Jumat, Maret 29, 2024

Kasus Ratna bisa Dijadikan Pelajaran Berharga

Filippo Sengkey
Filippo Sengkey
Pencinta manga dan anime yang juga suka mengikuti berita dan informasi politik negeri ini

Sekitar satu minggu belakangan ini, heboh kasus pemukulan dan penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet. Kabar tersebut semakin menarik perhatian dan simpati banyak orang karena beredar foto wajah lebam ratna dan juga pembenaran dari beberapa tokoh bahwa Ratna memang mengalami hal tersebut.

Belakangan diketahui, ternyata pemukulan juga penganiayaan Ratna Sarumpaet hanya sebuah kebohongan belaka. Tak lebih dari sekadar hoaks saja. Yang sebenarnya terjadi adalah, Ratna melalukan operasi yang ia sebut sedot lemak pada wajah di RS Bina Estetika sehingga efek tak lama setelah operasi tersebut adalah bengkak pada wajah mirip seperti orang yang dipukuli.

Mengaku mendapat bisikan dari setan sehingga dengan berani dan bodohnya berbohong, wanita 70 tahun ini pun akhirnya minta maaf. Ia menyesal berbohong, dan beralasan tujuan awalnya mengaku dipukuli dan dianiaya hanya untuk mencari alasan saat menghadapi anaknya.

Bermula dari kebohongan Ratna, banyak tokoh yang awalnya percaya angkat bicara. Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menjadi salah satu yang memberi komentar akan hal ini pada Selasa (2/10). Kata ketua umum partai Gerindra tersebut, tindakan penganiayaan terhadap Ratna dianggap pengecut.

Prabowo yang cepat bereaksi setelah mendengar kabar ini pun pada akhirnya meminta maaf saat diketahui ternyata Ratna hanya berbohong saja. Sebagai salah satu orang yang bersuara akan hal yang sebenarnya hoaks, permintaan maaf Prabowo ia sampaikan pada Rabu (3/10).

Selain Prabowo, banyak juga yang awalnya percaya akan apa yang menimpa Ratna adalah benar. Sebut saja Fadli Zon, Fahri Hamzah, Rizal Ramli, dan lain-lain. Suara dari orang-orang tersebut sangatlah berpengaruh, mengingat jika mereka bersuara, akan ada banyak masyarakat yang percaya. Sayangnya, yang mereka suarakan ternyata sebuah kebohongan belaka meski mereka beralasan tak tahu bahwa penganiayaan dan pemukulan itu adalah kebohongan saja.

Hal ini tentu menjadi pelajaran berarti bagi mereka yang langsung bereaksi ketika mendengar kabar yang kebenarannya masih misteri. Sebagai orang-orang yang punya ‘nama’ di Indonesia, tentu tak bisa sembarangan memberi komentar. Cek dan ricek merupakan hal wajib dilakukan terlebih dahulu. Jangan mudah percaya meski itu teman sendiri. Karena terbukti kasus itu hanya hoaks belaka, maka mereka yang awalnya percaya dan bersuara kini meminta maaf.

Kita patut bersyukur dan berterima kasih, karena berkat kerja keras polisi, kebohongan Ratna akhirnya terungkap. Bayangkan saja jika kebohongan ini tetap tertutup rapat dan dipercaya banyak tokoh pun masyarakat. Tentu akan ada kemarahan yang memuncak, kebencian karena kasihan, niat membalas secara fisik, juga akan makin banyak yang menyalahkan Pemerintah mengingat Ratna kerap mengkritik Pemerintah. Akan tetapi, untung hal-hal itu terhenti karena kebenarannya kini telah diketahui.

Hoaks sangat berbahaya di negeri ini, bahkan di dunia ini. Hoaks bisa merusak banyak hal baik, dan bisa menyerang orang lain. Apalagi jika yang menciptakan hoaks adalah orang yang cukup dikenal, dan hoaks tersebut tersebar karena suara-suara tokoh terkenal. Meski para tokoh mengaku tidak tahu itu hoaks, akan tetapi dari kejadian ini mereka harus lebih teliti dan hati-hati lagi.

Para tokoh dan politisi harus lebih sadar diri. Apa yang keluar dari mulut mereka yang kemudian muncul di televisi, atau apa yang diketik jari mereka yang kemudian terbit di sosial media, itu memiliki pengaruh yang cukup besar bagi banyak masyarakat dalam negeri. Terlebih para pendukung mereka, pasti banyak yang percaya akan apa pun yang mereka sampaikan.

Kehebohan yang terjadi karena kasus Ratna pun tak hanya sampai pada saat ia minta maaf saja. Kini, Ratna telah menjadi tersangka dan ditahan. Ratna ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (4/10) saat hendak pergi ke Chile.

Tentu ada penyesalan mendalam pada Ratna yang karena berbohong, ia harus berurusan dengan pihak kepolisian. Dari kejadian ini, semoga saja tidak ada lagi orang yang berani membuat berita bohong atau hoaks, karena itu bukan hanya merugikan orang lain, tapi juga merugikan diri sendiri saat hoaks itu terbongkar.

Konsekuensi dari perbuatan Ratna bukan cuma membuatnya berurusan dengan polisi, tapi juga membuat dirinya menjadi topik panas dan bahan lawakan banyak orang. Tak sedikit meme dan jokes yang beredar bertema kebohongan Ratna Sarumpaet. Tentu rasa malu harus diterima wanita 70 tahun itu.

Dan tak hanya Ratna, para tokoh yang awalnya membela dirinya pun menjadi topik pembicaraan yang hangat. Bahkan, mereka bisa dianggap orang-orang reaktif tapi bertelinga tipis. Tentu menjadi reaktif tidak salah, tapi ada baiknya cari tahu dulu kebenaran baru angkat bicara. Jika sudah begini, minta maaf memang jalan terbaik, tapi bukan berarti menyelesaikan masalah. Hal tersebut karena, rupanya ada 16 nama mantan pembela Ratna yang dilaporkan pengacara Farhat Abbas pada polisi karena dianggap menyebar hoaks.

Mengapa disebut mantan pembela, karena kini mereka tak lagi membela Ratna soal kabar penganiayaan dan pemukulan bohong itu, bahkan ada yang berbalik menyerang Ratna karena menganggap telah jadi korban yang dibohongi ibu dari Atiqah Hasiholan tersebut.

Dilansir dari Tribunwow.com, ditambah Ratna, maka lengkap ada 17 nama yang Farhat laporkan. Mereka adalah Ratna Sarumpaet, Prabowo Subianto, Fadli Zon, Rachel Maryam, Rizal Ramli, Nanik Deyang, Ferdinan Hutahean, Arief Puyono, Natalius Pigai, Fahri Idris, Habiburokhman, Hanum Rais, Said Didu, Eggy Sudjana, Captain Firdaus, Dahnil Azar Simanjuntak, dan Sandiaga Uno.

Kejadian ini memang merupakan hal tak terpuji. Akan tetapi, ini bisa menjadi pelajaran berarti bukan hanya untuk Ratna Sarumpaet dan para tokoh yang sempat membelanya, tapi juga bagi semua orang agar tidak mudah termakan berita bohong atau hoaks. Ada baiknya cek sebaik mungkin, bahkan selidiki sampai akar-akarnya suatu informasi sebelum percaya itu adalah kebenaran. Dan jangan mudah menyebarkan berita yang tidak jelas kebenarannya. Ingat, saring dulu sebelum sharing.

Filippo Sengkey
Filippo Sengkey
Pencinta manga dan anime yang juga suka mengikuti berita dan informasi politik negeri ini
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.