4, 2024

Malang Menjadi Kota Industri

Ali Machmudi
Ali Machmudi
He Graduated From The Sharia Economics Study Program At The Semen Indonesia International University. Have An Interest In Environmental, Socio-Cultural, And Economic Issues Both Domestically And Internationally.

Malang Raya adalah wilayah metropolitan yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Wilayah ini terdiri dari tiga kota utama, yaitu Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang. Salah satu aspek yang membuat Malang Raya menarik adalah keindahan alamnya. Wilayah ini dikelilingi oleh pegunungan yang menjadikannya tempat wisata alam yang populer.

Gunung Bromo, misalnya, adalah salah satu ikon alam yang paling terkenal di Indonesia. Dengan pemandangan matahari terbit yang spektakuler dan lautan pasir yang luas, Gunung Bromo menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Selain itu, Malang Raya juga memiliki banyak air terjun yang indah, seperti Air Terjun Coban Rais dan Air Terjun Coban Pelangi, yang menjadi daya tarik bagi pengunjung.

Selain keindahan alamnya, Malang Raya juga memiliki warisan budaya yang kaya. Kota Malang sendiri memiliki berbagai bangunan bersejarah seperti Tugu Kota Malang, Gereja Kayutangan, dan Alun-Alun Kota Malang yang menjadi saksi bisu dari masa lalu.

Menurut seorang sejarawan Belanda, Aard J Hartveld, secara geografis kawasan Malang dan sekitarnya dapat dibagi dalam lima zona. agro-ekologi. Pertama, zona pegunungan vulkanik yang tinggi meliputi lereng-atas dari formasi gunung api Semeru, Arjuno, dan Kawi di batas timur laut dan barat laut.

Kedua, zona vulkanik menengah, yang menutupi bagian bawah formasi vulkanik ini. Ketiga, zona vulkanik rendah yang juga terdapat pada bagian bawah formasi vulkanik tersebut. Keempat, zona aluvial meliputi dataran antara gunung berapi, dibentuk oleh cekungan sungai Brantas dan Lesti. Zona kelima adalah area batu kapur antara cekungan Sungai Lesti dan Sungai Brantas, serta Samudera Hindia.

http://www.geheugen.delpher.nl

Malang Raya Pada Saat Pemerintahan Kolonial Belanda

Di bawah pemerintah kolonial Belanda, penataan atas wilayah Malang mulai dilakukan. Wilayah Malang dengan status kawasan frontier, sebagai daerah kaya dengan potensi sumberdaya yang belum dieksploitasi, memang menjanjikan peluang-peluang untuk mengusahakan dan menghasilkan keuntungan.

Namun demikian, pemanfaatan potensi wilayah Malang juga dihadapkan pada kesulitan berupa keterbatasan tenaga kerja setempat dan kendala alam yang menyebabkan Malang menjadi daerah yang relatif tertutup dari daerah lain sehingga perkembangan daerah Malang menjadi agak terlambat jika dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Jawa.

Malang merupakan salah satu wilayah yang memiliki posisi unik di antara berbagai kawasan lain di Pulau Jawa. Wilayah ini bukanlah tempat yang penting dan menarik untuk dilirik oleh Belanda sebelum masuknya ekonomi perkebunan. Sektor perkebunan menjadi salah satu pemicu utama terjadinya monetisasi, karena sektor ini memerlukan usaha yang besar dari tahap produksi hingga distribusi.

Titik balik dari tampilnya Malang dalam peta perkembangan kotakota kolonial di Jawa adalah ketika perekonomian kota ini mengalami kenaikan drastis akibat maraknya pembukaan perkebunan. Persinggungan awal kawasan Malang pada perkebunan modern diinisiasi pada tahun 1826 ketika Gubernur Jenderal Burgraff Du Bus Gesignies memerintahkan agar semua woeste grond (tanah terlantar) diambil alih oleh negara dan dimanfaatkan untuk penanaman tanaman komersil.

