Sabtu, April 20, 2024

Johnny English: Kekonyolan yang di Eksploitasi

Farika Maula
Farika Maula
I'm journalist based on Jogja

Rowan Atkinson sang maestro komedi kembali hadir dengan karakter usil dan konyol di layar bioskop tahun ini. Sejak awal kemunculannya di layar kaca sebagai tokoh Mr. Bean ia dikenal dapat menampilkan kekonyolannya melalui tingkah lakunya, bahkan tanpa dialog.

Setelah sebelumnya Atkinson berhasil berperan dengan adegan slapstick, komedi fisik yang biasanya mengandalkan kelucuan gerak adegan. Tahun ini tanpa menghilangkan gaya khasnya dalam film Johnny English (2003) dan Johnny English Reborn (2011), ia kembali dengan Johnny English Strikes Again.

Tingkah Atkinson sebagai agen rahasia atau mata-mata dalam film ini tidak banyak berubah dari film-film sebelumnya, ia tampil konsisten dengan keanehan, kekonyolan, kegilaan sampai kebodohannya yang dipertahankan dan pastinya tetap didominasi dengan kejenakaan khas Atkinson yang mampu mengocok perut para penggemar setianya.

Meskipun plot yang disajikan sangat klise dan cenderung sama dengan film-film sebelumnya, sejatinya itu bukan masalah. Alih-alih membuat plot yang berbeda, David Kerr sang sutradara justru mempertahankan parodi spionase ala film James Bond yang didominasi dengan keanehan dan kebodohan sang agen rahasia untuk menyelamatkan negaranya dari serangan musuh.

Eksploitasi dalam Industri Film

Film ketiga dari seri Johnny English ini menampilkan English sebagai agen MI7 yang telah bekerja 15 tahun dan sedang menikmati masa pensiunnya dengan menjadi guru di sebuah sekolah dasar.

Dalam film ini, English kembali ditemani oleh Bough yang dimainkan oleh Ben Miller untuk menyelidiki kasus peretasan teknologi yang dilakukan pihak misterius sehingga mengakibatkan kekacauan di Inggris. Sifatnya yang egois, sok tau, konyol, jenaka, berbuat seenaknya, dan selalu menjadi sumber masalah merupakan ciri khas English yang dieksploitasi dalam industri film.

Eksploitasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengusahaan, pendayagunaan, atau pemanfaatan untuk keuntungan sendiri. Dengan kata lain, pemerasan (tenaga orang) atas diri orang lain merupakan tindakan yang tidak terpuji.

Beberapa kekonyolan yang terjadi di film ini sangat kental khas English sebagai agen rahasia yang menonjolkan humor slaptisck. Mulai dari mengajarkan murid-muridnya menjadi seorang mata-mata, minimnya pengetahuan teknologi alias gaptek, adegan salah meminum obat tidur sehingga membuatnya hyperactive, membuat kekacauan di kapal dengan menyamar sebagai koki, menggunakan teknologi VR di tempat umum sehingga membuat kekacauan, tercebur di dalam laut saat memergoki musuhnya, dan beberapa kekonyolan lainnya yang sengaja  ditonjolkan dalam film tersebut.

Kekonyolan yang diciptakannya mengundang daya tarik industri film dalam hal ini Universal Pictures untuk mendapatkan keuntungan yang besar dalam film tersebut. Industri film yang mengeksploitasi kekonyolan Atkinson merupakan pemanfaatan berlebihan kepentingan ekonomi tanpa mempertimbangkan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan.

Eksploitasi dalam film ini, teridentifikasi melalui beberapa scene yang menampilkan kekonyolan English yang dibentuk atau dikonstruksi sesuai selera pasar. Latar belakang Atkinson sebagai maestro komedi berpotensi untuk dieksploitasi karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dalam industri film.

Farika Maula
Farika Maula
I'm journalist based on Jogja
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.