Tak ada gading yang tak retak dan tak ada pinggan yang tak pecah, hal inilah yang menggambarkan kondisi yang menimpa Indonesia dan China akhir-akhir ini. Sebagai negara kepulauan, tentu Indonesia memiliki beragam pulau dan lautan yang terhampar luas. Dengan keadaan tersebut, tentu banyak negara yang iri akan keadaan geografis Indonesia.
Baru-baru ini, kita semua geger dengan keberadaan kapal China yang mencuri ikan diperairan Natuna. Bahkan, China mengklaim jika lautan tersebut merupakan masuk ke wilayah terirorial mereka. Sebagian wilayah Indonesia, yaitu kepulauan Natuna posisinya menjorok ke utara yang terletak di laut cina selatan bagian selatan.
Laut Natuna memiliki sumber-sumber kekayaan alam yang cukup beragam seperti mineral dan ikan, dan menjadi lintasan laut internasional bagi kapal-kapal yang datang dari samudera hindia memasuki negara-negara industri di sekitar laut tersebut san juga yang menuju samudera pasifik.
Permasalahan demi permasalahan soal wilayah laut Natuna sudah cukup lama. Pengecapan secara sepihak yang dilakukan China terhadap laut cina selatan inilah yang menimbulkan konflik yang berkepanjangan diberbagai negara khususnya diwilayah ASEAN dan salah satu yang kena imbasnya adalah Indonesia.
Bahkan, konflik tersebut kian hari semakin tidad terselesaikan. Kejadian beberapa minggu belakangan ini menjadi bukti bahwa sebenarnya permasalahan laut Natuna belum juga kunjung terselesaikan, bahkan China kembali mengklaim bahwa daerah tersebut merupakan wilayah territorial mereka.
Sebagai negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan China tentu Indonesia seharusnya jangan bersikap gegabah dalam menyelesaikan permasalahan ini, agar nantinya persoalan mengenai siapa dan dimata batas sebenrnya antara China dan Indonesia bisa terselesaikan dengan baik.
Salah satu negara ASEAN yang terkena konflik dengan China diwilayah laut cina selatan tidak saja bermanfaat secara ekonomi, tapi juga secara politik dan keamanan, paling tidak ada dua hal yang menjadi pertimbanga Indonesia dalam menyelesaikan konflik yang kian hari tak kunjung terselesaikan.
Dalam penyelesaiannya Indonesia harus memperhatikan beberapa hal yaitu pertama, Indonesia harus mewaspadai situasi keamanan di laut cina selatan yang sering terjadi sengketa oleh beberapa negara kawasan.
Konflik di daerah kawasan akan mempengaruhi keamanan karena secara geografis wilayah Indonesia sangat berdekatan dengan wilayah tersebut dan bahkan bersinggungan langsung dengan wilayah laut cina selatan.
Konflik juga akan berimbas dengan kondisi ekonomi, dikarenakan wilayah laut Natuna merupakan perlintasan internasional kapal-kapal yang hendak berlayar menuju wilayah industrial termasuk Indonesia.
Kedua, Indonesia yang menjadi bagian dari masyarakat internasional, merasa perlu dan segera menentukan jalan terbaik bagi penyelesaian masalah laut cina selatan, karena dengan dengan inilah Indonesia dapat bersahabat baik dengan negara-negara di dunia terutama dengan cina yang sedang berkonflik.
Konflik Indonesia dengan cina mengenai laut natuna juga terjadi pada tahun 2017 yang lalu yaitu ketika Indonesia merubah peta wilayah perairannya yaitu merubah nama laut cina selatan menjadi laut natuna utara di kepulauan natuna.
Padahal ada langkah-langkah yang sangat diperhatikan pemerintah Indonesia ketika menerbitkan peta baru kemaritiman dikepulauan natuna yang berbunyi pertama, pengakuan Indonesia sebagai negara kepulauan didalam United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 menegaskan hak-hak Indonesia dalam menentukan batas dan menamai wilayah lautnya.
