Minggu, Desember 8, 2024

Kalah Klaim di Reuni 212, Apalagi yang Diharapkan Prabowo?

Raylis Sumitra
Raylis Sumitra
Presedium PENA 98 (Perhimpunan Nasional Aktivitis 98) Jawa Timur Mantan Jurnalis pengemar kopi
- Advertisement -

Peringatan Reuni 212 memang harapan besar pasangan Prabowo-Sandi memompa daya saing melawan petahana. Tapi apadaya, harapan tersebut tidak sesuai diharapkan.

Memang bukan faktor utama. Namun setidaknya gerakan reuni 212, menjadi nafas tambahan pasangan Prabowo-Sandi untuk mengejar ketinggalan jarak elektoral dengan pasangan Jokowi-KH. Ma’ruf Amin.

Gerakan ini diharapkan mampu mengaduk kembali gerakan yang diklaim dihadiri 7 juta itu. Kemampuan menguasai klaim dalam politik. Akan berdampak pada persepsi publik. Dengan klaim tersebut, diharapkan mampu membuka ruang gerak atau asumsi indikator kemenangan.

Seperti diketahui, narasi yang dibangun peringatan ini. Adalah kegagalan Ahok dalam Pilgub DKI lalu.  Gerakan 212 kotak pandora kalahnya Ahok. Yang saat itu, seluruh lembaga survey memenangkan Ahok. Semua variabel alat ukur kemenangan yang digunakan, Ahok mustahil bisa dikalahkan.

Dengan demo 212 semua prediksi berbalik ektrim. Pasangan Anies Bawesdan-Sandiaga Uno, yang tidak diunggulkan. Malah jadi pemenang di putaran kedua pilgub DKI. Begitulah dahsyatnya 212 saat itu. Sampai jdi trend setter politik saat itu. Bahkan sampai hari ini juga.  Prabowo ingin mengulangnya kembali di Pilpres 2019.

Alhasil, di luar prediksi. Gaung peringatan 212 yang akan mendatangkan massa lebih dari 7 juta seperti awal. Ternyata tidak seusai. Hanya ribuan ataupun kalau dikalkulasi kasar hanya ratusan ribu. Data dari kepolisian,  massa yang hadir hanya sekitar 40 ribu saja

Tidak optimalnya reuni ini, tentu saja akan menjadi tolak ukur lagi. Kekuataan Prabowo dalam Pilpres mendatang. Mesin kekuataan memobilasasi bisa disimpulkan lemah. Kalau mesin politiknya berjalan baik. Sudah pasti, reuni 212 jadi momok menakutkan pasangan petahana.

Lalu Apalagi yang Dilakukan? 

Mulai isu yang dibangun. Jelas, berbeda dengan kemunculan awal 212. Saat itu jelas ada satu rangkain isu yang kuat menarik sentimen masyarakat. Figur Ahok yang keturunan dan non muslim. Berbicara tentang ayat kitab suci Islam. Sehingga klaim penistaan agama sangat kuat. Sehingga mampu mematik amarah masyakarat.

Berbeda dengan peringatan reuni ini. Mereka yang hadir bisa diklasifikasikan,  sebagai pendukung militan Prabowo saja. Sisanya adalah mereka yang hanya sebatas rekreasi politik saja. Tanpa dorongan emosional seperti isu awal.

Kekalahan klaim, juga terjadi di perang medsos. Dominasi airtime isu soal peringatan ini,  tidak sedahsyat dengan peringatan awal. Malahan isu yang muncul. Peringatan 212 ini keluar dari semangat awal. Hanya sebagai media kampanye Prabowo dan Sandi. Tentu saja ini tidak menguntungkan. Karena harapannya, 212 adalah semangat menjatuhkan pasangan petahana.

- Advertisement -

Tentu saja, tidak optimalnya ini. Membuka rumor soal kemampuan logistik pasangan Prabowo. Berkembang rumor, apabila Prabowo tidak memiliki kemampuan logistik untuk mengoptimalkan mesinnya. Kampanyepun dilakukan hanya memanfaatkan momen yang berkembang. Dan mengkritisi kebijakan publik.

Kekuataan klaim logistik ini, sangat berbahaya. Karena akan mempengaruhi kinerja mesin-mesin politik lainnya. Alasannya, klaim patron minim dimiliki Prabowo. Berbeda dengan Jokowi dan Ma’ruf Amin. Pasangan seperti itu, harus membutuhkan kekuataan logistik lebih untuk mengerakan mesinnya.

Kekalahan klaim di peringatan 212 ini. Membuat timses berpikir lebih untuk mencari alternatif dan cela. Harapan pasangan Prabowo dan Sandi di Pilpres ini. Mengoptimalkan isu sentimen Islam. Dengan tidak optimalnya 212 tersebut. Pertanyaannya, apa yang akan dilakukan Prabowo lagi

Raylis Sumitra
Raylis Sumitra
Presedium PENA 98 (Perhimpunan Nasional Aktivitis 98) Jawa Timur Mantan Jurnalis pengemar kopi
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.