Di negeri tempat aku berteduhBerita baik adalah berita burukBerita buruk adalah berita buruk itu sendiriPerbedaan ras, agama, bahasa, dan budayaTelah menumbuhkan konflik dimana-manaMengatasnamakan harga diri tapi tak tau diri
Kader PMII Humaniora Park yang Karyanya Lolos di Tingkat Asia Tenggara – Demikian cuplikan puisi berjudul Edan yang menjadi nominasi ke 30 dari puisi karya Rudi Santoso. Puisi ini menurutnya ialah sebuah ungkapan dimana masih banyak orang-orang congkak yang hanya menganggap dirinya dan kelompoknya benar sendiri. Dan masih banyak yg belum bisa menerima sebuah perbedaan.
Puisi lain, berjudul Hedonis. “Adalah sebuah kritik saya pada kondisi mahasiswa saat ini yg sangat hedonis. Di mana ruang kampus lebih banyak digunakan untuk ajang fashion dan bahkan mahasiswa mulai babyak apatis terhadap kondisi sosial yg kurang baik. Sedangkan sejatinya mahasiswa adalah harapan negeri dan masyarakat,” jelas Rudi Santoso saat menjelaskan isi dari puisinya yang lolos nominasi (09/11).
Rudi Santoso merupakan Kader PMII Humaniora Park dari Korp Bangkong (2012). Sahabat Rudi juga salah satu Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga. Beberapa waktu lalu, karya puisinya masuk dalam nominasi cipta puisi Tingkat Asia Tenggara. Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian acara pekan bahasa yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret (HIMPROBSI FKIP UNS) 2017.
“Aku hanya menyukai sastra khusunya puisi maka dari itu menggelutinya sosiologi juga ada sosiologi sastra namun secara mendalam aku masih belum mempelajarinya dan di UIN masih belum ada. Dalam kompetisi kali ini, dari ribuan peserta yang ikut saya yang paling banyak masuk ke 100 puisi terbaik dan akan dibukukan,” sambungnya saat bercerita.
Dari 100 puisi tersebut, Puisi berjudul milik Ruci Santoso EDAN masuk nominasi ke 30, Hujan di sore hari masuk nominasi 58, sedangkan puisi berjudul Hedonis masuk nominasi ke 95. “Benar. Ini merupakan penghargaan ke dua yg paling besar atas proses saya berkarya selama selama ini setelah tulisan saya yg di muat di media cetak lokal dan nasional,” imbuhnya.