Jumat, April 26, 2024

Karakter Anak dan Permainan Tradisional

Muhammad Aqshadigrama
Muhammad Aqshadigrama
Hanya seorang mahasiswa Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang belajar menjadi aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta

Dalam menjelang libur panjang akhir tahun, sangat banyak kegiatan bermanfaat yang dapat dilakukan oleh anak-anak. Ada berbagai macam permainan yang dapat meningkatkan kreativitas, salah satunya adalah permainan tradisional.

Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan dibaliknya. Permainan tradisional merupakan hasil budaya yang besar nilainya bagi anak-anak dalam rangka berfantasi, berekreasi, berkreasi, berolah raga yang sekaligus sebagai sarana berlatih untuk hidup bermasyarakat, keterampilan, kesopanan, serta ketangkasan.

Permainan tradisional merupakan salah satu aset budaya yang mempunyai ciri khas kebudayaan suatu bangsa, maka pendidikan karakter dapat dibentuk melalui permainan tradisional sejak usia dini. Sebab selama ini pendidikan karakter kurang mendapat penekanan dalam sistem pendidikan di Negara kita.

Pendidikan budi pekerti hanyalah sebatas teori tanpa adanya refleksi dari pendidikan tersebut. Dampaknya, anak-anak tumbuh menjadi manusia yang tidak memiliki karakter, bahkan lebih kepada bertingkah laku mengikuti perkembangan zaman namun tanpa filter.

Bermain merupakan kebutuhan anak yang paling mendasar saat berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Bermain juga sebuah sarana yang dapat mengembangkan anak secara optimal. Sebab bermain merupakan suatu aktivitas yang langsung dan spontan dilakukan seorang anak bersama orang lain atau dengan menggunakan benda-benda sekitarnya dengan senang, penuh imajinatif, serta dengan menggunakan perasaannya. Hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, melalui bermain pula anak mendapat pengalaman yang penting dalam dunianya.

Bermain merupakan proses belajar untuk memecahkan masalah. Saat bermain anak dihadapkan pada berbagai situasi, kondisi, teman, dan objek baik nyata maupun imajiner yang memungkinkannya menggunakan berbagai kemampuan berpikir dan memecahkan masalah. Bagi anak-anak, bermain memiliki manfaat yang sangat penting, bermain bukan hanya untuk kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya.

Maka jangan heran, bermain menjadi aktivitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan dan juga sebagai media bagi dirinya dalam mencoba, yang bukan hanya dalam fantasinya tetapi dapat diaplikasikan.

Bentuk permainan tradisional sangat bervariasi, baik antar daerah, etnis, dan bangsa. Dari berbagai jenis permainan itu pada dasarnya dapat dipisahkan menjadi beberapa jenis, yaitu permainan fisik, lagu anak-anak, teka-teki, bermain dengan benda-benda, bermain peran. Ada beragam manfaat dibalik permainan tradisional dalam membentuk karakter anak.

Pertama, dengan permainan tradisional anak akan melahirkan nuansa suka cita. Dalam permainan tersebut jiwa anak terlihat secara penuh. Suasana ceria dan senang yang dibangun senantiasa melahirkan dan menghasilkan kebersamaan yang menyenangkan. Inilah benih masyarakat yang menciptakan kerukunan. Jarang sekali terdapat permainan yang berguna untuk dirinya sendiri, tetapi selalu menumbuhkan rasa kebersamaan.

Kedua, permainan itu dibangun secara bersama-sama. Artinya, demi menjaga permainan dapat berlangsung, mereka mengorganisir diri dengan membuat aturan main diantara mereka sendiri. Dalam konteks inilah anak-anak mulai belajar mematuhi aturan yang mereka buat sendiri dan disepakati bersama.

Di satu sisi, anak belajar untuk mematuhi aturan bermain secara fairplay, disisi lain, merekapun berlatih membuat aturan main itu sendiri. Sementara itu, apabila ada anak yang tidak mematuhi aturan atau bermain curang, dia akan mendapatkan sanksi sosial dan hukuman moral dari sesamanya, dengan tidak mengikutkan anak tersebut dalam permainan.

Dalam kerangka inilah, anak mulai belajar hidup bersama sesamanya atau hidup bersosial. Namun, apabila dia mau mengakui kesalahannya, teman yang lain pun bersedia menerimanya kembali. Suatu bentuk proses belajar mengampuni dan menerima kembali dari mereka yang telah mengakui kesalahannya. Interaksi anak-anak dalam permainan akan membangkitkan kemampuan untuk menilai mana yang baik dan buruk. Hal ini menunjukan permainan tradisional mampu menumbuhkan nilai sportivitas, kejujuran, dan gotong royong.

Ketiga, keterampilan anak senantiasa terasah, sebab anak membuat permainan dari berbagai bahan yang telah tersedia di sekitarnya. Dengan demikian, otot atau sensor motoriknya akan semakin terasah pula. Dipihak lain, proses kreativitasnya merupakan tahap awal untuk mengasah daya cipta dan imajinasi anak dalam memperoleh ruang pertumbuhannya.

Keempat, pemanfaatan bahan-bahan permainan yang tidak terlepas dari alam. Hal ini melahirkan interaksi yang sangat dekat antara anak dengan lingkungan. Kebersamaan dengan alam merupakan bagian terpenting dari proses pengenalan manusia muda terhadap lingkungan hidupnya.

Kelima, hubungan yang sedemikian erat akan melahirkan penghayatan terhadap kenyataan hidup manusia. Alam menjadi sesuatu yang dihayati keberadaannya, tak terpisahkan dari kenyataan hidup manusia. Pengayatan inilah yang membentuk cara pandang penuh mengenai arti hidup ini. Cara inilah yang kemudian dikenal sebagai bagian dari sisi kerohanian manusia tradisional.

Keenam, melalui permainan, anak mulai mengenal model pendidikan partisipatoris. Artinya, anak memperoleh kesempatan berkembang sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan jiwanya. Dalam pengertian inilah, anak dengan orang tua atau guru memiliki kedudukan yang egaliter, sama-sama berposisi sebagai pemilik pengalaman.

Masa modern sekarang ini, selain anak dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman, juga diharapkan nantinya anak-anak mengetahui tentang jenis-jenis permainan tradisional di Indonesia. Salah satu faktor yang menjadi penyebab surutnya permainan tradisional dari tengah kehidupan anak-anak di Indonesia ialah masuknya permainan elektronik yang telah menjamur dari perkotaan hingga pedesaan.

Dengan berbagai permainan yang lebih menarik dan tidak membutuhkan tenaga untuk menikmatinya, permainan dari gadget secara langsung menjadi hal yang lebih disukai oleh anak-anak ketimbang permainan tradisional, yang memang tidak semuanya menarik dan menyenangkan untuk dimainkan.

Permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan oleh berbagai permainan modern. Hal ini terjadi terutama di perkotaan. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk kembali melestarikan permainan tradisional ini, sebab terdapat banyak sekali manfaat terhadap perkembangan anak.

Permainan tradisional yang cukup beragam perlu digali dan dikembangkan karena mengandung nilai-nilai kejujuran, sportivitas, kegigihan dan kegotongroyongan. Dengan permainan tradisional anak-anak bisa melatih konsentrasi, pengetahuan, sikap, keterampilan dan ketangkasan yang secara murni dilakukan oleh otak dan tubuh. Selain itu juga dapat mengembangkan aspek moral, nilai agama, sosial, bahasa, dan fungsi motorik.

Muhammad Aqshadigrama
Muhammad Aqshadigrama
Hanya seorang mahasiswa Ilmu Politik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang belajar menjadi aktivis di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Jakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.