Senin, Juli 14, 2025

Jejak Juang Santri dalam Harmoni Muharram dan Milad ke-42

Riani Ani
Riani Ani
Mahasiswa Hukum Keluarga Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
- Advertisement -

Pondok Pesantren Nurul Huda Yaspin Sukabumi kembali menggelar Gebyar Milad ke-42 dan puncaknya pada hari Sabtu (5/7/2025). Sebuah acara tahunan yang tidak hanya memperingati hari jadi pondok, tetapi juga diselaraskan dengan momentum bulan muharram yang penuh kemuliaan. Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam peringatan ini bukan hanya sekedar menjadi ajang seremonial semata, melainkan juga menjadi wadah perjuangan, kolaborasi, serta refleksi spiritual bagi para santri, keluarga besar pondok, dan seluruh pihak yang terlibat.

Salah satu agenda tahunan yang menjadi ciri khas dalam Milad ini adalah Musabaqah antar santri. Kegiatan ini mencakup berbagai cabang perlombaan, seperti qiro’atul kutub, hafalan kitab, pidato, hafalan Al-Qur’an, hingga lomba sholawat. Di balik atmosfer kompetitif, tersimpan semangat juang para santri yang tak hanya berupaya memenangkan lomba, tetapi juga menjadi jejak santri dalam ikhtiar, tawakal, dan keikhlasan dalam menuntut ilmu yang berkah.

Jejak Juang Santri dalam Musabaqah dan Tradisi Pondok

Musabaqah ini menjadi ajang pengujian, bukan hanya atas kemampuan intelektual santri, tetapi juga keteguhan hati dan spiritualitas mereka. Bagi para Asatidz, kegiatan ini menjadi indikator sejauh mana pemahaman dan penghayatan para santri terhadap ilmu yang mereka pelajari. Kemenangan tentu membawa kebahagiaan, tetapi lebih dari itu, prosesnya mengajarkan para santri untuk berlomba dalam hal tawakal dan ridha, menerima hasil dengan lapang dada setelah usaha maksimal dilakukan.

Rangkaian musabaqah telah berlangsung sejak bulan Juni, adapun puncak dari musabaqoh ini adalah final dan pengumuman kejuaraan dilaksanakan pada hari Jumat, (4/7/2025), tepat sehari setelah Festival Sholawat Batch VIII tingkat Provinsi Jawa Barat digelar.

Peringatan Milad ini bertepatan dengan 10 Muharram, mengikuti wasiat dan ketaatan Almarhum AA KH. Asep Saeful Alam—pendiri Pondok Pesantren Nurul Huda—terhadap perintah sang guru. Kini, kepemimpinan pondok dilanjutkan oleh KH. Abdul Aziz, putra pertama beliau, yang meneruskan perjuangan dalam membina generasi santri.

Tahun ini, tema yang diusung dalam Gebyar Milad ke-42 yaitu “Meniti Ilmu, Meneguhkan Diri, Menerangi Dunia.” Tema ini menjadi doa dan harapan agar setiap santri yang digembleng di Pondok Pesantren Nurul Huda kelak menjadi penerang dunia, membawa keberkahan dan manfaat dari ilmu yang diperoleh selama masa mondok.

Baca juga artikel: Gebyar Milad ke-42 Pesantren Nurul Huda

Warisan Nilai dan Perjuangan Para Santri

Perayaan Milad ke-42 ini bukan hanya menjadi momentum nostalgia atau euforia semata, melainkan juga menjadi makna perjuangan para santri. Dalam setiap lantunan doa, hafalan kitab, dan lantang pidato para santri, tergambar bagaimana mereka menempa diri menjadi insan yang siap menebar manfaat bagi masyarakat dan agama.

Musabaqah yang dilaksanakan tidak hanya mengukur capaian intelektual, namun juga membentuk karakter, menumbuhkan rasa percaya diri, serta menanamkan nilai keikhlasan dalam setiap proses belajar. Semangat kolektif ini menunjukkan bahwa santri bukan hanya belajar untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk kemaslahatan umat.

Dengan semangat “Meniti Ilmu, Meneguhkan Diri, Menerangi Dunia”, Pondok Pesantren Nurul Huda terus melangkah ke depan, menjaga warisan nilai dari para pendiri, serta mencetak generasi santri yang siap menghadapi zaman dengan ilmu, iman, dan adab. Milad ini menjadi bukti bahwa perjuangan santri adalah bagian dari denyut perubahan, yang terus hidup dalam harmoni Muharram dan semangat kebersamaan.

- Advertisement -

Tak hanya santri, para wali santri, alumni, dan masyarakat sekitar juga dilibatkan aktif dalam rangkaian Milad. Hal ini memperkuat relasi sosial antara pondok dengan lingkungannya, membuktikan bahwa pesantren bukan entitas yang terpisah dari masyarakat, tetapi justru menjadi bagian utuh yang menyemai nilai-nilai keilmuan, kebajikan, dan kebermanfaatan sosial.

Gebyar Milad ini juga memperlihatkan kuatnya estafet perjuangan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dari sosok Almarhum AA KH. Asep Saeful Alam hingga kini di bawah asuhan KH. Abdul Aziz, nilai dasar pesantren tetap dijaga, serta keikhlasan dalam pengabdian dan integritas dalam keilmuan.

Riani Ani
Riani Ani
Mahasiswa Hukum Keluarga Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.