Pada era Hindia Belanda, wilayah Malang Raya menjadi salah satu pusat perkebunan yang penting di Pulau Jawa. Berbagai komoditi perkebunan dikembangkan di daerah ini, menghasilkan kekayaan dan menjadi tulang punggung perekonomian kolonial Belanda. Artikel ini akan mengulas beberapa komoditi perkebunan yang paling signifikan di Malang Raya pada masa itu, diantaranya :

1. Teh

Salah satu komoditi perkebunan terpenting di Malang Raya saat Hindia Belanda adalah teh. Dengan iklim yang sejuk dan tanah yang subur, kondisi di wilayah ini sangat ideal untuk pertumbuhan tanaman teh. Perkebunan teh di Malang Raya menjadi salah satu yang terbesar di Hindia Belanda. Pada awalnya, perkebunan teh di Malang Raya dikelola oleh perusahaan-perusahaan Belanda. Mereka membawa bibit teh dari Ceylon (sekarang Sri Lanka) dan mulai mengembangkan perkebunan teh di daerah ini.

2. Kopi

Selain teh, komoditi perkebunan lain yang penting di Malang Raya saat Hindia Belanda adalah kopi. Tanah yang subur dan iklim yang hangat di wilayah ini juga memungkinkan pertumbuhan kopi yang baik. Perkebunan kopi di Malang Raya menjadi salah satu yang terbesar di Pulau Jawa. Kopi Robusta dan Arabika merupakan varietas kopi yang banyak ditanam di perkebunan-perkebunan di Malang Raya. Hasil panen kopi diekspor ke Belanda dan negara-negara lain sebagai komoditas bernilai tinggi. Kopi menjadi salah satu sumber pendapatan penting bagi pemerintah kolonial Belanda.

Pergeseran Arah Perekonomian Dari Sektor Perkebunan Ke Sektor Industri

Dalam perkembangannya struktur perekonomian di wilayah Malang dan sekitarnya mengalami pergeseran. Dalam skala nasional, sumbangan sektor pertanian dan perkebunan terhadap struktur perekonomian nasional semakin mengecil, seiring dengan semakin tingginya jumlah lahan pertanian yang mengalami alih fungsi menjadi lahan perumahan dan industri.

Pergeseran kondisi ini tercermin dari Produk Domestik Bruto (PDB)   Indonesia. Pada tahun 1960-an PDB masih didominasi oleh Sektor Pertanian dengan share di atas 50%, namun dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Pergeseran ini terjadi akibat dari program industrialisasi nasional sehingga membuat struktur perekonomian nasional didominasi oleh sektor industri pengolahan. Penurunan kontribusi sektor pertanian tidak terlepas dari perubahan 18 luas lahan pertanian. Beberapa wilayah pertanian yang sebelumnya dikenal sebagai kawasan pertanian dan perkebunan, seperti padi, tebu, tembakau, dan kopi semakin berkurang luasannya, beralih fungsi menjadi kawasan perumahan dan industri.

Selain pariwisata, Malang Raya juga mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Kota Malang telah menjadi pusat industri dan perdagangan di Jawa Timur. Banyak perusahaan besar yang telah berinvestasi di wilayah ini, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, sektor pendidikan juga berkembang dengan pesat di Malang Raya.

Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang adalah contoh institusi pendidikan tinggi yang terkenal di wilayah ini. Hal ini menarik banyak mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk belajar di Malang Raya. Secara keseluruhan, Malang Raya adalah wilayah yang menarik dan berkembang di Jawa Timur. Keindahan alamnya, warisan budayanya, dan pertumbuhan ekonominya menjadikannya tempat yang menarik untuk dikunjungi dan ditinggali.

Malang Raya juga menghadapi beberapa tantangan. Pertumbuhan populasi yang cepat telah menyebabkan masalah seperti kemacetan lalu lintas dan keterbatasan lahan yang tersedia. Di sisi lain, Pertumbuhan ekonomi yang pesat juga menimbulkan masalah sosial seperti kesenjangan ekonomi dan kesenjangan akses pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat setempat perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa perkembangan di Malang Raya berkelanjutan dan inklusif bagi semua warganya.

Ali Machmudi
Ali Machmudi
He Graduated From The Sharia Economics Study Program At The Semen Indonesia International University. Have An Interest In Environmental, Socio-Cultural, And Economic Issues Both Domestically And Internationally.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.