Jumat, April 19, 2024

"Kang Dedi, Berguru-lah Pada eRKa!"

Hamzah Zaelani Mar'ie
Hamzah Zaelani Mar'ie
Penulis, Mantan Ketua Umum HMI Purwakarta

Semakin hari dinamika Pilgub Jawa Barat 2018 nanti cukup rumit rasanya. Para bakal calon masih disibukkan dengan rekomendasi partai yang hingga saat ini masih belum jelas arah politiknya. Satu-satunya bakal calon yang hampir dipastikan maju melenggang dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Barat nanti baru Ridwan Kamil, Walikota Bandung yang konon Nyunda, Nyakola dan juga Nyantri. Diawali dengan deklarasi dukungan oleh Partai besutan Surya Paloh, eRKa kemudian mendapatkan dukungan dari partai lain seperti PKB, PPP dan bahkan terakhir ialah Golkar yang awalnya hendak mengusung kader terbaiknya di Jawa Barat, yaitu Kang Dedi Mulyadi.

Melihat kondisi ini, saya kira di waktu yang tersisa ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh para Bakal Calon lainnya, seperti Kang Dedi Mulyadi ataupun Dedi Mizwar, untuk “berguru” pada Ridwan Kamil agar bisa mendapatkan dukungan. Hal yang perlu dipelajari salah satunya ialah urusan menarik simpati elit partai untuk memberikan dukungan. Bagaimana caranya?

Jika melihat gelagat eRKa sejak awal mencari dukungan, dengan lihai ia menggoda elit partai melalui pernyataan genitnya yang mengatakan bahwa di setiap partai selalu ada sosok kader yang dirasa cocok mendampinginya. PPP misalnya, jauh sebelum mendapatkan dukungan, eRKa sudah menyatakan bahwa sosok UU Ruzhanul Ulum dapat menjadi kandidat yang pas untuk melengkapi dirinya bertarung dalam Pilkada Jabar. Hal serupa juga ia lakukan pada Golkar dengan menyatakan bahwa sosok Daniel dapat meningkatkan kemungkinan kemenangan ia untuk meraih suara masyarakat Pantura. Bahkan, PAN juga hampir saja tergoda akibat pernyataan genit eRKa yang menggoda Bima Arya maju mendampinginya.

Berkat pernyataan genit itu, membuahkan hasil yang cukup menguntungkan eRKa. Terbukti akhirnya ia mendapatkan dukungan dari beberapa partai untuk melengkapi tiket pencalonannya. Jadi, urusan menggoda elit partai, para bakal calon rasanya perlu belajar pada eRKa yang sudah teruji kehebatannya.

Dedi Mizwar sepertinya berhasil melihat trik yang dilakukan oleh eRKa, sehingga membuat ia kemudian mencoba melakukan upaya serupa walaupun berbeda gaya. Ketika masih didukung oleh Gerindra, ia sempat menyatakan hendak bergabung di partai besutan Prabowo tersebut. Walaupun dipertengahan jalan dukungan kandas karena konflik dengan Ketua Gerindra Jabar. Tak kehabisan akal, Demiz kemudian menggoda Demokrat dengan menyatakan bahwa ia merupakan salah satu pendiri partai berlambang Mercy itu, bahkan hingga saat ini konon ia belum dipecat dan mengundurkan diri katanya. Terakhir, melalui akun media sosialnya, ia menyatakan bahwa di era Anis Matta, ia seringkali membantu mensosialisasikan PKS dalam beberapa kesempatan untuk mendongkrak elektabilitas partai itu.

Upaya semacam ini sah saja dalam politik, karena bagaimana pun para kandidat tak akan bisa bertarung jika tak berhasil meraih simpati elit partai. Oleh karena itu, menurut saya Kang Dedi Mulyadi perlu untuk mencoba upaya serupa dalam situasi semacam ini. Supaya kemudian ia dapat memperoleh dukungan untuk maju di Pilgub jabar 2018 nanti.

Setiap tindakan memang selalu ada konsekuensinya. Misalkan, jika menggunakan gaya Demiz tak menutup kemungkinan ada kesan cari muka bahkan tak konsisten padanya. Bagaimana tidak, secara terbuka ia memperlihatkan status dirinya yang entah menjadi kader Gerindra atau Demokrat, yang juga ikut mendongkrak elektabilitas PKS.

Pun begitu ketika menggunakan gaya eRKa, juga akan ada konsekuensinya. Lihat saja sekarang, para partai pendukungnya sedang berebut tiket untuk mendapatkan jatah calon wakil gubernur mendampingi eRKa. Dari mulai PPP menyodorkan UU, PKB yang tawarkan Ketua Jabarnya, hingga terakhir Golkar yang mendorong Daniel dari Pantura.

Khusus kalau terjadi seperti eRKa, saya kira tak perlu juga dibuat khawatir. Apalagi kalau seandainya bisa dibuat aturan baru yang membolehkan Provinsi memiliki 3 orang wakil. Yakin deh Jawa Barat kedepan akan lebih sejahtera. Bagaimana tidak, dengan 4 orang pimpinan yang semuanya bekerja setiap wilayah akan terurus dengan baik. Tugasnya sederhana, wakil Gubernur 1 urus wilayah Priangan Timur. Wakil Gubernur 2 urus wilayah Priangan Barat, dan wakil Gubernur 3 urus wilayah Pantura. Lantas, Gubernurnya kerja apa? Cukup santai di kantor saja sembari posting status tentang si “Cinta” hehehe

Seperti biasa, tulisan ini saya buat sembari menikmati secangkir kopi hitam yang masih hangat. Bedanya, kali ini ditemani sebungkus rokok Gudang Garam yang dibeli semalam. Sambil hendak menyalakan sebatang rokok di tangan, entah kenapa muncul sebuah tanya dalam pikiran,

“Haruskah Kang Dedi Berguru pada eRKa untuk mendapatkan dukungan?”

Hamzah Zaelani Mar'ie
Hamzah Zaelani Mar'ie
Penulis, Mantan Ketua Umum HMI Purwakarta
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.