Sudah menjadi rahasia umum bahwa Finlandia menjadi salah satu negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia bahkan mengalahkan negara–negara maju Eropa. Negara ini menempati peringkat teratas untuk Human Capital Index berdasarkan The Human Capital Report 2015 yang dikeluarkan World Economic Forum.
Berbagai penjuru negara di dunia belajar tentang sistem pendidikan ke Finlandia termasuk Indonesia. Lantas apa yang membuat Finlandia begitu matang sistem pendidikannya? Salah satu jawabannya adalah sistem pendidikan yang berbasis pada Kesetaraan dan Keadilan.
Dalam mereformasi sistem pendidikan, banyak negara–negara di dunia mengacu pada GERM (Global Educational Reform Movement). Secara umum, GERM merupakan gerakan reformasi pendidikan yang menekankan pada kombinasi antara logika pasar dengan manajemen korporasi.
Menurut Antoni Verger and Hülya Kosar Altinyelken menyebutkan GERM sejalan dengan logika neo liberalisme dan gerakan ini lahir akibat dari sistem kapitalisme yang berkembang di berbagai belahan dunia.
Secara sederhana GERM mengusung sistem pendidikan yang berbasiskan Kompetisi dan Persaingan di dunia Pendidikan. Gerakan ini berlandaskan pemikiran bahwa seluruh siswa sekolah harus terbiasa mengenyam kompetisi dan persaingan di Sekolah sehingga nanti apabila mereka lulus pastinya sudah terbiasa dalam kompetisi dan persaingan yang lebih keras di dunia terutama dunia kerja.
Finlandia malah menunjukkan sikap resisten terhadap GERM, dan memilih melakukan sebaliknya yakni sistem pendidikan yang berasaskan Kesetaraan dan Keadilan. Reformasi pendidikan di Finalndia terjadi pada tahun 1960an dimana iklim kebijakan sosial di Finlandia mendifusikan nilai–nilai yang berasaskan kesetaraan dan keadilan sosial untuk seluruh masyarakat Finlandia.
Pada saat itu, Finlandia memutuskan mengganti sistem pendidikan berjenjang dan menggantikannya dengan sistem pendidikan wajib dasar nasional 9 tahun. Dengan reformasi tersebut sudah jelas bahwa Finlandia tidak mengacu pada GERM –sistem pendidikan yang berbasiskan Kompetisi dan Persaingan.
Keadilan dan Kesetaraan menjadi tombak utama Finlandia dalam mengeluarkan kebijakan pendidikannya, dimana sekat–sekat stratifikasi dalam pendidikan dihilangkan seperti Sekolah Favorit, Ranking di Kelas, Kelas VIP bagi siswa yang cerdas, dan lain–lain. Karena membeda–bedakan murid dalam kelas malah menghancurkan mentalitas murid dalam belajar. Maka dari itu, negara ini menghapus segala ketimpangan dalam sistem pendidikannya dan mengusung Kesetaraan dan Keadilan.
Di kelas murid pintar dan tidak pintar tetap dicampur dan tidak ada sistem Ranking, Di sana juga anak–anak tidak memilih sendiri kemana ia mau kesekolah melainkan pemerintah daerah menunjuk sekolah terdekat dari sang anak sehingga tidak ada yang namanya “Sekolah Favorit”.
Anak berkebutuhan khusus tetap berada di kelas biasa tentu dengan tenaga pendidik Finlandia yang sangat Professional, karena Finlandia menganggap semua anak sama dan berhak mendapat pendidikan yang sama.
Finlandia juga memperkenalkan “long life education” dimana pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam membangun peradaban negaranya. Maka dari itu, Pendidikan milik semua lapisan masyarakat Finlandia tanpa terkecuali.
Pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi digratiskan oleh Pemerintah, fasilitas yang sangat memadai, guru–guru yang sangat Profesional dengan minimal bergelar Master Of Science atau S-2 untuk semua jenjang Pendidikan.
Pendidikan Finlandia juga menitipberatkan pada proses bukan hasil, mereka jarang ada PR dan Ujian. Kelas–kelas disana juga dibatasi antara 15 – 20 orang sehingga guru bisa fokus memperhatikan perkembangan siswanya.
Dalam menilai murid, guru melihat dari bagaimana proses siswa belajar dikelas bukan hasil praktis yang didapat sehingga tidak ada Ujian Nasional yang ada hanya hasil Evaluasi siswa belajar di kelas dan Sertifikat Nasional untuk menentukan arah pendidikan anak selanjutnya.
Pendidikan Kesetaraan dan Keadilan yang diusung oleh Finlandia bisa dikatakan sangat efektif dan menuai banyak sekali reaksi pujian dari berbagai belahan dunia. Bahwa negara ini melawan sistem pendidikan global yang hanya berasaskan kompetisi dan persaingan dengan mengganti menjadi kesetaraan dan keadilan pendidikan bagi seluruh masyarakatnya.
Karena dari pendidikanlah kita bisa membangun peradaban negara dan dari pendidikan juga suatu negara bisa dihancurkan.