Jumat, April 19, 2024

Madame Blavatsky, Perjalanan Pendiri Gerakan Teosofi

Dhimas Sipahutar
Dhimas Sipahutar
S1 Studi Agama-Agama, UIN Syarif Hidayatullah | Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat

Sebagian besar dari kita pasti akan hafal jika berbicara mengenai film-film dari Marvel Studios. Salah satunya adalah Dr. Strange (2016), bercerita dokter bedah pintar tapi sombong dan kecelakaan membuat tangannya menjadi terbatas. Bertekad menyembuhkan lengannya ia berpetualang ke Nepal dan bertemu dengan The Ancient One yang digambarkan mempunyai pengalaman supranatural yang luar biasa. Orang sakti seperti The Ancient One benar-benar ada kisah nyatanya.

Jauh sebelum itu tetapi dalam hal agama-agama. Tepatnya di tengah kota Dnepropetrovsk, Ukraina, 12 Agustus 1831. Helena Petrovna von Hahn lahir secara prematur karena wabah yang melanda Eropa pada saat itu mengkhawatirkan proses persalinan. Lahir dari ayah seorang bangsawan militer serta dari ibu yang merupakan novelis lantas tidak membuat Helena berpuas diri akan hal tersebut.

Pengalaman batin (clairvoyant) Helena dimulai ketika dia masih kecil berwujud seorang Hindu memakai turban putih dikepalanya, yang kemudian dia sebut sebagai “Protector”. Diumur 17 tahun Helena menikah dengan Nikifor Blavatsky yang kala itu berumur 39 tahun dan merupakan gubernur di Erivan, Armania. Pernikahan ini hanya bertahan selama 3 bulan akan tetapi nama belakang Blavatsky terus Helena pakai sepanjang hidupnya.

Teosofi adalah organisasi yang terbentuk dari pengalaman perjalanan Madame Blavatsky yang mempunyai bakat mistik dan supranatural yang luar biasa. Pendirian Teosofi didasarkan pada lebih dari 20 tahun perjalanan ekstensif ke seluruh dunia, yang sangat sulit dilacak dengan cara yang koheren. Antara tahun 1848 dan 1875 dia berkeliling dunia tiga kali untuk mencari kebijaksanaan tentang hakikat kehidupan dan alasan keberadaan manusia. Hal ini membuatnya berhubungan dengan tradisi mistik di seluruh dunia.

Theosopy.wiki memaparkan bahwa dari pengalaman Madame Blavatsky berkeliling dunia dia bisa menguasai berbagai bahasa seperti bahasa Inggris, Rusia, Polandia, Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol, Italia, Portugis, serta Roma. Tidak lupa kemampuan dia bermusik dan menggambar yang dia wariskan semenjak kecil. Serta beberapa buku yang telah dia tulis salah satu karya monumental nya adalah Isis Unveiled yang menjadi buku filsafat esoterik termahsyur.

Berdirinya Gerakan Teosofi

Ada sebab yang membuat Madame Blavatsky membuat Gerakan Teosofi (Theosophical Society), yaitu pertemuan dia dengan gerakan The Great White Brotherhood di Himalaya, Nepal pada tahun 1867, kemudian di organisasi tersebut Madame Blavatsky berguru kepada Master M (Morya) yang dia gambarkan seperti “A man living on the earth, but possessed of developed senses that laughed at time and space” serta Master KH (Koot Hoomi Lal Singh) yang dari keduanya Madame Blavatsky diwejangkan agar menyebarkan ilmu okultis esoterik kepada dunia modern.

Tahun 1875 di New York, Amerika Serikat menjadi tempat dimana Gerakan Teosofi (Theosophical Society) lahir, Madame Blavatsky dengan dibantu 16 orang termasuk diantara mereka dua orang Amerika sekutu dekat dari Madame yaitu Henry Steel Olcott dan William Quan Judge. Setelah terbentuk organisasi kemudian ditunjuklah Henry Olcott sebagai presiden pertama dari Gerakan Teosofi ini.

