Amsterdam Pride adalah sebuah parade tahunan untuk merayakan kebebasan memilih orientasi seksual. Sebagai salah satu acara gay terbesar di dunia, AP menyuguhkan pesta jalanan sepanjang akhir pekan, pesta sirkuit besar-besaran, dan Parade Kanal yang terkenal melalui kanal-kanal bersejarah Amsterdam membawa bendera dan pernak-pernik rainbow.
Tema tahun lalu (2023) adalah #YouAreIncluded. Amsterdam Pride hendak menyuarakan kesetaran bagi semua orang untuk terlibat dalam menghargai kesetaraan seksualitas dalam hal ini LGBTQ (lesbian, gay, biseksual, transgender, queer) . Belanda sendiri terkenal sebagai negara yang telah jauh melegalkan aktivitas seksual sejenis yaitu pada 1811.
Penelitian terbaru dari Institut Penelitian Sosial Belanda menunjukkan bahwa pada tahun 2022, kesetaraan di Belanda masih belum terwujud. Orang-orang LGBTQ+ merasa kurang aman dibandingkan orang Belanda yang heteroseksual serta lebih sering menjadi korban kekerasan (seksual), pengucilan, dan diskriminasi. Hal ini terutama berlaku untuk wanita biseksual, transgender dan orang kulit berwarna LGBTQ+.
Kamer (Majelis Rendah Belanda: hukum sekolah yang tidak mengajarkan pelajaran tentang LGBTQ.
Majelis Rendah menginginkan agar kabinet menghukum sekolah-sekolah yang tidak mengajarkan pendidikan gay kepada murid-muridnya. Seluruh anggota Majelis Rendah, kecuali VVD Volkspartij voor (Vrijheid en Democratie), SGP ( Staatkundig Gereformeerde Partij) dan FvD (Forum voor Democratie), mendukung mosi yang diajukan oleh anggota parlemen dan politisi dari Partai Sosialis SP Van Dijk.
Van Dijk ingin sekolah-sekolah yang secara konsisten menolak untuk membawa keragaman seksual kepada murid-muridnya untuk mendapat hukuman finansial atau intervensi administratif. Van Dijk berpendapat bahwa pendidikan akan membantu memerangi diskriminasi.
Kurikulum Mengenai Homoseksualitas adalah Wajib
Menurut laporan Inspektorat Pendidikan , 20 persen dari semua sekolah dasar dan menengah tidak mengajarkan tentang homoseksualitas, meskipun sudah diwajibkan sejak tahun 2012. (https://www.thepinknews.com/2017/04/12)
Majelis Rendah juga menginginkan pelajaran tentang penerimaan gay menjadi wajib di sekolah menengah. Sekitar 40 persen dari ROC semacam sekolah kejuruan tidak menyediakannya. Belanda sendiri memiliki 46 ROC (Regionale Opleidings Centra atau pusat pelatihan regional) yang menawarkan berbagai pelatihan kejuruan untuk remaja dan orang dewasa.
Apa di Balik Kebijakan ini:
Sekolah-sekolah Belanda dengan back up pemerintah menginginkan peningkatan kesadaran akan penerimaan semua orang terhadap LGBT.
Bisakah mereka menolak?
Beberapa tahun lalu, Menteri Pendidikan Arie Slob menuai kemarahan dari anggota parlemen dan aktivis LGBT+ karena membela sekolah-sekolah Kristen yang memaksa orang tua dan wali murid untuk menandatangani pernyataan anti homoseksual, seperti pernyataan yang menolak keberadaan homoseksualitas, sebelum menerima anak mereka.
Dalam upaya untuk mendapatkan dukungan dari blok Kristen dalam pemerintahan koalisi negara tersebut, Slob, seorang anggota partai Persatuan Kristen, menjadikan Pasal 23 sebagai tulang punggung utama argumennya.
Pasal dalam konstitusi tahun 1917 tersebut menyatakan bahwa sekolah negeri dan swasta memiliki kedudukan yang sama dan para pendidik bebas untuk mengatur pengajaran berdasarkan keyakinan tertentu, seperti agama.
Sekolah-sekolah “konservatif” yang berdiri atas dasar kitab suci memang menjadi sasaran empuk dengan dalih”intoleran” terhadap komunitas LGBT. Hal ini membawa nasib mereka kepada Tarik ulur kepentingan politik antara pemerintah, DPR dan komunitas LGBTQ yang mendapat angin segar secara politik. Semoga hal ini mejadi pelajaran buat Indonesia sendiri agar lebih bijak meneliti isu seperti LGBTQ.