Sabtu, April 20, 2024

Kemunafikan Hollywood dan Media Mainstream Amerika

Celepuk
Celepuk
Hanya seekor burung hantu yang teler tapi memperhatikan.

Pertama, penulis harus beritahu, penulis tidak objektif…!

Penulis benci media massa Amerika yang pura-pura objektif, mereka selalu berpura sebagai penjaga moral dunia. Padahal gara-gara propaganda mereka (dan CIA) pula semua belahan dunia (terutama TimTeng) mengalami kehancuran dahsyat…ehm Perang Irak…

Kedua, penulis benci ketika para artis Hollywood sok-sokan mengurus moral melalui tindakan aktifis politik mereka. Entah itu Leonardo Di Caprio dengan urusan Global Warming, ataupun para selebritis wanita maupun pria yang mendadak menjadi feminis, padahal mereka masih senggama dan saling cerai di layar kaca. 

Jadi anggaplah tulisan ini sebagai bentuk orgasme dini penulis melihat tatanan sosial Hollywood dan media yang mulai hancur dari dalam. 

Kita mulai dari Hollywood. Belakangan ini apakah anda sadar bahwa Hollywood tidak hanya mulai menawarkan karya yang itu-itu saja, namun juga mulai merambah menjadi aktifis politik dan nilai-nilai sosial. Berapa sering anda mendengar artis Hollywood menjadi duta A untuk perdamaian B? Padahal mereka hanya sedikit sekali berpengaruh dan hanya ditujukan untuk RAISE AWARENESS. 

Belakangan ini Hollywood juga mulai sibuk mengurusi sebab-sebab berbau Feminis. Mulai banyak artis yang menyuarakan kesenjangan gaji di Hollywood antara pria dan wanita. Apalagi dengan terpilihnya Donald Trump, mereka seakan menemukan lawan yang cocok untuk diadili dan dicemooh. Mereka menganggap Trump adalah jelmaan dari Koruptor dan Tukang Perkosa Wanita paling berbahaya di muka bumi. 

Dan muncullah artikel mengenai Harvey Weinstein.

Bagi yang tidak tahu siapa Harvey Weinstein. Dia adalah produser super terkenal dengan karya-karya yang sangat fenomenal. Gara-gara dia puluhan artis dan sutradara menjadi pemenang Oscar. Sebut saja Quentin Tarantino yang hampir semua filmnya digarap Weinstein. Ataupun Gwyneth Paltrow yang menang Oscar karena Weinstein. Hingga Meryl Streep yang menyebut Weinstein sebagai “TUHAN” saat menerima penghargaan. Intinya Weinstein adalah BOS BESAR. 

Namun seperti kata Paman Ben, With Great Power, Comes Great Pervert Sexual Act.

Akibat berita dugaan berita pelecehan seksual dari New York Times. Harvey Weinstein langsung jatuh ke dalam kubangan cemooh terdalam. Dan tidak tanggung-tanggung ada sekitar 8 sengketa dugaan pelecehan seksual yang diselesaikan dengan uang tutup mulut oleh Harvey Weinstein. Awalnya Weinstein berusaha untuk mematikan cerita ini dengan cara yang super absurd. Dia berjanji akan melakukan terapi dan akan menyalurkan gairah seksualnya dalam bentuk amarah dan karya kepada Donald Trump dan melakukan tindakan aktifis anti-senjata akibat kasus penembakan di Las Vegas. HAHAHAHHAHAA, tidak ada satupun orang waras yang mempercayai alasan seperti ini. Kemudian akhirnya satu persatu artis yang ikut dibesarkan namanya oleh Weinstein mulai mengaku bahwa diri mereka sering diperas secara seksual agar karir mereka naik. Ada yang diraba-raba, ada yang diminta Weinstein untuk “dipijit”, bahkan yang paling absurd ada yang diminta oleh Weinstein agar menyaksikan Weinstein mandi. 