Kedua, penamaan laut Natuna utara berada diwilayah yuridiksi Indonesia, bukan diwilayah laut cina selatan secara keseluruhan. Dari penamaan yang dilakukan oleh Indonesia pihak China memberikan tanggapan bahwa manuver yang dilakukan Indonesia dapat memperumit masalah di perairan itu, selain menimbulkan permasalahan yang tidak baik bagi prospek perdamaian dan stabilitas perdamaian.
Istilah laut cina selatan yang selama ini digunakan hingga ke wilayah perairan Indonesia telah menguntungkan cina dalam banyak hal. Tanpa disadari, lahir anggapan yang meluas ditengah masyarakat internasional vahwa RRC memiliki pengaruh dan mendominasi dan bahkan berdaulat penuh atas perairan ini.
Wilayah laut cina hanya sebatas wilayah teritorinya saja yang diakui oleh hukum internasional. Sedangkan Indonesia memiliki wilayah laut teritorinya sendiri oleh karena itu Indonesia berhak atas wilayah nya dan berhak juga untuk mempertahankan wilayah tersebut dari gangguan negara-negara yang ingin mengambil alih.
Pemerintahan Indonesia sendiri menyatakan tidak akan berkompromi dalam penyelesaian kasus yang terjadi di laut Natuna. hal ini disampaikan oleh Presiden Jokowi melalui juru bicaranya. Tentunya apabila kita membiarka China dengan leluasanya mengakui bahwa laut Natuna merupakan wilayah mereka hal ini dapat merugikan bangsa Indonesia terutama nelayan yang mencari ikan disana.
Dalam penyelesaian kasus ini Indonesia harus bersikap bijaksana, jangan gegabah dalam menyelesaikannya. Banyak cara bisa dilakukan oleh pemerintah Indonesia seperti langkah secara diplomatic dengen pemerintah cina. Langkah ini tentu nya dapat meminimalisir konflik yang terjadi antar kedua negara. Karena apabila kita melihat bahwa Indonesia dan cina sangat berhubungan baik dari segi diplomatik dan perdagangan, tentu hal ini dapat menjadi modal utama Indonesia dan cina dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di laut Natuna.
Kita tidak ingin kegagalan Indonesia dalam mempertahankan wilayahnya gagal lagi karena Indonesia tidak cukup kuat dalam memiliki alas hak atas wilayah tersebut. Dalam kejadian ini para aparat penegak hukum dan pemerintah saling bersinergi dalam menyelesaikan konflik yang terjadi.
Bercontoh kepada kasus yang terjadi antara Indonesia dengan Malaysia yaitu dalam memperebutkan wilayah Pulau Sipadan dan Ligitan Indonesia kalah karena minimnya kehadiran fisik pemerintah Indonesia dikala itu, tentu hal itu dapat menjadi pelajaran juga bagi Indonesia dalam menyelesaikan konflik natuna yang diklaim cina sebagai wilayah teritoroal mereka.
Untuk kasus natuna kehadiran fisik aparat Indonesia tidak hanya sebatas menambah pasukan untuk diterjunkan dalam mengamankan perairan namun juga perlu memberikan pendampingan bagi nelayan-nelayan lokal yang hendak menangkap ikan disana.
Langkah konkrit yang dilakukan pemerintah sangat ditunggu oleh berbagai kalangan dalam menyelesaikan kasus tersebut, mengingat kekayaan alam Indonesia yang begitu banyak jangan sampai jatuh ketangan asing.
China juga merupakan sahabat Indonesia dalam berbagai bidang salah satunya perdagangan. Jangan sampai konflik ini menjadikan hubungan tersebut renggang apalagi putus dan menimbulkan kebencian antar negara.
Solusi yang terbaik tentu akan berdampak baik pula bagi kedua negara. Semoga saja permasalahan ini dapat segera terselesaikan dan tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan untuk anak cucu bangsa Indonesia ke depan.