Bayangkan suatu hari di tahun 2026, saat bendera Merah Putih berkibar di layar kaca, bukan karena upacara kenegaraan, tapi karena Timnas Sepakbola Indonesia sedang berlaga di ajang Piala Dunia. Saat ini, momen seperti itu bukan sekadar mimpi para pecinta bola tanah air, harapan itu masih terbuka dan sedang diperjuangkan oleh pasukan Timnas Indonesia dengan dukungan penuh dari federasi sepakbola Indonesia (PSSI) dan pemerintah. Keikutsertaan Timnas Indonesia tentu akan membawa dampak yang positif bagi Indonesia, bukan hanya dalam sepak bola, tapi juga sosial, ekonomi, hingga citra bangsa.
Pertama, dampak sosialnya akan luar biasa karena sepak bola merupakan bahasa universal dan sudah menjadi budaya di Indonesia. Ketika Timnas tampil di piala dunia, jutaan warga dari Sabang sampai Merauke akan bersatu dalam mendukung kiprah Timnas Indonesia. Rasa bangga terhadap Timnas Indonesia akan memperkuat persatuan bangsa yang kerap diuji oleh isu-isu identitas dan politik.
Di sisi ekonomi, peluangnya tidak kalah besar, industri kreatif seperti UMKM penjual jersey hingga sektor pariwisata akan mendapatkan efek positif. Berdasarkan studi di negara lain, peningkatan konsumsi domestik dan iklim investasi dapat terjadi seiring naiknya eksposur global. Branding nasional akan ikut terangkat karena event besar seperti Piala Dunia diliput berbagai media internasional sehingga sponsor besar akan mulai melirik Indonesia.
Selain itu, lolosnya Indonesia ke ajang Piala Dunia akan memberikan efek pada psikologi kolektif bangsa. Di Tengah banyaknya masalah sosial dan ekonomi, keberhasilan seperti ini bisa membangun optimisme nasional bahwa Indonesia mampu bersaing di level global tidak hanya dari sepakbola, tetapi juga di banyak bidang lainnya.
Yang menarik, citra internasional Indonesia akan terdongkrak. Selama ini Indonesia lebih dikenal karena Bali, tapi jika berhasil tampil baik di Piala Dunia, dunia akan melihat sisi lain, yaitu Indonesia merupakan negara besar dengan potensi dan semangat luar biasa. Seluruh pemain Timnas tentu akan mendapatkan pengakuan lebih besar di luar negeri serta bisa meningkatkan peluang karir di luar negeri.
Namun, penting juga untuk bersikap realistis. Partisipasi di Piala Dunia bukan hal mudah. Pemerintah dan federasi sepak bola Indonesia (PSSI) perlu mempersiapkan segalanya dari segi infrastruktur, pelatihan pemain muda, hingga manajemen organisasi. Jika tidak dikelola dengan baik, maka euforia bisa berubah menjadi polemik. Kita bisa belajar dari Brasil yang menuai protes saat menggelar Piala Dunia 2014 karena dianggap lebih mementingkan stadion daripada layanan publik.
Piala Dunia memang hanya berlangsung selama 1 bulan, tetapi efeknya bisa bertahun-tahun. Lolosnya Indonesia ke ajang tersebut adalah bukti bahwa mimpi besar bisa diwujudkan dengan sistem yang sehat, dukungan pemerintah, dan semangat seluruh rakyat dalam mendukung serta mendoakan keberhasilan Timnas Indonesia. Ketika Garuda terbang tinggi di panggung dunia, kita semua ikut terbang bersamanya.