Minggu, April 28, 2024

Mahasiswa dan Filsafat: Membangun Pemikiran Kritis Generasi Z

Fajar Mahotra
Fajar Mahotra
Mahasiswa kupu-kupu.

Filsafat telah menjadi bagian terpenting dalam historial intelektual manusia. Sejak zaman dahulu, para pemikir telah mengajukan pertanyaan-pertanyaan besar dan mendasar tentang eksistensi, nilai-nilai, dan makna kehidupan. Namun, dalam era modern yang serba instan seperti sekarang, keikutsertaan mahasiswa dalam filsafat tampaknya semakin berkurang. Dalam tulisan ini, sedikit akan kita ulas mengapa mahasiswa tidak boleh mencampakkan filsafat, akan tetapi harus mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari.

Filsafat adalah upaya untuk memahami dunia secara lebih mendalam, mengajukan pertanyaan tentang kenapa hal-hal terjadi, dan bagaimana seharusnya kita bertindak dalam situasi tertentu. Meskipun terdengar rumit, filsafat sebenarnya relevan untuk kehidupan kita yang modern. Jika kita merenungkan pertanyaan-pertanyaan filosofis, kita dapat memperkuat pemikiran kritis, logika, dan etika kita dalam menghadapi tantangan sehari-hari.

Pertama-tama, filsafat dapat membantu mahasiswa mengembangkan pemikiran kritis yang lebih baik. Dengan belajar menganalisis argumen dan memahami sudut pandang yang berbeda, mahasiswa akan terlatih untuk menilai informasi secara kritis dan rasional. Dalam era informasi saat ini, di mana hoaks dan berita palsu menyebar dengan cepat, kemampuan untuk memilah fakta dari opini menjadi sangat penting. Filsafat memberikan mahasiswa alat untuk melakukan ini.

Salah satu konsep filosofis yang penting adalah metode berpikir deduktif dan induktif. Metode berpikir deduktif mengacu pada proses penarikan kesimpulan yang logis dari premis-premis yang telah diterima kebenarannya. Sementara itu, metode berpikir induktif mengacu pada proses mengidentifikasi pola berdasarkan pengamatan dan pengalaman, lalu menarik kesimpulan yang umum dari hal-hal yang sudah diamati. Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan untuk berpikir deduktif dan induktif dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi berbagai masalah dan mengambil keputusan yang tepat.

Kedua, filsafat mengajarkan tentang etika dan nilai-nilai. Mahasiswa seringkali dihadapkan pada berbagai dilema moral baik di kampus maupun di kehidupan pribadi. Dengan memahami teori etika yang berbeda, mereka dapat mencari pijakan untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Selain itu, pemahaman tentang nilai-nilai manusia dari perspektif filsafat dapat membantu membangun sikap empati dan toleransi terhadap perbedaan.

Salah satu teori etika yang penting adalah etika utilitarianisme, yang menekankan pada mencapai kebahagiaan sebanyak mungkin bagi sebanyak mungkin orang. Melalui pendekatan ini, mahasiswa dapat mempertimbangkan dampak dari tindakan mereka pada orang lain dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan menginternalisasi nilai-nilai etika ini, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.

Ketiga, filsafat membuka wawasan tentang makna dan tujuan hidup. Dalam dunia yang terkadang terasa hampa dan materialistik, pemikiran filosofis mengajak kita untuk merenungkan arti sejati dari keberadaan kita. Pertanyaan tentang tujuan hidup dan kebahagiaan menjadi lebih penting daripada sekadar mengejar kesuksesan materi. Dengan merenungkan makna hidup, mahasiswa dapat mengarahkan tujuan mereka dengan lebih bermakna dan memuaskan.

Salah satu konsep filosofis yang relevan dalam mencari makna hidup adalah eksistensialisme. Eksistensialisme menekankan pada kebebasan individu untuk mencari makna dan tujuan hidup mereka sendiri. Dalam pandangan ini, setiap orang bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka, sehingga memberi makna yang lebih dalam dalam menjalani kehidupan.

Namun, meskipun manfaat filsafat bagi mahasiswa sangat berharga, tantangan tetap ada. Seiring peningkatan tuntutan akademik dan tekanan hidup modern, waktu untuk merenungkan hal-hal filosofis dapat terabaikan. Oleh karena itu, perguruan tinggi dan universitas perlu mendorong inklusi filsafat dalam kurikulum dan menghadirkan ruang bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan merenungkan pertanyaan-pertanyaan filosofis.

Para mahasiswa juga harus membuka diri untuk mengeksplorasi filsafat secara aktif. Ini tidak selalu berarti harus terdaftar dalam program khusus, tetapi membaca buku atau artikel tentang filsafat, atau bahkan berdiskusi dengan teman atau dosen, dapat membawa manfaat besar.

Kesimpulannya, mahasiswa tidak boleh mengabaikan filsafat dalam pengalaman pendidikan mereka. Filsafat membantu memperkuat pemikiran kritis, memandu kita dalam membuat keputusan etis, dan memberikan makna yang lebih dalam dalam hidup. Dengan memadukan kebijaksanaan kuno dari filsafat dengan tantangan modern, kita dapat menghadapi dunia dengan cara yang lebih bijaksana, berempati, dan terarah.

Filsafat adalah cermin untuk merenungkan diri dan dunia, menggali potensi pikiran manusia, serta mencari dan memberi arti pada kehidupan. Sebagai mahasiswa, marilah kita membawa filosofi dalam setiap langkah kita, menciptakan perubahan positif, dan menjadi penerang bagi masa depan yang lebih baik.

Fajar Mahotra
Fajar Mahotra
Mahasiswa kupu-kupu.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.