Kini semua aktor dan artis Hollywood secara tiba-tiba berusaha menjauhi diri dari Harvey Weinstein dan “mengecam” tindakannya. Namun tidak semua bisa dengan mudah lolos dari lubang neraka ini. Salah satunya Ben Affleck, setelah berusaha mengecam Harvey Weinstein yang dulu membantu Affleck menang Oscar, tiba-tiba muncul pernyataan bahwa sebetulnya Affleck tahu kelakuan mesum Weinstein, bahkan pernah ikut membantu untuk mematikan cerita ini di media. Kemudian muncul pula video Affleck sedang meraba-raba payudara reporter yang sedang mewawancarainya. Ben Affleck pun langsung minta maaf dan kini humas Justice League kepusingan karena mulai diserang oleh para aktifis feminis. Lalu satu-persatu mulai terbongkar kisah gelap di Hollywood, ada kisah pedofilia yang dilakukan Roman Polanski kepada anak umur 13 tahun dan ironisnya Polanski hingga sekarang masih dipuja oleh Hollywood. Lalu ada juga kisah pelecehan seksual Woody Allen kepada anak adopsinya saat umur ABG, dan oya kini setelah bercerai dari istri pertamanya, Woody Allen menikahi anak adopsinya! Nyaris seperti kisah incest Romawi. 

Kini akhirnya terbongkar bahwa Hollywood bukanlah negeri dongeng bagi para pecinta seni dan pemimpi sejati seperti di film LA LA LAND. Ternyata Hollywood adalah sarang para munafik mesum yang paling berbahaya. Yang akan membantu para artisnya asalkan mereka rela menjadi binal, dioral, dan dianal

Dan lebih buruknya para elit-elit Hollywood beraninya ‘berperan’ menjadi semacam standar moralitas dunia dengan mengedepankan karya-karya mereka yang mempromosikan nilai-nilai tertentu dan politik tertentu.

Fyuh, oke sekarang kita bantai Media.

Buntut dari kasus Weinstein, media mainstream Amerika mendadak menghujat Harvey Weinstein akibat tindakan nistanya kepada para artis-artis milioner Hollywood. NAMUN ternyata kisah pelecehan ini sebetulnya sudah lama DIKETAHUI OLEH MEDIA MASSA AMERIKANamun setiap kali para reporter mereka yang coba menyentuh kasus ini maka para eksekutif media Amerika akan menghentikan ini. 

New York Times yang pertama kali mengemukakan berita Weinstein dan sering dianggap sebagai media paling “kredibel”. Ternyata menyimpan masalahnya sendiri. Salah satu mantan reporternya bilang bahwa sebetulnya kisah Weinstein ini sudah pernah diselidiki dari tahun 2004, namun pada saat berita ini hendak dinaikkan tiba-tiba eksekutif New York Times menghentikannya. Para eksekutif New York Times dihubungi oleh dua artis ternama Hollywood yang bilang agar berita ini jangan diturunkan, dan mereka berani bersumpah bahwa kisah Weinstein tidak benar. Kedua artis itu adalah MATT DAMON dan Russel Crowe…

Akibat hal ini niat New York Times sebagai pionir dan pembela kebenaran akhirnya tercela dan mereka terpaksa melakukan klarifikasi sana-sini

Lalu kenapa kisah Weinstein yang ternyata sudah puluhan tahun terjadi baru terbongkar sekarang?

Ini menurut penulis.  Karena Weinstein adalah salah satu penyambung lidah antara Hollywood, Media, dan dunia politik yang paling dahsyat. Weinstein adalah salah satu donor paling berpengaruh kepada partai Demokrat terutama Hillary Clinton. Weinstein sering menggunakan koneksi Hollywood dan media untuk mengadakan fundraising bagi kandidat-kandidat Demokrat. Dan menurut penulis inilah salah satu alasan paling besar kenapa Weinstein susah disentuh. Bahkan kini partai Demokrat dan Hillary Clinton yang dikecam karena menerima dana dari Weinstein, masih enggan untuk membalikkan seluruh dana yang mereka telah terima. 

Sebagai penutup penulis sangat berharap agar industri Hollywood dan segala aktifisnya hancur dari dalam akibat kemunafikan mereka sendiri. Dan semoga setelah hancur dan kembali berdiri, Hollywood kembali menghadirkan karya-karya klasik dan bukan hanya sequel superhero dan kisah tentang kehebatan militer Amerika saja.

Celepuk
Celepuk
Hanya seekor burung hantu yang teler tapi memperhatikan.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.