Madame Blavatsky dan Henry Steel Olcott
http://pinterest.com

Teosofi diambil dari kata Yunani Theos ‘ilahi’ dan juga Shopia ‘kebijaksanaan’. Prof. Media Zainul Bahri dalam Wajah Studi Agama-Agama (2015) menyebutkan bahwa kata teosofi diwariskan dari para filsuf Alexandria, Philaletetheians, dari kata Phil ‘mencintai’ dan aletheia ‘kebenaran’. Abad ke 3 Masehi seorang filsuf bernama Ammonius Saccas dan muridnya mendiskusikan filsafat ekletik. Tujuan dari filsafat ini adalah menanamkan kebenaran moral luhur pada murid-muridnya bahwa semua adalah “para pecinta kebenaran”.

Oleh karena itulah semboyan yang digunakan oleh Gerakan Teosofi adalah “Tidak ada agama yang lebih tinggi dari kebenaran (There is no religion higher than Truth) dan juga teosofi memadukan antara ilmu filsafat, agama serta ilmu pengetahuan untuk mencapai cita-cita teosofi mendorong kemajuan manusia dan berusaha menciptakan perdamaian dunia.

Tujuan teosofi yang dikutip Iskandar P. Nugraha dalam Teosofi, Nasionalisme & Elite Modern Indonesia (2011) yaitu (1) Membentuk inti persaudaraan universal diantara umat manusia dengan tidak memandang apapun, (2) Memajukan mempelajari ilmu perbandingan agama, filsafat dan ilmu pengetahuan, (3) Menyelidik hukum alam yang belum dapat dijelaskan oleh kekuatan diri manusia.

Perkembangan Gerakan Teosofi dari Adyar Sampai Hindia Belanda

Perpindahan markas Teosofi dari New York ke Adyar, India pada tahun 1879 memasuki babak baru. Di Adyar ini teosofi yang notabene termasuk dalam bagian India Selatan ajaran teosofi sangat berkembang pesat. Disinilah yang nantinya tokoh bernama Annie Besant pengganti dari Madame Blavatsky serta Henry Olcott menyebarkan teosofi ke seluruh dunia.

Madame Blavatsky wafat pada April 1891 dikarenakan wabah influenza yang sangat parah menyerang kota London, Inggris. Dia meninggal dengan memberi catatan bahwa tidak boleh ada perayaan apapun yang dilakukan untuk kematiannya. Jasadnya kemudian dikremasi dan Henry Olcott menyarankan pembagian abu Madame Blavatsky. Sebagian abu dimakamkan di bawah patung Blavatsky dan Olcott di markas Adyar yang berdiri pada tahun 1882.

Pengaruh Gerakan Teosofi ini sangatlah besar didunia ini dibuktikan dengan para tokoh-tokoh dunia yang mengikuti organisasi ini. Nama-nama seperti Albert Einstein, Thomas Alva Edison, Immanuel Kant, Leo Tolstoy, Kahlil Gibran, Mahatma Gandhi serta banyak tokoh lainnya merupakan bukti bahwa gerakan ini adalah gerakan untuk upaya perdamaian.

Di Hindia Belanda pun teosofi berperan dalam proses kemerdekaan Indonesia dari yang bermula dari kota Pekalongan yang bernama The Pekalongan Theosopical Society sampai kepada Masyarakat Teosofi Indonesia (MTI). Dr Radjiman Wedyodiningrat merupakan salah satu anggota teosofi dari teosofi lah ia kemudian mendirikan organisasi yang menandai kebangkitan nasional yaitu Budi Utomo.

Dari Budi Utomo kemudian lahir tokoh-tokoh nasional radikal seperti Cipto Mangunkusumo dan Soewardi yang tidak puas dengan arah gerakan Budi Utomo, akhirnya mereka bergabung dengan Indische Partij yang dibentuk oleh Douwes Dekker yang juga anggota gerakan Teosofi.

Perlu diketahui juga Bapak pendiri bangsa, Ir Soekarno. Semasa kecilnya Soekarno menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan Theosophical Society dimana ia memperoleh akses karena keanggotaan ayahnya. Berdirinya Partai Nasional Indonesia (PNI) juga dipengaruhi oleh teosofi.

Dhimas Sipahutar
Dhimas Sipahutar
S1 Studi Agama-Agama, UIN Syarif Hidayatullah | Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.