Sabtu 20 Juli 2019 pagi membuat terkejut sebagian orang. Sebagian orang tersebut merupakan nasabah Bank Mandiri. Terkejut karena melihat saldo di rekeningnya ada perubahan, padahal tidak melakukan transaksi perbankan. Perubahannya ada dua yaitu saldo bertambah atau saldo berkurang.
Perubahan tersebut terjadi karena ada eror system ketika proses perpindahan data dari core system ke back up system. Proses ini sebenarnya hal yang rutin dilakukan oleh Bank Mandiri. Namun sabtu itu terjadi eror. Menurut pihan Bank Mandiri, data nasabah yang berubah ada 10 % atau 1,5 juta nasabah.
Himbauan dari Bank Mandiri kepada 10 % nasabah yang berubah saldonya adalah jangan menggunakan terlebih dahulu fasilitas m-banking.
Bank Mandiri menghimbau nasabah untuk melakukan pengecekan rekening tabungan ke kantor cabang Bank Mandiri. Nasabah diminta tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan kejadian di atas maka Bank Mandiri sebaiknya memperbaiki kembali kepercayaan nasabah.
Beberapa nasabah pasti akan kuatir atas kejadian perubahan saldo. Efek lain atas menurunnya kepercayaan nasabah adalah harga saham Bank Mandiri di bursa efek pasti akan jatuh atau bergejolak. Efek terburuk bisa jadi Bank Mandiri bisa digugat Bersama atau class action.
Bank Mandiri harus jujur dan tidak menutup-nutupi kejadian erornya sistem. Sebab jika Bank Mandiri kena retas sistem maka akan hancur kepercayaan nasabah. Kredibilitas Bank Mandiri menjadi pertaruhan. Bank Mandiri harus melakukan audit.
Bank Mandiri harus berfokus diri pada audit sistem. Perubahan saldo akar masalahnya dari mana? Apakah dari eror karena diretas atau karena eror program Bank Mandiri.
Eror Bank Mandiri ini harus menjadi pembelajaran bagi Bank-bank lain. Jangan sampai bank-bank lain juga kedepannya mendapat masalah seperti ini. Bank-bank harus meningkatkan keamanan sistem onlinenya. Cyber crime selalu mengancam bank setiap saat. Antisipasi bank harus lebih ditingkatkan.