Indonesia dikenal sebagai negara agraris, dengan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi. Di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, sektor ini memiliki peran penting dalam perekonomian lokal. Mayoritas Masyarakat di Kabupaten Trenggalek berprofesi sebagai petani.
Hasil Sensus Pertanian Kabupaten Trenggalek tahun 2023 terdapat unit usaha pertanian sebanyak 179.259 unit. Namun, keberlanjutan sektor pertanian di Trenggalek kini menghadapi ancaman serius. Generasi petani yang ada saat ini semakin menua, sementara minat anak muda untuk terjun ke dunia pertanian kian menurun. Menurut Badan Pusat Statistika Trenggalek, petani berusia 55 tahun ke atas sebanyak 49,77 %. Sedangkan kelompok usia 45-54 tahun mencapai 24,18%. Sisanya petani berusia 35-44 tahun mencakup 17, 75 % dan kelompok dibawah usia 35 tahun hanya 8,35 %.
Dalam era saat ini para petani sangat membutuhkan peran generasi muda, karena pemikiran inovatif dan kemampuan mereka dalam menguasai teknologi modern yang diharapkan dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor pertanian. Namun, kenyataannya, generasi muda di Kabupaten Trenggalek hanya sedikit yang berminat untuk terjun di sektor pertanian. Akibatnya, sektor pertanian di Trenggalek menghadapi krisis regenerasi, jika dibiarkan, dapat mengancam keberlanjutan produksi pangan di masa depan.
Persepsi negatif generasi muda terhadap profesi petani menjadi salah satu alasan kurangnya minat mereka pada sektor pertanian. Bagi banyak anak muda, menjadi petani dianggap sebagai pekerjaan yang berat, kotor, dan tidak memberikan hasil yang sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. Sebaliknya, mereka melihat profesi lain di sektor jasa, industri kreatif, atau teknologi sebagai pilihan yang lebih menguntungkan, bergengsi, dan memiliki prospek karir yang lebih jelas.
Selain persepsi negatif, kurangnya modernisasi dalam sektor pertanian juga menjadi faktor penghambat minat anak muda untuk terlibat dalam sektor pertanian. Era saat ini banyak anak muda yang terbiasa dengan teknologi canggih. Sedangkan sektor pertanian di Trenggalek masih menggunakan metode konvensional, dimana hal ini membuat anak muda merasa metode yang digunakan kurang efisien dan tidak dapat memberikan perubahan yang signifikan terhadap hasil pertanian. Selain itu, anak muda masih kekurangan akses terhadap teknologi pertanian terbaru, seperti penggunaan drone untuk pemantauan tanaman atau sistem irigasi otomatis.
Faktor pendidikan juga memainkan peran penting dalam rendahnya minat anak muda terhadap pertanian. Di Trenggalek masih banyak sekolah yang kurikulum pembelajarannya belum cukup mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang agribisnis modern dan metode pertanian yang lebih efisien. Kurangnya pengetahuan yang memadai mengenai pengelolaan lahan pertanian dan potensi usaha disektor pertanian, membuat anak muda cenderung tidak melirik sektor pertanian sebagai pilihan karir yang menarik dan menjanjikan.
Selain faktor Pendidikan, faktor ekonomi turut menjadi penyebab kurangnya minat anak muda pada sektor pertanian. Seperti yang diketahui penghasilan yang didapatkan dari sektor pertanian tidak stabil, karena tergantung perubahan musin dan harga pasar yang fluktuatif. Selain itu, minimnya akses modal dan subsidi membuat anak muda enggan mengambil risiko sebagai petani. Kebanyakan anak muda saat ini lebih mengutamakan kestabilan penghasilan, karena hal ini banyak anak muda merasa sektor pertanian kurang menjanjikan. Anak muda semakin ragu untuk melirik sektor pertanian sebagai profesi yang menjanjikan, karena di Kabupaten Trenggalek masih kurangnya dukungan dalam hal pembiayaan ataupun asuransi pertanian.
Melihat krisis regenerasi petani ini dapat menjadi ancaman yang besar terhadap produksi pangan dimasa depan, hal ini mendesak pemerintah untuk melakukan berbagai upaya agar sektor pertanian bisa kembali menarik bagi generasi muda di Trenggalek. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan :
1. Membangun Kampanye Positif untuk Profesi Petani
Kampanye ini menyasar pada anak muda, dimana saat ini kebanyakan anak muda memiliki media sosial. Sehingga melakukan kampanye secara rutin melalui media sosial merupakan langkah yang tepat, dalam upaya kampanye dapat membahas mengenai manfaat, dan peluang kerja sektor pertanian. Selain itu, penting untuk menceritakan kisah kisah petani muda yang sukses, guna membangun semangat dan minta anak muda. Dengan adanya kampanye promosi dapat mengubah perspektif negatif anak muda terhadap profesi petani, dan juga kampanye ini dapat meningkatkan kesadaran anak muda akan pentingnya sektor pertanian.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Upaya peningkatan pendidikan dan pelatihan ini dapat meliputi pengembangan kurikulum yang mencakup aspek pertanian modern, teknologi pertanian, dan kewirausahaan pertanian. Pemerintah Kabupaten Trenggalek dapat bekerja sama dengan institusi pendidikan, seperti universitas, sekolah kejuruan, maupun pengadaan esktrakurikuler di sekolah negeri untuk menyediakan program pelatihan pertanian modern yang berfokus pada teknologi terbaru. Program ini dapat memperkenalkan siswa dan mahasiswa terkait inovasi pertanian, seperti hidroponik, pemanfaatan drone dalam melakukan; pemupukan, penyiraman, pemantauan pertumbuhan tanaman, dan adapula sistem irigasi otomatis guna memastikan penggunaan air secara efisien, konsisten dan peningkatan hasil kualitas tanaman. Selain itu, para petani sukses dapat memberikan konsultasi bagi para akademisi dan petani muda terkait sektor pertanian, sehingga mereka mendapatkan pengetahuan praktis dan dukungan teknis.
3. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi
Perlunya penyediaan insentif ekonomi bagi petani muda dari pemerintah daerah. Insentif ekonomi bagi petani muda dapat berupa pembiayaan dengan bunga rendah atau subsidi untuk pembelian alat pertanian modern. Dengan adanya upaya ini dapat mendorong anak muda untuk memulai usaha pertanian dengan modal yang terjangkau dan risiko yang rendah. Selain itu, adanya pengembangan model bisnis yang inovatif, peningkatan akses pasar, dan perlindungan terhadap fluktuasi harga komoditas. Menjadi upaya yang dapat menarik minat anak muda.
4. Kemitraan dan Kolaborasi
Menjalin kemitraan dan kolaborasi dengan sektor publik, swasta, dan akademik dapat memperkuat dukungan serta pengembangan dalam sektor pertanian. Kemitraan ini melibatkan pemberian bantuan teknis, mentorship, akses ke pasar, serta pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara generasi muda dan pelaku pertanian yang berpengalaman.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek perlu mengimplementasikan strategi strategi tersebut guna menumbuhkan semangat dan minat generasi muda terhadap sektor pertanian. Pemerintah Trenggalek juga dapat membentuk Komunitas Petani Milenial Berkarya. Komunitas ini dapat menjadi wadah bagi para petani muda Trenggalek untuk terus berkembang bersama. Adanya komunitas ini dapat mendorong minat generasi muda Kabupaten trenggalek.